Sep 22, 2016

Perselingkuhan Menghancurkan Kebahagiaan Keluarga

Banyak orang bergurau, dengan gurauan yang jahat. Katanya selingkuh itu “selingan keluarga utuh”, atau plesetan lain semacam itu. Ini tentu saja gurauan yang berlebihan, dan menyesatkan. Kadang, dari gurauan itu berkembang menjadi “pengomporan”, saling mengejek teman yang tidak mau selingkuh. Lelaki yang tidak mau selingkuh dikatakan “takut isteri”. Perempuan yang tidak mau selingkuh dikatakan “dipenjara suami”. 

Jangan bergurau dengan hal-hal yang akan berdampak menyemangati orang melakukan kesalahan. Seakan-akan kalau berhasil selingkuh dengan aman, itu adalah lelaki yang hebat. Kalau berhasil selingkuh dengan banyak lelaki, itu adalah perempuan yang hebat. Saling mengejek kesetiaan, dengan menganggap “sok alim” bagi lelaki dan perempuan yang tidak mau mengikuti gaya hidup selingkuh. 

Seorang suami mengatakan kepada saya, “Orang yang paling jahat adalah isteri kita”. Saya kaget dengan pernyataannya. “Mengapa?” tanya saya. “Nanti kamu akan tahu sendiri jawabannya, kalau kamu punya selingkuhan”, jawabnya. "Haduhhh...amit-amit dah jangan sampe", jawaban dalam hatiku. 

Dan saya semakin yakin dengan kejahatan selingkuh. Maka, jangan sekali-kali berpikir untuk selingkuh dech, atau berniat untuk selingkuh. Apalagi kalau sampai selingkuh, itu akan menghancurkan keluarga anda. Sudah terlalu banyak contohnya.

Jika ada suami atau isteri yang tidak peduli pasangannya selingkuh, menandakan sedikitnya rasa cinta di antara mereka. Apalagi jika perselingkuhan tidak lagi membuat rasa sakit hati pasangan, ini menandakan keluarga tersebut sudah diambang kerusakan dan kehancuran. 

Mari kita pupuk dan kita rawat kesetiaan kepada pasangan. Jangan mengkhianati keluarga dengan perselingkuhan. Yakinlah, perselingkuhan pasti menghancurkan kebahagiaan keluarga.
  

Jadi, jangan pernah takut untuk setia kepada pasangan kita walau banyak celotehan iseng tentang hal itu karena dalam suatu hubungan kita mengalah dan setia pada pasangan kita bukan karena kita mengaku lebih rendah atau karena kita takut dari pasangan kita. 

Tapi kita melakukannya karena kita adalah makhluk yang mulia yang memegang teguh ikrar janji setia kita dan rasa sayang pada pasangan kita.

Selamat menikmati kesetiaan kepada pasangan.

Sep 20, 2016

Mawar Hitam



Untuk mengungkapkan sebuah rasa yang mungkin sulit untuk diungkapkan oleh kata – kata maka dapat digunaakan setangkai bunga pengganti bunga kata yang tersumbat oleh kelu lidah dan keegoisan diri yang tak mau atau sombong untuk mengakuinya. Seperti setangkai mawar yang kerap sekali dijadikan penyambung lidah dan rasa, karena setangkai mawar identik dijadikan simbol tersebut yang disesuai warna dan kebutuhannya.

Mawar merah atau pink yang selalu identik dengan pengungkapan sebuah rasa kasih dan sayang. Yang tak dapat terjabarkan oleh untaian kata – kata.

Mawar putih yang selalu melambangkan kesucian, meski kini nilai – nilai kesucian tersebut telah terenggut dan mungkin terbeli oleh gemerlap dunia dan hingar – bingar moderenitas.

Mawar kuning yang dijadikan simbolisasi sebuah rasa persahabatan yang mungkin tak dapat tergantikan oleh materi.

Mawar hitam merupakan simbolisasi sebuah nurani yang terbungkam dan mungkin sisa hati yang masih hidup hingga kini dan mencoba mencari arti sebuah makna hidup dan kebenaran yang nyaris hilang oleh sombongnya dunia. Sebuah nurani yang terbungkam dan mencoba mendeskripsikan atas segala rasa melalui apa – apa yang dirasakan oleh panca inder dan makna hidup yang dijalaninya dalam sebuah pengalaman.

Mungkin kini mawar – mawar tersebut telah mati atau bahkan mungkin mawar – mawar telah menjelma dan menghasilkan spesies atas warna yang berbeda dengan warna aslinya dan akan terus beregenerasi dan menghasilkan anakan – anakan baru yang akan semakin memudar. Mawar – mawar tersebut telah berganti menjadi kelabu “abu – abu” karena polusi sebuah sistem, tatanan perkotaan dan urbanisasi, modernitas serta kebutuhan – kebutuhan akan hidup maupun pergeseran nilai budaya dan moralitas.

Mawar merah yang memadu kasih antara rasa cinta dan rasa sayang diantara ambisi serta nafsu. Mawar putih yang tetap mengusung nilai kesucian dan makna sebuah ketulusan pun kini telah pudar menjadi pamrih dengan balutan kata – kata manis “memberi dan menerima” atau dengan bahasa anak jaman sekarang take and give. Dimana kini semua yang telah dilakukan dan dijalani merupakan kompensasi dari sebuah timbal balik. Tak jauh berbeda apa yang dialami dengan tangkaian mawar kuning yanv tergantikan materi karena persahabatan kini selalu menghitung untung – rugi layaknya sebuah sistem ekonomi kelas teri, bersahabat, berteman dengan orang melihat dari status sosial dan apa yang dapat diperoleh.

Yang masih ada dan tetap konsisten deri semuanya kini hanya setangkai mawar hitam yang merupakan simbolisasi sebuah nurani yang terbungkam atas segana penat dan kebutuhan dunia. Karena setiap jiwa yang hidup dan terkurung dalam angkuhnya sebuah tubuh akan terus bergerak dan mencari nilai – nilai kesucian dan kebenaran meski terkadang sering terjadi resistensi dalam diri, perlawanan antara hati dan pikiran yang melahirkan suatu konsep ideologi serta tuntutan akan kebutuhan hidup yang harus dijalaninya. Karena jiwa pun sangat menyadari hidup merupakan konsekuensi atas semuaanya dan tak dapat dipungkiri.

Aku Rindu