Nov 26, 2016

Sok Sibuk, Rutinitas Tinggi Tipe Pekerja KULI

Pagi Penuh Berkah dan barokah yang Luar Biasa. Segarnya cuaca hari ini. Namun, apakah batin Anda juga segar? Pertama-tama bersyukurlah akan hidup dan kehidupan sekitar. Kemudian, lakukan dengan sepenuh hati dan berikan yang terbaik yang kamu bisa. Hidup secara totalitas!

Saya tahu kita semua ini sibuk. Namun, tak perlu sok sibuk! Sok sibuk itu berarti kita tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu dan ingin cepat-cepat selesai. Kita tidak menikmati pekerjaan kita. Itu namanya tidak tulus dalam bekerja. Makanya, kita frustasi mengerjakan segalanya dalam satu waktu. Alhasil berantakan, tidak teratur dan kitanya kewalahan. 

Ketika kita terjebak akan kesibukan, kita pun lupa akan kehadiran diri sendiri. Hidup pun seperti robot atau mayat hidup. Jika kita tidak mampu menyadari kehadiran diri sendiri, bagaimana kita mampu hadir dalam kehidupan orang lain? 

Emang sekarang zaman orang sibuk. Apa aja disibukin. Ada orang yang suka sibuk ama urusan orang lain, sibuk ngomongin orang, sibuk mencari kejelekan orang, sibuk memfitnah orang. Sampe-sampe sekarang, banyak orang yang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga gak sempat ibadah. Lucu ya orang sibukk...haha... 

Gak usah terlalu sibuk mencari kesempurnaan. Jika kesederhanaan mampu membuat hari-harimu indah. Emang kamu sibuk banget ya ? Kasihan banget sih kamu. Karena orang sibuk itu berarti terjebak. Terjebak pada rutinitas. Terjebak pada kegiatan fisik yang belum tentu efisien. Sibuk yang gak jelas, sama sekali gak bisa dibanggain. Buat apa bangga? Sibuk gak karuan. Gak usah bangga, wong gaji gak seberapa ae gaya, lagaknya sok bos dan sok rutinitas tinggi, itu mah tipe kerjaanya kuli keles.., gaya hidup gaya sok tajir, pulang pergi ke tempat aktifitas naik mobil, biar di bilang orang-orang tajir beneran, ehh..., gak taunya mobil ngutang, malah ngutang mobil dua loh, mobil yang selalu buat narsis, nampang setiap hari di media sosial, dengan gaya dan Caption yang sok sibuk, tapi meskipun sibuk banget masih bisa tampil dan narsis di medsos loh, memberi tau atau pengumuman kepada teman-teman media sosial kalau dirinya mah sibuk banget, gak kayak kamu-kamu gak punya kesibukan, kasian ya kamu gak punya kesibukan untuk sok sibuk haha..., belum rumahnya yang juga selalu tampil di media sosial, setiap pojokan rumahnya di foto, supaya semua tau kalau dia sekarang berhasil meskipun kerjaanya hanya sebagai pendidik yang sok sibuk, dan dengan bangganya dia Caption bahwa itu hasil kerja kerasnya, ehh.., gak taunya ngutang juga, dengan masukin SK biar bisa dapat utangan di Bank.

Terkadang saya melihat dan membaca captionnya koq malu sendiri ya, harusnya mikir donk, kerjaanya suami cuma sales, dia sendiri kerjaanya hanya sebagai pendidik, punya anak, hidup di kota, rumah bagus, mobil dua bagus, sekarang kalau di pikir gaji suami istri berapa sih? Anda pasti bisa menilai sendiri, kalau orang lain bisa berpikir positif gak masalah, lah bagi orang yang pikiranya negatif, pastilah bisa di bilang hasil rumah dan mobil hasil dari gak bener, apa lagi tau kalau suaminya cuma sales, ehh.. di tambah istrinya pulangnya malam-malam malah kadang sampai larut karena ngejar lebur buat tambahan dan sok sibuk padahal hasilnya gak seberapa, dan suaminya selalu protes, kegiatan apapun meskipun gak penting selalu hadir dan di ikutin biar terlihat sibuk banget rutinitas tinggi, ehh.. gilirian suami dicuekin gak di perhatiin (saknone rek bojone, koq cek ngoyone, wes gaji gak sepiro, sampe di rewangi sok sibuk), keluarga terabaikan, dan pasti penilaian orang di luar sana di kira nyambi-nyambi gitu kan ya? Untung-untung kalau masih ada yang berprasangka hasil ngutang, malah bagus loh. Dengan hal-hal begitu nih orang koq bangganya ya pamer di media sosial, tapi saya maklum sih mungkin OKB kale ya, orang kaya baru haha.., memang asal aslinya orang ndeso sih dan berubah hidup di kota menjadi pendidik, tapi mbok jangan norak gitu ta bukkk..., malah gak kelihatan elegan dan gak berwibawa loh, wong pendidik koq kayak gitu se, malah jadi gimanaaaa...gitu ya, nggilani hehe..., saya mah juga dari ndeso loh, tapi gak lebay-lebay norak begitu amat sih ya, geli sendiri ngelihatnya haha...

Makanya bagi pembaca jangan terkecoh dengan foto-foto yang sering tampil di media sosial, siapapun dia, karena pada kenyataanya kehidupan orang tidak seperti itu. Sebenarnya orang kaya sama sekali gak butuh pengakuan dari orang lain. Tanpa memamerkan kekayaan yang dimilikinya, orang lain tetap paham bahwa mereka adalah sebenar-benarnya orang kaya. Hal itu tercermin dari sikap, gaya hidup, dan tentu saja dari apa yang mereka miliki. Sebaliknya, orang yang sok kaya lebih suka memamerkan apa yang mereka miliki secara kalau berlebihan. Tujuannya jelas cari pengakuan. Semakin banyak orang yang mengira mereka kaya, semakin mereka merasa status sosialnya naik. Padahal, anggapan dari orang hanya semu semata.

Maaf ye, bukanya saya sirik, kalau saya mah bersyukur aja. Gak terlalu sibuk. Kalau kata orang mah udah pas, cocok. Waktunya kerja ya kerja, Waktunya ama keluarga jalanin aja. Malah lebih banyak memperhatikan suami. Waktunya jalan ya pergi aja. Waktunya bareng ama teman ya ngikut aja. Dan waktunya ibadah ya ibadah yang khusyuk. Waktunya nulis ya nulis, malah Alhamdulillah lebih banyak hasil dan manfaatnya, jadi saya gak perlu sok sibuk, dan narsis memamerkan aktifitas saya setiap saat dan setiap waktu di medsos, saya lebih suka posting foto berbagi info kuliner dan keindahan alam Indonesia (yang jelas lebih indah dari luar negeri). Saya mah sibuk yang proporsional aja, sesuai ama prioritas. Gak neko-neko. Indah deh pokoknya, sibuk yang menyehatkan. Asyik banget ya sibuk yang model gitu...., met pagi guys...gak usah sibuk banget ya. Biasa-biasa aja asal tepat sasaran.

Nov 22, 2016

Ucapanmu Adalah Kualitas Dirimu

Ucapanmu adalah kualitas dirimu, ungkapan ini menunjukkan pada kita bahwa kualitas seseorang dapat dinilai dari cara berbicaranya. Tetapi di zaman sekarang ini kata-kata ini hanya slogan yang terabaikan begitu saja. Karena pada faktanya sering kita mendengar dan melihat anak-anak kecil sekarang yang baru berusia 7 tahun dia sudah bisa melontarkan sebuah kata-kata kasar dan makian yang tidak pantas kita dengar, apa mungkin itu karena pengaruh lingkungan keluarganya yang orang tua melontarkan kata-kata buruk ketika memarahinya, sehingga sianak menirunya, dan apa mungkin pengaruh lingkungan sekitarnya. Karena pada dasarnya baik buruknya pribadi seorang anak tergantung bagaimana lingkungan keluarga dan sekolah bagaimana cara mendidikannya. Jadi sebagai seorang terdidik kita merasa miris mendengarnya. Padahal dulu ketika aku masih kecil tidak pernah melontarkan kata-kata buruk dan bahkan jarang mendengarkan kata-kata seperti itu. Bahkan ketika orang tuaku memarahiku hanya menasehatiku dan bilang kepadaku kalau aku tidak boleh mengulangi perbuatanku lagi. 

Oleh karena itu sudah sepantas kita sebagai pendidik generasi bangsa dan sekaligus sebagai orang tua buat anak-anak kita sudah seharusnya untuk memberikan pendidikan terbaik dari usia dini dengan cara memberinya kasih sayang dan cinta dalam keluarga, mengajarkan tutur kata yang baik dan santun, menghormati kedua orang tua, menyekolahkan anak-anak kita menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, agar menjadi orang hebat yang membanggakan orang tua, masyarakat dan Negara serta memiliki kepribadian yang baik dan bisa menjadi entrepreneur yang memotivasi banyak orang dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. 

Perkataanmu akan selalu dibandingkan dengan perbuatanmu. Apakah yang dikatakan sama dengan yang dikerjakan. Begitu juga komentarmu akan membuat orang mengecek kehidupanmu. Apakah pantas. Apakah sesuai. Apakah bisa dipercaya. Dua orang bisa mengatakan kalimat yang sama tetapi dihargai dengan cara yang berbeda. Kenapa? Karena nilai ucapanmu tergantung dari bagaimana caramu hidup. Jadi, berprilakulah seperti ucapanmu, karena kalau saya lihat kenyataanya yang terjadi di kehidupan sekarang, banyak yang serba abu-abu, ucapanya sebagai pendidik, kelakuannya mak lampir yang bertopeng manusia. Sadis melebihi iblis guys...

Ucapanmu adalah kualitas dirimu, untuk itu berbicaralah dengan cara yang baik dan jujur, sopan santun yang merupakan cerminan sikap mulia yang patut kita terapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Berbicaralah yang baik yang menunujukan cerminan jika dirimu sangatlah berkualitas.

Nov 20, 2016

Kebahagiaan Yang Sebenaranya

Betapa kecewanya hati.
Ketika orang yang kita sukai.
Pada akhirnya tak bisa memiliki.


Akan lebih kecewa lagi.
Ketika orang yang telah kita miliki.
Tanpa alasan yang pasti dia memilih pergi.


Jangan karena hal itu maka menjadikan diri kita terlalu larut dalam kesedihan.
Dan menjadikan diri kita terus tenggelam dalam Kekecewaan yang teramat sangat.


Ketika kita harus kehilangan seseorang yang kita sayangi.
Tak perlu kita terlalu meratapi kepergiannya.
Tak perlu kita terlalu menangisi kepergiannya.
Tak perlu kita terlalu membuang air mata.
Tak perlu kita sampai putus asa dibuatnya.


Karena sesungguhnya..

Dia pergi akan ada yang menggantikan.
Dia pergi akan ada yang lebih baik lagi.
Dia pergi akan menguatkan hati.
Dia pergi akan melatih kita bangkit kembali.


Kepergiannya bukanlah akhir dari segalanya.
Di depan sana masih terbentang luas.
Untuk kita raih dengan sebuah harapan.
Yakinlah suatu hari nanti Allah akan memberi ganti yang lebih baik..


Orang Bijak Berkata:

“Kebahagiaan itu bukan karena DENGAN SIAPA kita hidup.
Akan tetapi kerana bagaimana kita MENJALANI & MENERIMA hidup dengan tulus dan ikhlas.”

Itulah kebahagiaan yang sebenar-benarnya.

Aku Rindu