Aug 25, 2014

Kenapa Orang Berbohong ?



DISADARI atau tidak, hampir tiap hari tiap orang pasti berbohong. Masalahnya, berbohong bermacam-macam sebabnya dan bermacam-macam juga tujuannya sebab semua dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor eksternal dan internal.

Ada dua faktor penyebab kebohongan:
1.Faktor internal
2.Faktor eksternal

ad.1.Faktor internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang berbohong.
1.Menutupi kelemahan/ketidakmampuan yang ada pada dirinya (minder)
Misalnya:Sebenarnya lulusnya tidak cumlaude, tetapi kemanapun pergi selalu pamer gelar sarjana.
2.Ingin dianggap “wah” oleh orang lain
Misalnya:Pamer mobil bagus seolah-olah milik pribadinya.Padahal mobil pinjam.
Misalnya: Naik haji, tetapi memakai uang hasil korupsi.
3.Sekadar ingin menyenangkan hati orang lain
Misalnya:Memuji orang lain cantik. Padahal sebenarnya kurang cantik.
4.Tidak ingin hal-hal yang bersifat privasi diketahui orang lain
Misalnya:Menjadi anggota Facebook, tetapi Profil diisi data palsu.
5.Sebagai usaha untuk meyakinkan orang lain
Misalnya: Dijamin tidak ada pemadaman listrik bergilir.Ternyyata ada.
6.Menghindarkan diri dari tanggung jawab
Misalnya:Membantah dia yang melakukan suatu perbuatan tertentu.
7.Bertujuan menipu orang lain
Misalnya:Menawari pekerjaan sebagai penjaga toko. Ternyata dijadikan PSK
8.Supaya dihargai orang lain
Misalnya:Mengaku-aku masih ada hubungan famili dengan presiden
9.Memang kebiasaan berbohong
Misalnya: Semacam kelainan kejiwaan
10.Karena punya tujuan tertentu.
Misalnya:Polisi yang menyamar sebagai calon pembeli narkoba.

ad.2.Faktor eksternal
Yaitu faktor yang ada di luar diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang berbohong.
1.Karena dibayar orang lain untuk berbohong
Misalnya menjadi saksi palsu
2.Melindungi/menyelamatkan diri sendiri atau orang lain dari ancaman seseorang
Misalnya:Mengatakan tidak tahu menahu,padahal sebenarnya tahu
3.Pengaruh pergaulan
Misalnya:Si A suka bohong karena iseng. Si B juga ikut-ikutan bohong.
4.Ingin merasa lebih.
Misalnya, si A bergelar S-2, maka seseorang mengaku bergelar S-3.
5.Karena alasan politik
Misalnya: Sebenarnya jumlah kemiskinan ada 39 juta orang. Namun demi politik pencitraan, dikatakan jumlah kemiskinan Cuma 16 juta orang..
6.Alasan bisnis
Misalnya:Sebenarnya produknya kualitas nomor tiga, tetapi mengakunya kualitas nomor Satu
7.Karena basa-basi
Misalnya: Ketika menghadap presiden, Si A ditanya bagaimana kabarnya. Maka si A menjawab baik. Padahal tidak baik.
8.Karena ingin mendapatkan uang
Misalnya: Acara infotainment yang banyak bohongnya
9.Karena tidak memenuhi persyaratan Misalnya:Mendaftar sebagai anggota Facebook, karena tidak punya foto, maka dipasangnya foto orang terkenal, foto kartun atau foto apa saja.
Masih banyak sebab dan tujuan orang berbohong. Namun hal-hal di atas adalah yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kesimpulan:
Baik atau tidaknya berbohong, tergantung daripada situasi,kondisi,sebab dan tujuannya.

Sumber  dari : filsafat.

Orang Yang Ilmunya Sedikit Seringkali Merasa Lebih Pandai



DALAM kehidupan sehari-hari kadang-kadang kita menemukan orang yang berbicaranya seolah-olah tahu benar atau mengerti benar tentang apa yang kita bicarakan atau apa yang kita tulis dalam bentuk surat pembaca, artikel buku atau apapun yang merupakan manifestasi daripada pendapat kita. Itulah kesan dan pengalaman yang dapatkan penulis selama menjadi penulis surat pembaca, artikel,  buku atau karya-karya tulis dalam bentuk lainnya. Bahkan apa yang kita katakan kadang-kadang juga dipersepsikan dan ditanggapi secara berbeda dan menyimpang daripada hakekat maksud yang sesungguhnya. Bahasa lisan atau tertulis yang kita lakukan, akan dipersepsikan salah oleh orang yang ilmunya sedikit.

Apakah semua orang yang ilmunya sedikit pasti merasa lebih pandai?
Tentunya tidak semuanya. Ada orang yang ilmunya sedikit dan menyadari bahwa ilmunya sedikit, justru mempunyai kesadaran untuk bertanya tentang hal-hal yang dia kurang pahami. Namun abanyak juga orang yang imunya sedikit tetapi merasa mengetahui sesuatu hal secara mendalam atau bahkan merasa mengetahui berbagai hal atau semua hal, padahal apa yang dikatakan hanya berdasarkan perkiraan dan tidak berdasarkan pengetahuan yang relevan yang dia miliki.

Apa yang dimaksud ilmunya sedikit
Yang dimaksud yaitu ilmu yang dimilikinya hanya satu bidang tertentu saja. Misalnya bidang ilmu ekonomi saja, ilmu politik saja, jurnalistik saaja, matematika saja, filsafat saja, psikologi saja dan ilmu-ilmu lainnya. Bisa saja dia juga secara otodidak juga membaca buku-buku di luar ilmunya, tetapi bisa saja cara memahaminya atau cara mempersepsikannya keliru sehingga apa yang dikatakannya juga keliru.

Apa yang dimaksud dengan pandai?
Sejauh menyangkut pengertian atau definisi, memang sangat relatif sifatnya. Namun yang dimaksud pandai pada umumnya adalah orang yang menguasai sebuah ilmu pengetahuan, bisa menerapkannya dengan baik dan bisa menemukan solusi yang baik disertai penalaran yang baik. Jadi ada unsur penguasaan ilmu, penerapan ilmu, solusi dan penalaran sehingga apa yang dikatakan dan dilakukan ada alasannya yang rasional.

Kenapa ada orang yang berlaku demikian?
Memang ada orang yang demikian yang biasa disebut dengan istilah “snob”. Yaitu sikap sok. Ada banyak macam sok. Dalam hal ini sok tahu, sok mengerti dan sok pintar. Penyebabnya bisa macam-macam Antara lain, malu kalau dianggap tidak tahu, ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia tahu dan mengerti (padahall sesungguhnya tahunya hanya sedikit bahkan samasekali tidak tahu), ingin dianggap hebat, takut dianggap bodoh, ingin mengalahkan lawan bicaranya dan yang lebih parah adalah ingin menyakiti hati lawan bicaranya. Memang ada orang-orang tertentu yang mempunyai perangai demikian.

Kecenderungannya pendapatnya ingin diketahui banyak orang
Biasanya, orang yang demikian, bicaranya harus didengar orang lain. Atau jika merupakan tulisan, maka diharapkan pendapatnya dibaca orang lain. Dengan demikian dia akan memperoleh kepuasan psikologis (yang semu).

Beberapa contoh
1.Kalau kita cermati komen—komen di blog/website yang tidak terkontrol, tidak terfilter oleh admin, maka dia akan menulis komen—komennya seenak sendirinya yang kadang-kadang dia tidak tahu sedang berbicara dengan siapa dan seringkali mengabaikan faktor etika, kesopanan dan bahkan perasaan orang lain. Dia merasa “superior”, merasa lebih pandai daripada orang yang dikomentarinya.
2.Tidak menguasai ilmu logika tetapi mengritik artikel tentang ilmu logika. Tidak faham psikologi tetapi mengritik artikel psikologi, tidak menguasai ilmu ekonomi tetapi mengritik artikel tentang ekonomi dan seterusnya.
3.Mengomentari hasil karya seseorang yang sesungguhnya dia tidak memahami latar belakangnya, maksudnya, alasannya maupun tujuan-tujuannya. Misalnya, ada seseorang membuat motor bertenaga surya, maka dia yang tidak faham hal-hal yang berhubungan dengan tenaga surya atau solar cell akan mengritik karya tersebut seolah-olah faham betul dengan teknologi tenaga surya. Padahal, pendapat-pendapatnya hanya berdasarkan perkiraan saja. Hanya seolah-olah tahu dan mengerti.
4.Kalau dia berhadapan dengan hal-hal yang dianggapnya tidak lazim, maka itu akan dianggapnya salah dan bahkan ditertawakannya. Misalnya ketika Wright Brother akan menguji coba pesawat terbang ciptannya, maka beberapa orang temannya yang tidak faham soal iitu, menertawakannya. Katanya, mana mungkin benda yang berat bisa terbang.
5.Suka mengritik dan mencela, tetapi dia sendiri tidak punya karya apa-apa. Pengalaman dan pengamatan penulis, orang yang suka mengritik an mencela karya seseorang , ternyata tidak mempunyai karya apapun.Kalaupun punya, hanya biasa-biasa saja. Itupun mungkin jumlahnya hanya satu dua saja. Dan belum tentu karyanya berkualitas. Apalagi, biasanya tidak pernah mendapatkan penghargan ataupun award dari lembaga yang terpercaya.

Snob dan sirik
Pada umumnya, orang yang snob juga sekaligus memiliki sikap sirik. Yaitu, selalu punya perasan tidak suka terhadap apa yang dikatakan, ditulis, dilakukan atau dimiliki orang lain. Pikirannya selalu negative thinking dan suka mencela. Dan selalu dia merasa lebih superior daripada orang lain.

Faktor kejiwaan dan pola berpikir
Pada umumnya, orang demikian ada sediikit mengalami masalah kejiwaan. Bisa karena galau, stres, tekanan psikologis atau bahkan bisa jadi karena mengalami kelainan kepribadian. Bisa juga karena cara berpikir atau cara berlogikanya yang keliru dan kekeliruan itu terus berlangsung. Atau, merupakan kebiasaan buruk yang tidak pernah disadarinya.

Enggan bertanya
Ciri lain yaitu dia enggan bertanya. Baginya, bertanya sama saja menunjukkan kebodohan. Oleh karena itu dia enggan bertanya walaupun dia sebenarnya tidak tahu. Supaya tidak dianggap bodoh, maka diapun berbicara atau menulis seolah-olah dia tahu. Padahal, bagi orang yang ilmunya banyak atau wawasan berpikirnya luas, tentu tahu bahwa apa yang dikatakan atau ditulus dia (orang lain) itu keliru.

Enggan  menghargai orang lain
Konsekuesinya adalah, dia tidak bisa menghargai pendapat maupun karya orang lain. Kalaupun toh menghargai, itu hanya merupakan basa-basi saja supaya dia dianggap bisa menghargai orang lain. Padahal, di samping menghargai, dia lebih banyak tidak menghargai. Hal-hal yang dianggap dianggapnya tidak lazim seringkali dianggapnya salah. Bahkan punya kecenderungan “menggurui” orang lain. Cenderung memaksakan pendapatnya atau suka “ngeyel” tanpa penalaran yang masuk akal.

Apakah bisa “disembuhkan”?
Tergantung dia sendiri. Kalau mau banyak baca-baca buku-buku ilmu pengetahuan, mau bertanya kalau tidak mengerti, terbuka terhadap pendapat orang lain, mau berusaha berpikir atau berlogika secara benar, mau mengakui ketidaktahuannya, bersikap low profile atau mau merendahkan diri, maka pastilah dia akan mengalami perubahan yang positif. Begitu pula sebaliknya.

Solusi
1.Sebaiknya kalau seseorang benar-benar tahu, bolehlah seseorang itu  berbicara.
2.Sebaliknya, kalau seseorang benar-benar tidak tahu, sebaiknya seseorang itu bertanya.
Inilah sikap orang bijak.

Semoga bermanfa'at .....


Aku Rindu