Feb 26, 2015

Pilih Pria Yang Kita Cintai Atau Pria Yang Mencintai Kita?



Mana yang lebih Anda pilih untuk menjadi pendamping hidup?
1. Pria yang Anda cintai, atau
2. Pria yang mencintai Anda.
Apapun jawaban Anda, coba luangkan waktu sebentar untuk membaca tulisan di bawah ini, terutama jika saat ini Anda masih single dan 'mengejar-ngejar' seorang pria idaman (tapi dia cuek saja).
Kejar Sampai Dapat! Lalu di-PHP-in
Masalah hati dan cinta seringkali menemukan jalan buntu, padahal jika Anda mau sedikit tenang, membuka mata dan membuka hati, ada banyak kesempatan cinta yang datang. Salah satu masalah cinta yang sering datang adalah.. wanita cenderung mengejar pria yang dia cintai, bahkan saat tahu bahwa pria ini cuek atau menjauh, wanita tetap kukuh pada pendirian hatinya: kejar sampai dapat!!! Apalagi jika si pria ini misterius dan bikin penasaran untuk ditakhlukkan.
Dalam kondisi seperti di atas, jika sang wanita terus menerus mengejar, si pria bisa melakukan dua hal. Satu, dia tetap cuek dan menganggap sang wanita hanya sebagai temannya saja (atau bahkan penggemarnya karena ngejar-ngejar terus). Kedua, sang pria diam saja, seolah-olah memberikan harapan. Kemudian sang wanita merasa jadi korban dan berpendapat kalau si pria adalah Pemberi Harapan Palsu (PHP). Padahal dari awal sudah jelas, pria ini hanya main-main dan tidak serius, bahkan cuek dengan segala kebaikan yang diberikan wanita.
Kebaikan Hati Pria Lain Jadi Tertutup
Di sisi lain, ada pria lain yang mendekati sang wanita. Pria ini lebih serius, lebih bisa menjaga komitmen dan mencintai sang wanita dengan hati yang tulus. Sayangnya, karena sang wanita masih sibuk mengejar-ngejar pria idamannya, pria baik hati ini cenderung diabaikan, bahkan sang wanita merasa pria ini kerjaannya hanya mengganggu saja. Padahal, jika sang wanita mau memberi sedikit saja kesempatan untuk mengenal pria ini, ada cinta yang lebih tulus, perhatian yang lebih besar, dan keseriusan untuk berkomitmen, tiga elemen yang tidak didapat sang wanita dari pria pujaan hatinya yang masih dia kejar-kejar itu.
Hey! Apakah Anda tersenyum kecut membaca tulisan di atas?
Jatuh cinta tidak pernah salah, pada siapapun hati Anda tertancap. Tapi sebuah hubungan asmara butuh kerjasama, jika hanya satu pihak yang menggebu-gebu tapi pihak satunya cuek, akan pincang. 
Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk mengejar pria idaman yang Anda cintai itu? Bagus jika dia membalas perasaan Anda, tetapi jika tidak, bukankah cinta tidak bisa dipaksakan? Berapa lama waktu sia-sia yang sudah Anda habiskan untuk mengejarnya? Pria yang serius dengan Anda akan memikirkan penuaan yang terjadi pada diri Anda (kita semua tidak bisa menghindari jam biologis).
Karena itu, jika Anda berada pada kondisi 'sang wanita' dalam artikel ini, tarik sebentar napas Anda. Mau mengejarnya sampai berapa lama lagi? Tidakkah Anda telah menutup mata dan hati pada pria-pria baik yang hadir dalam hidup Anda selama ini? 
Cinta memang tidak bisa dipaksakan, tetapi tidak ada salahnya Anda memberi kesempatan pria yang ingin mendekati Anda. Atau lebih tepatnya, memberi kesempatan diri Anda untuk mengenalnya. Bukankah lebih menyenangkan menghabiskan waktu bersama orang yang mencintai kita? Karena kita punya banyak kesempatan untuk balas mencintainya.


Feb 24, 2015

Jatuh Cinta Dengan Suami Orang, Bahagia Tapi Sengsara



Jatuh cinta tidak ada logikanya, betul tidak? Seseorang yang super pintar sekalipun bisa sangat bodoh ketika sedang jatuh cinta. Termasuk.. jatuh cinta dengan suami orang.

Tidak selamanya jatuh cinta dengan pria beristri memiliki konotasi negatif, mengeruk uang sang pria misalnya. Ada juga wanita baik-baik yang tulus mencintai suami orang, bahkan jatuh cinta teramat dalam dengannya. Namanya juga panah cinta, bisa menancap di hati siapa saja tanpa pandang bulu.

Sayangnya, ketika panah itu tertancap pada seorang pria yang sudah memiliki istri (bahkan memiliki anak), ada beberapa konsekuensi yang harus Anda tanggung jika nekat melanjutkan perasaan. Inilah beberapa di antaranya:

Cinta Yang Penuh Kebohongan
Cinta memang indah, tetapi dalam balutan kebohongan, Anda dan dia tidak akan pernah menikmati cinta yang sesungguhnya. Anda mungkin senang makan malam berdua dengannya, ngobrol sambil minum kopi dengannya, tetapi yakinlah, dia menemui Anda dengan setumpuk kebohongan pada istrinya. Demikian juga dengan Anda, Anda tidak akan pernah bisa bebas pergi dengannya, karena takut ketahuan jalan dengan suami orang. Main kucing-kucingan dan penuh kebohongan, itulah yang akan Anda lakukan.

Berpotensi Merusak Rumah Tangga
Sudah jelas, hubungan cinta seperti ini berpotensi merusak kebahagiaan pernikahan orang lain. Jika Anda berhasil memenangkan hati sang pria (tetapi pria biasanya lebih memilih istri dan anak-anaknya ketimbang selingkuhannya), maka Anda adalah sebab utama mengapa rumah tangganya berakhir. Anda sudah menciptakan sebuah perpisahan, perceraian dan juga trauma pada anak-anak pria yang Anda cintai.

Dicap Wanita Perusak Rumah Tangga Orang
Di Indonesia (bahkan di seluruh dunia), wanita lebih mudah dijadikan pelampiasan. Untuk kasus seperti ini, Anda akan dianggap duri yang melukai rumah tangga orang lain. Apapun alasannya, bahkan kalaupun yang menyukai Anda terlebih dahulu adalah sang pria, Anda akan tetap menjadi si wanita perusak rumah tangga orang lain. Siapkah Anda hidup dengan julukan itu seumur hidup? Bahkan hingga kelak jika Anda memiliki anak, cap negatif itu akan terus menempel.

Si Pria Bukan Orang Setia
Mungkin Anda bahagia bisa membuat seorang pria berpaling dari istrinya dan memilih Anda. Mungkin Anda terbahak-bahak saat sang pria lebih memilih makan malam dengan Anda daripada membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak-anaknya. Tetapi sadarkah dengan siapa Anda berhadapan? Dengan PRIA YANG TIDAK SETIA. Pria setia tidak akan melupakan keluarganya demi bersenang-senang dengan wanita lain, terlebih lagi jika hubungan Anda sudah memasuki 'zona terlarang'.

Apakah pria tidak setia ini yang Anda inginkan untuk menemani Anda seumur hidup? Jika ada wanita lain datang kembali dalam hidupnya, Anda bisa dengan mudah dia tinggalkan, seperti yang dia lakukan saat ini terhadap istrinya.

Sebelum Anda memutuskan untuk maju mendapatkan suami orang, kembalikan lagi pada diri Anda. Jika saat ini Anda dalam kondisi sudah menikah, punya anak, punya suami, lalu hadir wanita lain yang berusaha merebut suami Anda, apakah Anda rela? Kami yakin, tidak. Karena itu, janganlah Anda menjadi wanita lain itu. Jatuh cinta tidak pernah salah, tetapi masuk apalagi sampai merusak rumah tangga orang lain seringkali menyisakan penderitaan batin. 

Sebagai Wanita Bijaklah

Feb 23, 2015

Mengapa harus Menangis?

Kesedihan memang sangat berhubungan dengan Menangis, namun tak semua tangis berarti sedang sedih. Menangis memang hal yang biasa kita lakukan, bahkan waktu kita dilahirkan saja kita pasti menangis. Menangis juga teman yang sangat cocok apabila kita sedang bersedih ataupun patah hati. Menangis sangat identik dengan kaum Hawa, meskipun kaum Adam juga ‘butuh’ itu. Fenomena menangis kadang juga bisa disebabkan karena bahagia yang amat sangat. Aneh memang, karena Tertawa atau tersenyum mengidentifikasikan kita sedang dalam keadaan yang bergembira atau senang,tetapi menangis bisa dalam keadaan apapun.

Dalam kehidupan remaja misalnya, Menangis mungkin sangatlah wajar dialami oleh kaum hawa yang sedang merasakan pahitnya bercinta. Mereka selalu mengekspresikannya dengan menangis, mengapa? Jawabannya simpel, ‘mengurangi beban hati’. Tapi mengapa harus menangis?. Menangis pun mereka gunakan sebagai senjata yang ampuh kepada pasangannya, karena lelaki tidak tahan kalau Wanita menangis. Memang lelaki juga terkadang melakukannya, tetapi lelaki mempunyai cara dan suasana sendiri dalam menangis. Lelaki tidak suka orang lain melihat mereka menangis, mungkin karena lelaki malu, tetapi sebenarnya hal tersebut wajar – wajar saja.

Menangis memang terasa berbeda dengan tertawa atau tersenyum, menangis membutuhkan tenaga dan kosentrasi lebih banyak daripada tertawa. Sensasi yang diberikan saat kita menagis pun memang beda, kita merasa kita adalah orang yang paling menderita ataupun sengsara, padahal jika difikirkan dengan tenang, masalah kita belum tentu ‘layak’ untuk kita tangisi. Menangis memang identik dengan cengeng, tetapi apakah orang yang tidak pernah menangis, apa mereka tau apa yang kami rasakan?

Disaat kita sendiri, adalah waktu yang sangat mendukung untuk melakukan itu. Semua terasa pedih terasa, sangat sesak didada. namun sensasi setelah menangis terasa  ajaib memang, kita bisa lebih merasa tenang dan ringan. Mengapa harus menangis?.

Semua orang butuh menangis, semua orang berhak menangis, dan itu wajar. Tetapi tidak semua hal bisa untuk kita tangisi, air mata kita terlalu berharga untuk kita korbankan. Masalah ada untuk dipecahkan dan dicari jalan keluarnya, bukan hanya untuk ditangisi. Mengapa harus menagis?. Hidup memang tak selalu indah, tetapi inilah hidup, hidup tak kan berwarna jika tidak ada kepedihan dan air mata…..

Marah dan menangis itu satu jenis. Kalian akan menangis jika saking marahnya. Menangis itu juga satu jenis dengan senang. Kalian akan menangis jika saking senangnya. Dan tentu saja menangis itu benar-benar satu jenis dengan sedih. Kalian akan menangis kalau sedih” 

Menangis: Pertanda Lemah atau Masih Punya Rasa?

Menangis. Aktivitas ini kayanya “cewek” banget, ya. Identik dengan pribadi yang “lemah”. Apa iya? Ternyata, menangis itu adalah sebuah keperluan buat kita. Kita butuh menangis. Lho, kok? 

Seorang ulama pernah berkata, “Tidaklah air mata menjadi kering, melainkan karena hati yang mengeras dan tidaklah hati menjadi keras melainkan karena dosa yang terus bertambah.”

Ali, menantu Rasulullah itu, suatu hari pernah mengeluarkan kalimat indah tentang menangis. "Maka ingatlah, jika kalian mendapatinya (rahmat tangisan itu), manfaatkanlah untuk berdoa." Menangis itu ternyata rahmat. Dan jika kita kedapatan dalam kondisi membersamainya, berdoa adalah sebaik-baik aktivitas.

"Adalah sebuah kesalahan," kata seorang ulama, "kalau kamu ditimpa kecemasan dan kesedihan, lalu kamu berusaha menutupinya sekuat tenaga agar orang lain tidak melihat air matamu dan menyebutmu sebagai seseorang yang cengeng. Bukankah Nabi Allah, Muhammad Saw. telah mengucur air matanya di banyak waktu dan kesempatan sedang beliau adalah sebaik-baik manusia dan kamu justru ingin membuat jiwa jadi keras?”

Menangis itu, bukanlah ekspresi kelemahan. Itu adalah tanda bahwa kita masih merasa. Nah, sekarang kita bahas fakta medis seputar menangis, ya. ;)

Adalah seorang William Frey, seorang ahli biokimia menyampaikan fakta menarik tentang air mata. Apakah itu? Temuannya, air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun. Keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya dari mata.

Pembahasan tentang menangis hari ini akan ditutup dengan sebuah ayat nan indah, tentang menangis tentunya. “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. At Taubah:82). 

Menangislah. Kamu diperbolehkan menangis, bukan karna kamu cengeng, tapi karna kamu sudah terlalu lama kuat.” 



Aku Rindu