Jan 28, 2019

Aku Rindu


Aku rindu, saat-saat kita belum saling mengenal dulu. Masih saling memandang malu-malu, bergegas berlalu karena takut raut muka tertangkap penuh rindu.

Aku rindu, saat kita masih saling menerka rasa, yang seperti apa yang ada dalam dada masing-masing, apakah hal yang sama?

Saling tenggelam pada kekaguman masing-masing. Saling larut dalam keindahan masing-masing. Belum tau segala kekurangan dan keburukan pada diri kita, yang kadang, kita sendiri pun benci.

Lalu, bukankah saatnya kita beranjak pada penerimaan? Sejauh apa kita menerima diri kita sendiri? Lalu, bagaimana bisa menerima diri yang lain tuk hidup bersama?

Ahh, nanti dulu.

Kehidupan


Yang dahulu biasa terik, sekarang hambur mendung kelabu. Penuh keraguan perihal apa-apa yang belum terjadi. Sering lupa akan tujuan utama dan tergoda beberapa variabel antara maupun perancu duniawi. Pergulatan demi pergulatan memenuhi sesak ruang nurani dan pikir. Kemudian menyisakan tanya, “Apa gerangan yang sebenarnya kucari?”.

Perlahan gusar berubah menjadi gerimis. Ia jatuh laiknya tamu tak diundang. Makin berusaha dibendung, justru semakin deras ia bertandang. Riuh ricuh lalu lalang sekitar mendadak senyap. Dalam hening yang diciptakan, teriakan keras tiba-tiba menyeruak dari palung hati terdalam,

“Aku belum menyerah! Tuhanku jauh lebih besar dari ketakutanku. Atas kehendak-Nya, bulat tekadku tak mudah berlalu. Akan kubuktikan, aku pantas diciptakan sebagai makhluk-Nya.”

Sebenarnya, cahaya itu tak pernah benar-benar padam. Tuhan selalu memberi kesempatan bagi siapa saja yang mengusahakan kebaikan dan melangitkan doa-doa. Semangat juang masih diizinkan membara. Kepak asa siap dikembangkan, berkelana melampaui batas-batas yang pernah ada.

Semoga perjalanan ini berakhir dengan pendaratan terbaik. Aku dan kamu sama, sedang mengemban amanah luar biasa yang disebut dengan kehidupan.

Jan 24, 2019

Ditempatku Hujan Yang Tak Berkesudahan


Sedang di tempatku hujan yang tak berkesudahan. Rintik air perlahan menjadi hujan yang mengalir. Air yang perlahan jatuh ke bumi, hinggap di daun, lekat di ranting dan jatuh ke tanah serta diserap akar pohon. Ada juga yang memilih jatuh di jendela kaca tepat disebelahku saat ini. Apakah tempatmu juga sama?

Sedang ditempatku dingin menyergap. Berkebalikan dari siang tadi, panas yang menyengat bumi. Sengaja aku tidak mengenakan jaket tebalku, sebab tubuhku sudah hangat dengan secangkir kopi yang sengaja aku meminumnya perlahan agar hangatnya tertahan. Ada juga roti yang ku beli tadi sore, sebelum turun hujan, sebelum turun malam. Apakah tempatmu juga sama?

Sedang ditempatku gelap telah menyelinap dan lampu yang padam, hanya ditemani cahaya dari layar laptopku yang mungkin saja sebentar akan mati dengan sendiri. Harusnya malam ini, bulan benderang lagi, yah purnama jatuh lagi. Tepat sebulan yang lalu aku menemuinya. Inilah malammu gadis penikmat purnama. Apakah ditempatmu juga sama.

Jika ditempatmu hujan, berdoalah. Sebab hujan pintu diterimanya doa

Jika tempatmu dingin, nikmatilah. Sebab hati dan jiwamu perlu didinginkan.

Jika ditempatmu gelap, tidurlah. Esok pagi kau akan kukirim sebuah mentari agar harimu teruslah terang. Lelapkan mata dan jangan lupa berdoa.

Tentang Hujan


Belakangan ini hujan datang sepanjang hari bahkan terkadang hingga sepanjang malam, terkadang diikuti dengan gemuruh petir yg membuat kita terkaget lalu ber istighfar.

Embun dan dinginnya angin bekas hujan tadi malam menemani perjalanan kita ke tempat kita bekerja atau sekedar keluar rumah. Basah kuyup kita ketika pulang kerumah.

Tapi sungguh banyak makna dibalik turunnya hujan, tidak lain adalah karena kasih sayang Allah pada ciptan-Nya.

Begitu pula dengan dirimu, sungguh Allah teramat menyayangi engkau. Kadang ada hal yg tidak sesuai kehendakmu tapi sungguh Allah berada disisimu untuk menguatkanmu, memintalah pada Nya maka ia akan berikan. Menagislah pada Nya maka ia akan kuatkan dirimu.

Sungguh hidup ini adalah perjuangan, kadang ada hujan kadang ada pelangi. Namun kasih sayang Allah padamu lebih besar dari semua perjuanganmu. Bersyukurlah

Jan 23, 2019

Saling Berbagi Dan Memberi


Seperti menunggu tergelincirnya matahari agar bisa melihat ramainya bintang dan bulan, yang seakan saling berlomba mana diantara mereka yang paling terang. Dan saat datang fajar yang perlahan memudarkan pesona malam, semua cahaya akan kalah oleh sinar matahari pagi. Dia besar dengan panasnya, datangnya ia membawa semangat semua orang untuk terus melanjutkan rencana hidup. Sampai ia tergelincir, menandakan ada tubuh yang harus diistirahatkan.

Sama seperti hidupmu, jika hanya berisi persaingan mana yang lebih tinggi, atau mana yang lebih berkuasa, semua hanya akan mendapatkan lelah saja. Cobalah menjadikan hidupmu untuk menebar manfaat, meski hanya sedikit. Tanpa memikirkan balasan oranglain padamu.

Tidak ada yang menjamin akan hidup dan tinggal dimana kamu esok, tidak ada yang menjamin akan menjadi apa kamu esok, tapi yang pasti bahwa semua yang Dia berikan adalah yang terbaik untukmu. Dan saat itu kamu akan tau, bahwa tujuan hidup ini adalah untuk saling berbagi dan memberi manfaat. bukan untuk disimpan sendiri hingga mati.

Lepaskan dan Biarkan


Jika ada nama yang kamu sebut dalam doamu agar kelak menjadi bagian dari hidupmu, maka melepaskannya adalah sebuah ketenangan. Kamu tidak terikat dengannya, dan ia tidak terikat denganmu. Merugi sekali jika hati dan hidupmu hanya terpaku pada satu orang saja.

Ketahuilah, ada seseorang yang tanpa kamu kenal dan ketahui telah menyebut namamu, ia bahkan tidak mengenalmu. Jangan biarkan keterpakuanmu pada satu orang, menjadi penghalang yang terbaik untuk masuk dan menjemputmu. Ia ingin menemuimu dengan kesiapannya, namun terasa berat saat ternyata hatimu tertawan oleh rasa yang mengeras tersebab cinta buta. Lepaskan saja, dan biarkan yang terbaik untuk menjemputmu.

Benarlah waktu itu seperti permainan, terasa cepat berlalu jika hanya mengisinya dengan mainan dunia, entah sibuk mencari harta, menemukan separuh hati, atau menghias diri untuk mendapatkan pujian. Dunia itu manis dan candu bagi mata yang terpikat padanya.

Berhentilah sejenak, sekedar meregangkan tubuh dari singkatnya perjalanan dunia menuju kematian, merefleksikan hati sudah seberapa banyak usia dan sesiap apa melewati kehidupan berikutnya. Sekedar mengingatkan pada yang lupa, kita.

Jangan takut untuk mengutarakan maksud hati padaNya, jangan takut untuk meminta hidayah padaNya, Dia tau apa yang kamu rasakan, namun ia menunggumu untuk mengadu padaNya, luangkan waktu. Di setiap sholat dan dzikirmu.

Lepaskan ia, jangan takut.

@jndmmsyhd

Jan 18, 2019

Menjadi Lebih Mengerti


Saya membayangkan suatu pagi yang mendung. Dedaunan yang meranggas. Jalanan yang masih basah setelah dibasuh gerimis semalaman. Dan disitu, dipinggir jalan itu, ada ia yang tengah bergegas menuju kantornya. Bekerja seperti orang-orang. Menjemput rizki seperti siapapun. Dan bersiap menimba ilmu seperti para pelajar.

Matanya masih mengantuk. Kurang tidur karena terlalu asik mengumpulkan gugusan wawasan dan pengetahuan terkait bidangnya yang semalaman terpercik dari buku-buku yang ia baca. Yang lalu ia rapikan ke dalam buku catatannya sendiri. Yang saking asiknya berseru-seru “OH GITU!“ sampai hampir lupa ia beranjak ke kasur.

Tetapi pagi ini serupa dengan pagi yang lain. Berkali-kali ia menguap tapi wajahnya tidak layu. Bernyanyi-nyanyi perutnya karena tak sempat sarapan tapi langkahnya tidak gontai. Yang ada adalah semangat dalam dadanya. Yang ada adalah rasa penasaran dalam hatinya, kedapatan ilmu apa lagi hari ini?

Dan saya membayangkan setiap orang seperti itu.

Kita pergi bekerja, tapi gairah kita tak kalah dengan anak kelas satu SD yang baru pertama kali ke sekolah dan bersorak-sorak sepanjang jalan, “HORE! AKU SEKOLAH!!!“

Kita pergi ke kampus, tapi perasaan kita selalu berantakan saking gugupnya karena senang akan menjadi lebih tahu dari hari kemarin. 
Sebab menjadi lebih paham setiap harinya adalah cita-cita kita. Sebab menjadi lebih mengerti setiap harinya adalah harapan kita sejak dulu-dulu. Alasannya satu, ada perasaan yang menyenangkan waktu belajar, waktu sadar bahwa kita masih bodoh, dan waktu tersenyum-senyum mendapati satu rahasia dunia terkuak lewat buku, lewat penjelasan guru-guru, lewat diskusi yang dilemparkan dosen kita pada suatu kuliah.

Dan kita tersadar, bahwa menjadi lebih mengerti itu ternyata membuat kita bahagia.

Jan 17, 2019

Ijinkan Aku Mencintaimu


Pikiranku selalu melayang
Pada dirimu dalam bayang
Yang ku lukis indah dalam imaji
Demi menghiasi sanubari 


Terurai jelas kisah kita
Yang merajut kasih di atas perbedaan
Membuat kita semakin mengenal perihnya cinta
Kisah kasih yang tak berujung, tak bertuan


Aku tidak mengerti jalan pikiranku
Terletak diantara haru dan biru
Terombang-ambingkan oleh waktu
Langkahku gontai, semangatku layu 


Aku masih mencari
Untaian rindu yang tak terelakkan
Aku pun menemukan
Jalinan cinta yang tersematkan pada jantung hati


Jika engkau harus pergi,
Mungkinkah engkau menggantungkan rasa ini pada dinding hatimu?
Jika aku dapat meminta,
Ijinkanlah aku untuk mencintaimu

Jan 14, 2019

Ketika Emas Bertemu Tanah


Emas berkata pada tanah, “Coba lihat dirimu, suram dan lemah, jelek dan dekil. Apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku? Apakah engkau berharga seperti aku?” .

Tanah menjawab, “Aku memang tidak berkilau seperti kamu, tapi aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan lainnya, apakah kamu bisa?” Emas pun terdiam seribu bahasa.

Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama. Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.

Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun. .

Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain. .

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar-benar bernilai.

Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain. Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan. Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.

Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima. Hiduplah seperti tanah.

Jan 12, 2019

Kesejukan Embun


Bagiku, embun itu menenangkan. Embun itu menyejukkan. Embun itu istimewa. Istimewa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Embun itu mampu menyapu luka, duka, maupun lara yang tak sanggup hujan bawa pergi. Embun itu setia menanti, ia juga pendengar yang baik bagi hujan, ia rela menanti hujan selesai mencurahkan tangisnya pada penduduk bumi. Buktinya saja dia hanya akan hadir menyapa penduduk bumi ketika tangis hujan sudah reda. Embun tak pernah egois. Embun itu teramat bening. Bening yang memancarkan keikhlasan dan ketulusan.

Matahari akan sempurna jika ada hujan. Tapi hujan akan semakin sempurna jika tergenapi oleh embun. Pelangi memang mampu menggenapi hujan, membuat hujan menjadi sempurna. Namun, sayangnya pelangi hanya mampu terlihat ketika langit masih berwarna biru. Pelangi tak mampu hadir kala malam menyelimuti langit. Sementara hujan, ia bisa datang kapan saja. Tak peduli langit berwarna biru ataupun hitam. Tak ada yang tau dimana hujan akan jatuh. Hujan bebas jatuh dimana saja serta pada waktu yang tak pernah terprediksi sekalipun. Lalu, siapa yang akan memberitahu dunia bahwa ketika mereka terlelap hujan telah hadir. Hujan sudah menyapu kenangan, hujan sudah merangkum mimpi dan membawanya ke samudera lepas untuk kemudian menyampaikannya pada langit. Siapa yang akan menyempurnakan hujan jika itu terjadi? Embun, hanya embun yang mampu menyiratkan kehadiran hujan. Hanya embun yang mampu menyempurnakan hujan di waktu malam. Hujan menitipkan jejaknya pada embun.

Embun bukan dayang-dayang. Embun menggenapkan. Mereka bukan meniadakan. Mereka bukan bak ratu dengan dayang-dayangnya. Tak akan ada yang tahu jika hujan telah hadir kala malam menyapa tanpa adanya embun di dedaunan kala pagi menyambut. Begitupula embun, embun tak bisa hadir jika hujan tak berkunjung menyapa penduduk bumi. Embun dan hujan akan tetap bersama. Saling membutuhkan namun acap kali tak ada yang menyadarinya.

Selamat datang embun, selamat datang di kerajaan mimpiku. Semoga kamu betah untuk selalu berjalan beriringan denganku. Menyapa penduduk bumi dan menebar bahagia

Percayalah, kita memang ditakdirkan untuk menggenapi.

Jan 10, 2019

Bahagia Memang Sederhana


mungkin iya aku setuju, bahagia memang sederhana. se-sederhana melihatmu tersenyum dan aku turut tersenyum karenanya. bahagia memang rasanya begitu sederhana. bahkan terkadang hanya perlu dirasa dan tak bisa diucap atau diungkapkan dengan apapun.

tapi bukan itu yang sedang kucoba untuk mengerti. ada yang sedang kupahami lebih dari sekedar rasa, yaitu prosesnya. proses untuk merasa bahagia.

mungkin iya hanya dengan melihat seseorang tersenyum maka kamupun bisa merasakan bahagia itu, terlebih jika dia yang tersenyum adalah orang yang begitu kamu sayangi. tapi… proses untuk melihatnya tersenyum bukanlah perkara mudah, kan?

anggaplah ketika kamu dan dia memiliki jarak. untuk melihatnya tersenyum maka perlu ada jarak yang kamu pangkas. atau bila memang tak sempat memangkas jarak, kamu perlu menyapanya melalui media lain yang mampu memperlihatkan senyumnya. tapi selain jarak bukankah ada waktu yang juga turut berperan? kamu bisa sedang dia tidak, atau sebaliknya.

mengerti apa yang sedang coba untuk kumengerti?

semoga masing-masing kita menghargai setiap proses yang sedang dijalani untuk merasa bahagia dan menciptakan bahagia. entah untuk diri sendiri atau orang lain.

Jan 9, 2019

Hatimu Jauh Lebih Berhak Bahagia


Jangan terlalu memikirkan hati orang lain. Karena sebenarnya, hatimu jauh lebih penting untuk kamu pikirkan. Hatimu jauh lebih berhak bahagia.

Jangan pernah memikirkan perasaan orang lain tapi kamu sendiri mengabaikan perasaanmu yang sudah porak-poranda dihantam badai kekecewaan maupun terpaan ombak luka.

Jangan pernah berusaha membahagiakan orang lain jika hatimu sendiri belum bahagia.

Bukan aku tak mengijinkanmu membahagiakan orang lain. Tapi, bagaimana orang lain bisa bahagia, jika kamu saja tak pandai membuat dirimu bahagia?

Jangan pernah terus menerus membubuhkan luka pada hatimu dengan terlalu berharap pada dia yang tak menaruh harap padamu.

Apa kamu tak kasihan dengan hatimu yang sudah hancur berserakan itu? Dia bisa bahagia tanpamu, mengapa kamu tidak?

Mengapa kamu tak mencoba membuka hati untuk orang baru?

Mengapa kamu tak mengijinkan orang lain membahagiakanmu? Bahagiamu bukan hanya pada dia semata

Aku peringatkan sekali lagi, kamu berhak bahagia dengan ataupun tanpanya.

Bila dia memang ingin kamu bahagia, tak seharusnya dia pergi meninggalkanmu dan mencari bahagia baru.

Bila dia memang ingin kamu untuk hatinya, dia tak akan pernah meninggalkanmu walau badai masalah datang menghampiri. Bukankah cinta mampu mengatasi masalah yang hadir?

Bila dia memang menginginkanmu dia tak akan repot-repot berkata dia tak baik untukmu. Toh, nyatanya cinta tak mengukur kadar baik buruk maupun pantas tidak pantasnya seseorang.

Bila dia memang masih menyayangimu, dia tak akan semudah itu menjalin hubungan baru dan bersenang-senang di belakangmu. Dia diam-diam melakukan itu bukan untuk menjaga perasaanmu. Dia berbuat demikian hanya untuk mengantisipasi kalau-kalau dia bosan, dia bisa kembali padamu

Bilang masih sayang memang mudah. Bilang rindu pun gampang. Tapi ketika ucapan tak sejalan dengan perbuatan yang dia lakukan, masihkah kamu mempercayainya?

Ayolah, jangan pernah menjadi bodoh karena terlalu mencintai seseorang. Perasaanmu pantas untuk diperjuangkan. Perasaan mu pun berhak untuk dibahagiakan.

Aku bukan sedang mengguruimu. Aku bukan sedang menyalahkan perasaanmu. Aku juga tahu mengenai perasaan memang tak ada yang bisa mengingkarinya. Aku juga bukan sedang memarahamimu. Aku hanya ingin membuatmu tersadar, sedikit saja, lihatlah melalui kacamatamu yang tak pernah kau bersihkan itu. Bersihkan kacamata itu, agar kamu mampu melihat bahwa Tuhan sudah memberikanmu isyarat, bahwa Tuhan sudah memberikanmu banyak petunjuk. Sadarlah! Yang kamu perlukan hanya sadar akan segala yang berada di sekitarmu. Sadar akan kehadiran orang-orang yang mencoba memberimu bahagia. Sadar akan mereka yang begitu rindu akan senyummu.

Aku hanya ingin membuatmu mengerti akan satu hal …

Hei, aku beritahu padamu sekali lagi. Kamu itu berhak bahagia! Dan bahagiamu itu penting. Bahagiakan dulu dirimu jika kamu ingin merasakan bahagia dari orang lain atau bahkan memberikan bahagia untuk orang lain.
Terlampau banyak yang menantikan senyuman dan kebahagiaanmu kembali

Jan 4, 2019

Menikah di Usia Dini


Menikah di usia dini atau di usia tergolong remaja, akan lebih rentan mengalami pertengkaran, karena secara psikologis, remaja yang belum mengenal jati dirinya secara utuh terpaksa harus beradaptasi dengan pasangannya yang juga sama-sama belum memiki kedewasaan pikiran untuk menerima kekurangan atau kelebihan pasangan. Akibatnya, karena belum mampu mengendalikan emosi maka akan terjadi perselisihan dari hal-hal kecil yang berujung pada terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Secara materi, menikah di usia dini rentan mengalami masalah ekonomi karena keduanya belum dapat mengatur keuangan dengan baik dan penghasilan yang diperoleh pun cenderung rendah. Masalah kesulitan keuangan dalam rumah tangga ini bukan hanya akan berpengaruh pada rendahnya tingkat kesejahteraan, namun juga akan menjadi pemicu pertengkaran hingga perceraian.

Karena dianggap tidak siap berumahtangga, orang tua dari pasangan pernikahan dini akan ikut campur dalam kehidupan rumah tangga anaknya, dengan dalih membantu membiayai rumah tangga, orang tua akan sibuk juga mengatur kehidupan anak dan pasangannya untuk hidup sesuai keinginan orang tua. Bila tidak cocok, keributan atau pertengkaran bukan hanya terjadi antar pasangan tetapi juga dengan orang tua.

Secara medis, risiko menikah dini ada pada perempuan, karena bila terjadi kehamilan di usia dini, secara fisik rongga panggul belum siap mengandung, kemungkinan terjadinya anemia dan tekanan darah tinggi selama proses kehamilan, kemungkinan terjadi pendarahan yang mengakibatkan keguguran kandungan dan meninggalnya ibu, serta anak yang dilahirkan kemungkinan memiliki berat badan yang rendah dan lebih berisiko memiliki penyakit.

Mencegah Pernikahan Dini

Ada beberapa penyebab terjadinya pernikahan dini, antara lain kultur budaya tempat tinggal, dorongan kesulitan ekonomi dan pernikahan karena ‘kecelakaan’ atau terpaksa menikah karena terlanjur hamil.

Untuk mencegah terjadinya pernikahan dini karena kultur budaya dan masalah ekonomi, diperlukan pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat atau orang tua mengenai risiko dari pernikahan dini yang akan dialami anak-anaknya.

Sedangkan untuk mencegah pernikahan dini akibat ‘kecelakaan’ diperlukan upaya membekali remaja dengan pengetahuan kesehatan reproduksi

Karena alasan tabu dan sungkan, banyak remaja memilih bertanya kepada teman-temannya atau mencari tahu sendiri di internet mengenai seks dan perubahan fisik yang dialaminya, akibatnya informasi yang diterima malah menjerumuskannya untuk mencoba dan melakukan kegiatan seks bebas.

Ketika masih aktif berkecimpung di dunia remaja, kami pernah mengadakan retret dengan mengambil tema seks, love and dating, dan terlihat antusias remaja untuk mengikuti dan bertanya seputar tema tersebut. Hal ini membuktikan bahwa remaja butuh tempat untuk bertanya dan belajar seputar perubahan yang terjadi pada dirinya secara fisik dan juga secara psikologis karena di usia mereka mulai muncul rasa suka terhadap lawan jenis, juga jawaban atas pertanyaan bolehkan pacaran, dan apa saja yang boleh dilakukan saat pacaran.

Untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi ini perlu peran orang tua, guru di sekolah serta pembimbing organisasi remaja baik lingkungan rumah ataupun keagamaan.

Selain memberikan pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan reproduksi, berikan kesempatan pada remaja untuk melakukan kegiatan positif bersama teman-temannya untuk mengisi waktu, baik di lingkungan sekolah melalui kegiatan ekstrakuliler, di organisasi keagamaan serta lingkungan tempat tinggal.

Bila berhasil mencegah pernikahan dini, berarti kita membantu remaja untuk dapat menempuh jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana dan menikah dengan penuh perencanaan disaat memasuki usia ideal, sehingga akhirnya bisa memiliki keluarga yang sehat dan sejahtera.

Jan 3, 2019

Tentang Kebaikan


Ialah kebaikan. Dia bukan hanya membuat baik orang yang diberi kebaikan. Tetapi juga pada diri yang memberi kebaikan. Sungguh banyak manfaat yang didapat pada diri, jika kita terus berbuat kebaikan. Maka, perbanyaklah berbuat kebaikan mulai dari sekarang.

Dengan berbuat kebaikan, cahaya pada wajah, Allah munculkan. Membuat teduh bagi setiap orang yang memandang. Maka utamakanlah berwajah teduh lagi menenangkan daripada yang cantik rupawan. Karena cantik belum tentu meneduhkan. Tetapi kebaikanlah sudah pasti membuat tenang bagi orang yang memandang.

Dengan berbuat kebaikan, sinar pada hati, Allah datangkan. Senantiasa hati menjadi tentram dan mendamaikan. Tidak lagi diliput kerisauan. Menjalani hidup menjadi lebih mudah dan tenang.

Dengan berbuat kebaikan, rezeki, Allah lapangkan. Bukan hanya berupa harta rezeki itu berada. Namun, juga berada pada sehatnya tubuh dan kebahagiaan di sekeliling kita. Maka, jika ingin rezeki lapang, banyak-banyaklah berbuat kebaikan.

Dengan berbuat kebaikan, Allah tanamkan kecintaan di hati banyak orang. Karena hanya dengan berada di dekat orang yang berbuat kebaikan, orang merasa aman dan nyaman. Karena dengan berkumpul dengan sesama yang berbuat kebaikan, orang ikut menjadi baik dan menularkan kebaikan. Karena cinta berawal dari kebaikan sehingga timbullah kecintaan di hati banyak orang.

“Sesungguhnya pada kebaikan itu ada cahaya pada wajah, sinar pada hati, dan kelapangan pada rezeki, serta kecintaan di hati banyak orang.” - Abdullah bin Abbas

Ujian Dalam Cinta


Setiap cinta pasti tidak luput dari ujian. Setiap ujian pasti tidak luput dengan cinta. Pada umumnya kita tahu bahwa cinta pasti akan didatangi banyak ujian. Terutama untuk membuktikan akan keteguhan dan ketulusan. Namun untuk setiap ujian pasti ada cinta, tidak semua orang sadar akan esensinya. Kebanyakan dari kita mengeluh lebih utama, menyalahkan keadaan semaunya, lalu berputus asa. Padahal Allah SWT merahasiakan, agar ketika kita paham akan makna ujian darinya, kita merasa bahwa itu adalah kejutan cinta terbaik yang Dia siapkan untuk hamba-Nya.

Seseorang pasti menginginkan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Seperti guru yang mendidik dengan jalan yang terbaik untuk muridnya. Seperti ibu yang memberikan asupan terbaik untuk anaknya. Meskipun harus menempuh jalan yang sulit diterima dan tidak disuka bagi orang yang dicintainya tersebut, namun hal itu tetap mereka lakukan demi kebaikan yang tak pernah luput. Lantas bagaimana dengan Allah yang setiap hari nama-Nya kita sebut?

Allah SWT ialah Sang Pencipta alam semesta dan Yang Maha Cinta. Tidak ada cinta yang melebihi cinta Allah SWT kepada kita. Dia menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya, umat manusia yang beriman kepada-Nya. Yang selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berbagai ujian kehidupan itulah cara-Nya. Karena akan menempa hamba-Nya menjadi lebih tangguh dari sebelumnya. Maka, tugas kita adalah untuk selalu percaya kepada-Nya.

Semakin besar cinta, maka semakin besar pula ujian yang diterima. Karena sesungguhnya pedang terkuat ditempa berkali-kali. Emas dan perak diuji keampuhannya dengan api. Berlian terbaik terpendam dalam tekanan dan suhu yang sangat tinggi di bumi. Maka manusia yang levelnya terus bereskalasi, akan diuji dengan masalah berlipat-lipat kali.

Semoga ujian demi ujian bisa kita hadapi. Dengan rasa percaya diri dan dengan keteguhan hati. Semoga hidup kita senantiasa diliputi cinta. Cinta yang utama dari Allah SWT semata. Cinta yang akan membesarkan jiwa kita. Yang akan membuat pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka. (HR. Ibnu Majah no. 4031)

Aku Rindu