Oct 2, 2015

Sepenuh Rindu

Satu detik berlalu

lambannya serasa tujuh windu

ketika arti menunggu

pahit, bagai lidah tertimbun empedu


basah hujan kini tengah menjauh

kering angin semakin riuh bertabuh


barangkali hanya rindu

yang tak pernah mengenal musim

ia bermukim,

pada ruang-ruang jantung penuh candu


semisal hujan tak turun lagi

pun kemarau lantang bicara tak mengenal henti

kupastikan rindu tetap ada di sini

sebab ia jatuh dari hati, bersemi sepanjang hari


umpama langit tak teduh lagi

dan berbidang sungai tak beriak kembali

mata rindu akan selalu terjaga

susupi senyap jiwa berdahaga


sesudah itu,

kita menguyah indah bayangan senja

bersama rindu yang kita punya

Aku Rindu