Sep 29, 2017

Tumbulah Wanita Seperti Mawar Berduri

Seorang wanita sempurna seperti setangkai mawar berduri. Dan
kesempurnaan mawar adalah pada durinya. Semua kisah, puisi,syair dari
klasik hingga postmodern memberi tajuk `mawar berduri’ untuk gambaran
kesempurnann bunga. Namun terkadang orang menganggap duri pada mawar
mengganggu, merusak bahkan menghalangi keindahan kelopak mawar.
Padahal justru dengan duri itulah setangkai mawar menjadi sempurna,
terjaga, terlindungi, tak dipetik sembarang orang.

Mawar adalah wanita, sedangkan duri pada mawar adalah aturan yang
melekat dari Allah bagi seorang wanita. Banyak orang mengatakan aturan
yang Allah buat untuk wanita, mengekang, sulit jodoh hingga sulit
mendapatkan pekerjaan. Padahal seperti duri pada mawar, justru aturan
itu yang melindungi, menjaga dan membuat seorang wanita mulia. Seperti
duri yang jadi penyempurna mawar. Maka aturan Allah yang menjadi
penyempurna wanita. Dan jika mawar berduri adalah mawar yang sempurna,
pastinya wanita dengan aturan yang melekat dari Tuhannya pula wanita
yang sempurna.

Seorang wanita sempurna seperti mawar di tepi jurang. Bukan mawar di
tengah taman. Jika mawar ada di tengah taman cenderung semua tangan
bisa memetiknya, dari orang biasa hingga orang `kurang ajar’ yang
nekat memetik walaupun ada tulisan “Dilarang memetik bunga”. Walau ada
larangannya orang tetap berani memetik, toh di bawah tulisan larangan
itu hanya tertulis ancaman “denda sekian puluh ribu atau kurungan
sekian bulan”. Tapi jika ada di tepi jurang tentu tak semua tangan
berani menyentuhnya.

Maka wanita, tumbuhlah di tepi jurang. Hingga tak sembarang tangan
lelaki bisa menyentuhmu. Hingga jika pun suatu saat ada seorang lelaki
memetikmu, pastilah lelaki yang paling berani berkorban untukmu. Bukan
sembarang tangan, bukan sembarang orang, bukan sembarang lelaki.
Karena wanita bukanlah barang murah yang boleh disentuh seenaknya.
Bukan barang hiasan yang bisa dipetik dengan ancaman kecil.

Sep 27, 2017

Wanita Perusak Dan Perebut Suami Orang

Apapun alasannya merusak hubungan orang lain itu dosa, dosa karena telah menyakiti perasaan orang lain. Dosa telah menyakiti perasaan hati sesama wanita, sekalipun alasanmu karena alasan cinta atau terlanjur cinta. Karena cinta itu tidak melukai perasaan orang lain dan bukan cinta namanya bila masih ada hati yang lain yang tersakiti.

Bagi laki-laki, tidak ada godaan yang lebih besar daripada godaan wanita. Dalam status sosial dan ekonomi apapun, kehadiran wanita dalam kehidupan laki-laki akan selalu menarik perhatian. Bahkan tak jarang kehadiran tersebut membuat banyak laki-laki jatuh bangun dibuatnya. Meskipun demikian, hal tersebut tidak serta merta menjadikan semua wanita sebagai individu-individu penggoda.

Mereka tetap mempunyai kontrol terhadap dirinya sendiri agar tetap disegani dan dihormati keberadaannya. Sayangnya, masih banyak wanita yang acapkali mengabaikan kemuliaan martabat dan pentingnya arti sebuah kehormatan. Mereka dimanjakan oleh nafsu sehingga rela melakukan berbagai hal yang justru merusak nama baiknya sendiri. Salah satunya adalah wanita yang mau bersusah payah merebut suami orang.

Sampai sekarang saya masih suka bingung sendiri, kenapa ada wanita yang ngotot mau mendapatkan suami orang? Tak hanya itu, wanita perebut suami sepertinya juga mudah terbuai dengan bualan lelaki yang mengatakan bahwa ia akan menceraikan isterinya pada saatnya nanti. Hal apakah yang bisa mendorong seorang wanita bisa berbuat demikian? Mungkinkah kemilau harta dan  kenikmatan hidup telah mendorong wanita-wanita perebut suami untuk melakukan apa saja agar sang lelaki jatuh ke dalam pangkuannya? Atau mungkin itu dikarenakan oleh rasa cinta? Rasanya sulit untuk menerima alasan bahwa merebut suami orang adalah tindakan atas nama cinta yang dapat dimaklumi.

Bagi saya, alasan tersebut nampak dibuat-buat dan sebuah pembenaran yang dipaksakan. Menggunakan cinta sebagai dalih untuk merebut suami orang adalah perbuatan menipu diri sendiri. Karena cinta tidaklah buta, dan cinta tak mungkin mendorong kita untuk berbuat kerusakan. Apalagi hingga menghancurkan rumah tangga orang lain. Apabila ada wanita yang mengatasnamakan cinta untuk merebut suami orang, maka saya yakin cinta sesungguhnya bukanlah pada sang lelaki. Tapi pada apa-apa yang bisa diberikan lelaki tersebut sehingga sang wanita bisa terus memanjakan nafsu keduniaannya.

Dan sebelumnya saya pernah menulis tentang wanita perebut suami orang, ketika itu ada seorang wanita yang merasa dan marah, dan dia mengatakan demikian, "Kamu belum merasakan cinta yang kamu rasa memiliki karena tak bisa dikatakan,  bukannya selingkuh tapi suatu saat kamu merasakan cinta dengan orang lain yang lebih nyaman".

Walah, cinta se cinta buk, tapi kalau suami orang??? ihhh.. amit-amit jabang baby dech, no way!! Jadi istri muda atau jadi istri hasil merebut dari suami orang, itu bukan solusi brilian, Apalagi kalau pangkatnya cuma jadi istri simpanan, Emang TAPE yang belum mateng sehingga butuh disimpan segala, atau dengan bangga merasa sudah bisa merebut suami orang ya, hedehh otaknya di mana se.

Ketika ada wanita yang protes dengan tulisan-tulisan saya tentang wanita perebut suami orang atau wanita simpanan, dikarenakan wanita itu sedang mengalami sebagai  perebut suami orang, dia merasa bangga bisa memiliki dan dinikahinya lelaki yang sudah direbutnya, kenapa dia bangga? Karena suami yang di rebut dan di nikahinya adalah suami musuhnya, jadi kalau sudah bisa menikahinya dia merasa menang merasa bisa merampas dan membalas sakit hatinya dengan cara yang menjijikan.

Selama ini kebanyakan orang menganggap bahwa wanita pelacur adalah perempuan murahan, nyatanya ada yang lebih murahan dari seorang pelacur ya itu perempuan perusak hubungan orang. Oleh mereka melacur dijadikan sebagai profesi karena butuh uang, mereka tidak pernah menjadikan pelanggannya sebagai suaminya atau meminta menikahi dirinya. Mereka baru mau mendekati asal dibayar, sementara perebut pasangan orang atau perusak hubungan orang itu mau mendekati karena ingin memiliki dan mengatas namakan cinta orang lain yang lebih nyaman.

Saya kok gak habis pikir ya, ini wanita otaknya di mana se, kalau dilihat dari jabatan sebagai abdi negara, sekolah juga tinggi, tutur kata di setiap komunikasi ke orang selalu baik, dan selalu menulis status tentang kebaikan, tapi berbuat dan melakukan kebaikan di dunia nyata kok gak dilakukan, bukanya saya merasa wanita yang sok bener atau sok suci, tapi mbok ya'o kalau mikir jangan pakai dengkul, coba pakai otak dech, tempatkan dirimu diposisi wanita yang kamu rebut suaminya, jika kamu menjadi aku, dan aku menjadi kamu, gimana perasaanmu? Kalau kamu waras, kamu pasti akan merasakan sakit, tapi kalau jiwamu sudah sakit, berarti kamu gak waras, orang gak waras punya perasaan bangga dan bisa pamer narsis hahahihi di media sosial dengan suami orang, ihh..amit-amit dech, kok jijai amat ya saya melihatnya.

Dengan begitu, cukup adil kiranya jika saya mengatakan bahwa wanita perebut suami sebenarnya adalah wanita-wanita pemalas, wanita lebih rendah dari pelacur. Malas mensyukuri, malas berusaha, malas mewujudkan harapan dengan cara yang benar. Rasa malas ini pada akhirnya menjadikan mereka individu-individu yang pesimis dan selalu ingin hidup dengan cara instan. Yang anehnya lagi, wanita perebut suami suka dengan "polosnya" membuat anak. Seolah-olah anak hasil selingkuhan adalah stempel mujarab untuk membuat sang lelaki tak berdaya dan takluk pada kemauan sang wanita.

Tapi tak sampai di situ saja. Jika dirasa perlu, merekapun tak sungkan untuk memainkan peran sebagai "korban" dan menggunakan anak hasil selingkuhan sebagai alat untuk mendapatkan belas kasihan. Alangkah menyedihkan jika kita memikirkan kehidupan anak-anak yang dihasilkan dari perselingkuhan. Kelak mereka akan hidup dalam dunia yang membingungkan, serba salah, dan tentunya memalukan.

Wanita perebut suami, tidakkah mereka berpikir bahwa segala upaya untuk bisa "memenangkan" suami yang tergoda hanya akan berujung pada rasa sakit? Jika seorang wanita berhasil merebut suami orang dan kemudian menikahinya, tidakkah ia berpikir bahwa suami barunya bisa meninggalkannya kapan saja dengan cara yang sama? Merebut suami orang kan menyakiti keluarga suami dan pada akhirnya akan menyakiti wanita perebut suami itu sendiri. Merebut suami orang bukanlah pilihan cerdas ataupun realistis. Merebut suami orang adalah salah satu bentuk keserakahan akan kemilau harta dan kenikmatan duniawi.

Jadi gak usah ngerasa bangga dan gak usah sok cantik kalau cuma dapetin laki-laki yang sudah memiliki pasangan. Secantik apapun kamu dan sebagga apapun kamu, selama kamu dapetin laki-laki yang sudah memiliki pasangan, yang ada kamu hanyalah sebagi perempuan perebut suami orang.

Sampek kapan pun kamu akan di cap sebagai perempuan murahan, nah terus masih mau bagga jika kamu mendapat gelar seperti itu? Seperti gak ada laki-laki lain saja harus merebut milik orang lain. 


Sungguh sayang jika ada wanita yang rela merendahkan martabat dan kehormatannya sendiri demi mendapatkan sesuatu yang bukan haknya semenjak awal.

Aku Rindu