Biarkan bisu menenggelamkan kata-kataku. Biarlah doa menjadi
satu-satunya bahasa rinduku yang di alamatkan padamu melalui Tuhan-ku.
Daripada harus membunuh setiap detik senyum yang seharusnya bisa
menghiasi wajahku, tapi mati karena ketakmampuanku melayangkan kata yang
tepat ketika berada di hadapanmu.
Mungkin memang begini caraku mencintaimu—bersembunyi di balik laman biru tua sambil mengeja setiap kata yang tertuang dalam huruf-huruf dari jemarimu.
Mungkin memang begini caraku membahasakan rindu—berdoa diam-diam di sepertiga malam dan menyebut dengan jelas namamu dalam keheningan.
Akan kupercayakan pada Tuhan segala perasaan yang hingga kini masih aku simpan. Segala sesuatu akan indah pada waktu yang tepat menurut-Nya. Pasti.
Mungkin memang begini caraku mencintaimu—bersembunyi di balik laman biru tua sambil mengeja setiap kata yang tertuang dalam huruf-huruf dari jemarimu.
Mungkin memang begini caraku membahasakan rindu—berdoa diam-diam di sepertiga malam dan menyebut dengan jelas namamu dalam keheningan.
Akan kupercayakan pada Tuhan segala perasaan yang hingga kini masih aku simpan. Segala sesuatu akan indah pada waktu yang tepat menurut-Nya. Pasti.