Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah
perasaan afeksi (yang lebih dari sekedar rasa simpati atau persahabatan)
terhadap seseorang.
Cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian,
memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh,
dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Terlalu mencintai adalah rasa subyektif yang berlebihan yang mampu
mengalahkan egois, lebih dalam dalam pengorbanan diri, lebih dalam dalam
perhatian, lebih dalam dalam memberikan kasih sayang, lebih tunduk,
lebih patuh untuk mengikuti arus, lebih dalam memamahi objek tersebut,
lebih tahu tindakan yang harus dilakukan, lebih ikhlas dalam menuruti
kemauan, lebih tunduk dan patuh terhadap perbedaan dan aturan, dan lebih
dalam mau melakukan apapun juga yg diinginkan oleh objek tersebut.
Nah, sungguh indah konsep Cinta diatas. Bagaimana jika sesuatu itu
berujung ke sakit hati ? Gampang sekali. Sakit hati adalah kebalikan
dari Cinta !
Sakit hati dalam hubungan percintaan adalah sakit dari segala sakit.
Mungkin anda pernah mengalaminya. Mayoritas, Sakit hati disebabkan oleh
perbedaan pendapat atau pertentangan batin, perbedaan keinginan. Sakit
hati dikarenakan sifat amarah manusia lebih menguasai/dominan dari rasa
Cinta tersebut diatas. Karena sakit hati adalah kebalikan dari cinta,
maka sakit hati itu adalah tidak ada pengorbanan diri, menolak rasa
perhatian, tidak ada kasih sayang, tidak tunduk, tidak patuh dalam
mengikuti arus, tidak memahami obyek, tidak mengetahui tindakan yang
harus dilakukan, tidak ikhlas dalam menuruti kemauan, tidak tunduk/faham
terhadap perbedaan dan aturan, dan tidak mau melakukan apapun yang
diinginkan oleh subyek percintaan tersebut.
Pertanyaannya sekarang adalah : Jika sudah terlalu mencintai, apakah ada konsep sakit hati ?
Menurut saya, terlalu mencintai adalah rasa paling tinggi yang dominan
mengalahkan sifat supiyah (iri, dengki), aluamah (rakus, congkak,
sombong), dan amarah (pemarah). Terlalu mencintai seharusnya berada di
sifat mutmainah (kebaikan). Jadi harusnya terpisah dan murni tidak
terkontaminasi oleh Supiyah, Aluamah dan Amarah.
Jika ada seseorang yang berkata : Terlalu mencintai pada akhirnya
memperoleh sakit hati. Hehehehe (ketawa dulu). Ini namanya tidak faham
tentang konsep Cinta dan Terlalu Mencintai seperti tertulis diatas.
Seperti penjelasan tentang Sakit Hati, akan berujung ke Sakit Hati
karena Supiyah, Aluamah, dan Amarah selalu dominan dalam hubungan
percintaan. Itu saja jawabnya. Penegasannya kembali adalah : Sakit Hati
adalah kebalikan dari Cinta!
Cinta untuk Manusia dan Cinta untuk Tuhan
Esensinya sama. Cinta kepada manusia dan Cinta kepada Tuhan adalah
sebuah komitmen hati. Dalam cinta itu ada konsep cobaan/ujian. Tuhan
memberikan ujian yang beragam kepada umatnya. Mulai dari rejeki jatuh,
musibah, perang, dll. Lantas, jika terjadi apakah manusia itu sakit hati
dan menyesali atas kehendakNya ?
Cinta untuk manusia-pun tidak luput dari cobaan/ujian. Jikalau cinta
adalah komitmen, apalagi rasa itu sudah menjadi Terlalu Mencintai,
apakah berlaku pula konsep sakit hati dan menyesal ?. Jika memang
terjadi sakit hati dan penyesalan, maka cinta itu sudah tidak murni
lagi. Kembali lagi diatas, Supiyah, Aluamah dan Amarah telah menguasai
manusia tersebut. Akan terjadi kambing hitam atas jati diri manusia,
yaitu … Ya .. manusia memang tidak sempurna. Kenapa tidak dibalik
menjadi : Manusia itu harus menuju ke kesempurnaan !
Selama kata TIDAK itu terus didengungkan dalam sukma, maka raga akan
merespon melalui alam bawah sadar untuk terus menciptakan hal-hal yang
berkaitan dengan TIDAK. Believe it or not …