Kadang hidup ini lucu, orang yang tadinya baik-baik kepada
kita, tiba-tiba menjadi benci kepada kita. Orang yang selalu baik-baik dikala
di depan kita, ternyata dibelakang kita menghina atau menjelek-jelekan kita
habis-habisan. Kenapa orang bisa berlaku seperti itu, apakah mereka tidak punya
hati, apakah mereka tidak bisa bicara jujur, ataukah mereka memang ada niat
yang jelek terhadap diri kita.
Biasanya orang yang tidak bisa menahan emosi dan hanya bisa
berani bicara di belakang itu, tandanya mereka lebih senang menusuk dari
belakang. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati apabila menghadapi orang
seperti itu, karena adakalanya mereka bicara didepan kita manis, tetapi
dibelakang kita malah menjelek-jelekan kita.
Hal ini bisa terjadi karena ini merupakan hal yang terpatri
sejak masih di keluarga. Ketika mereka ada di dalam keluarga, mereka didik
untuk saling menghargai dan mengungkapkan pendapat secara terbuka dan jujur
dengan pengungkapan yang baik, biasanya setelah dewasa hal ini akan terbawa
menjadi baik.
Lainnya halnya apabila, sejak masih di dalam keluarga mereka
didik tidak dengan baik, tidak didik bagaimana menghargai orang lain baik yang
lebih tua, yang seumur atau yang lebih muda sekalipun. Tentunya ini akan
berdampak, pada saat mereka menginjak dewasa atau dewasa, perasaan seperti ini
akan ada, dan mungkin akan jadi faktor utama sebagai pembentuk sifat atau
kepribadian kita.
Kalau dulu, menurut para orang tua, bahwa ketika jaman tahun
50-an sampai dengan tahun 60-an, sewaktu di sekolah dulu mereka diajarkan yang
namanya pendidikan budi pekerti. Tetapi setelah tahun 70-an sampai dengan
sekarang pelajaran pendidikan budi pekerti tersebut dihilangkan dari kurikulum
sekolah. Pada saat ini, para orang tua hanya mengandalkan kemampuan mereka
sendiri dalam memberikan pemahaman tentang budi perketi kepada anak-anaknya.
Mungkin itu bisa menjadi salah satu alasan, mengapa
kadang-kadang orang tanpa alasan menjadi serta merta benci terhadap orang lain.
Kadang kita sendiri tidak mengerti kenapa hal tersebut bisa terjadi. Apabila
pernah mengikuti pendidikan budi pekerti atau mengerti apa itu budi pekerti,
paling tidak kita diajarkan untuk saling hormat menghormati dan saling
menghargai antar sesama.
Menurut ilmu psikologi kepribadian, membagi pikiran menjadi
tiga bagian, yaitu pertama conscious mind (pikiran sadar), subconciuous mind
(pikiran bawah sadar), unconscious mind (kondisi tidak sadar). Pikiran
conscious mind adalah pikiran sadar kita, seperti pada saat kita melakukan
aktifitas harian, sedangkan subconciuous mind adalah pikiran bawah sadar kita,
yang mempengaruhi tingkah laku dan pengalaman kita, seperti rasa sakit, kecewa
atau konflik, sedangkan unconscious mind adalah pikiran tidak sadar kita.
Sekarang pertanyaannya kenapa orang bisa tiba-tiba benci
kepada orang lain ? Secara ilmu psikologi, hal ini terjadi dari pikiran sadar
kita yang menyerap atau menerima respon yang masuk kedalam otak, kemudian
lambat laun tertanan dalam syaraf-syarat pikiran kita dan akhirnya sampai masuk
kedalam pikiran bahwa sadar. Pikiran kita pada akhirnya sedikit demi sedikit
terkontaminasi oleh perasaan tersebut.
Bagi sebagian orang yang mempunyai pikiran positif dalam
diri mereka, kemungkinan kecil mereka akan terkena pikiran negatif, sehingga
kemungkinan kecil mereka akan mempunyai penyakit hati. Tetapi bagi mereka yang
dalam kesehariannya selalu berpikir negatif, maka kemungkinan besar hati dan
pikiran mereka juga menjadi negatif pula.
Dilain pihak, apabila ada orang yang benci kepada kita,
tentunya kita harus melakukan instrospeksi. Sehingga pada akhirnya kita dapat
mengetahui hal yang sebenarnya mengapa mereka benci pada diri kita, dan pada
akhirnya kita dapat melakukan perbaikan diri.
Sangatlah susah untuk mengukur sedalam apa hati manusia, apa
yang mereka pikirkan dan apa yang mereka inginkan. Menurut salah satu
peribahasa berbunyi bahwa dalam lautan dapat diukur, dalam hati siapa tahu.
Hingga saat ini memang belum ada alat yang dapat mengukur sejauh apa hati dan
pikiran seseorang, apa yang ada dalam pikiran seseorang dan apa yang
diinginkannya, karena rambut boleh sama hitam, tetapi hati siapa tahu.
Ada kalanya orang yang benci terhadap kita, pada akhirnya
berkomplot untuk membuat tudingan atau tuduhan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Apalagi ada orang yang tidak mempunyai prinsip kebenaran, maka jika
mereka diajak bicara mereka bisa dengan mudah terbawa ikut-ikutan. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari adanya masalah pribadi atau benci karena masalah
pribadi terhadap diri kita.
Memang kalau dilihat dari sisi orang yang benci terhadap
kita, mungkin mereka akan selalu berpikiran terbalik dengan apa yang kita
pikirkan atau yang kita inginkan. Tetapi satu hal yang harus kita ingat bahwa,
kadang orang benci terhadap kita bisa menjalar atau menjadi hal yang besar bagi
diri kita. Untuk itu dalam menghadapi hal seperti itu, apabila kita sebagai
korban tentu harus mawas diri, dan harus mencari solusi bagaimana keluar dari
masalah yang sedang dihadapi.
Kita janganlah terbawa emosi terhadap orang-orang yang benci
kepada kita, karena dengan kita emosi mungkin inilah yang mereka inginkan.
Mereka ingin melihat kita emosi dan akhirnya kita lepas kontrol akan situasi
yang ada, dan tentunya ini akan membuat mereka menjadi senang. Untuk itu, kita
haruslah bijak menghadapi orang yang benci terhadap kita, dan janganlah kita
terbawa arus dengan pola pikir dan pola permainan mereka.