Oct 28, 2017

Membunuh Kesedihan

Membunuh kesedihan bukanlah dengan tangisan, bukan juga dengan kesendirian. Karena kesendirian hanyalah magnet yang mendekatkan tangisan, bahkan akan hinggap hingga waktu yang cukup lama.

Kita memang butuh saat sendiri untuk sekedar melihat apa yang salah dalam diri dan menanyakan kemana tujuan hati ini, kita juga butuh saat untuk menangis agar kerasnya hati bisa melembut dan meluruskan jalan untuk berharap hanya pada ilahi.

Sebenarnya yang bisa membunuh kesedihan hanyalah dirimu sendiri, perlahan melangkah pergi untuk beranjak dari sepi, menuju keramaian yang di isi oleh berjuta manusia, lalu mulailah menentukan tujuan hidup, tidak bergantung pada satu makhlukpun, mulai menata dan merancang untuk meraih masa depan yang cerah.

Belajar, berorganisasi, berbisnis, dan semua hal yang bisa untuk melanjutkan estafet mimpimu. Dengan begitu, kesedihanmu akan lenyap dan terganti oleh syukur dan bahagia.

Tenanglah, karena kesedihan pertanda akan adanya bahagia yang baru dan arah tujuan yang jauh lebih hebat.

Karena dirimu berhak untuk bahagia dan melebarkan senyum manis kepada setiap orang yang engkau jumpai, meski ia masa lalumu.

Oct 25, 2017

Bersyukurnya Seorang Istri

Rasa syukur seorang istri adalah ujung tombak bahagianya, ketenangan batin suaminya, dan kerukunan rumah tangganya. Bahkan, menurut apa yang pernah saya dengar di salah satu kajian, surga dan neraka seorang istri terletak pada rasa syukur atas segala yang suaminya berikan.

Katakanlan dia wanita santun yang pandai menjaga dirinya, pandai menjaga ibadahnya, baik terhadap sesamanya, tapi jika dia tak pernah mensyukuri segala yang suaminya perjuangkan untuknya maka neraka baginya.

Rasa syukur seorang istri tidaklah sesederhana ketika kita tak menjalani. Walaupun kata syukur itu sederhana dan mudah sekali diucapkan tapi tidak dengan dipraktikan, bahkan dengan berbagai persoalan di depan mata.

Menjadi seorang istri tidaklah mudah pun tidaklah sulit. Mudah baginya meraup setiap pahala dari setiap taatnya, mudah baginya memasuki pintu surga mana saja yang dia inginkan selama dia menjaga sholatnya, puasanya, dan taat pada suaminya. Mudah sekaligus sulit dilakukan.

Seringkali istri lupa untuk mengucapkan terima kasih atas segala yang suaminya lakukan kepadanya, bukan hanya menggerutu karena maunya yang tidak terlaksana. Seringkali para istri adanya mengomel kala suami hanya membantu sedikit sekali pekerjaan rumah, padahal satu dua bantuan yang dia kerjakan sudah teramat berarti mereka masih mau berbagi waktu untuk mengurusi rumah sedangkan di luar sana kita tak pernah sedikitpun membantunya. Seringkali para istri tidak mau melihat apa yang sudah suaminya perjuangkan untuknya di luar sana ditambah bagian dirinya yang telah berubah kehidupannya setelah adanya tanggung jawab terhadap kita. Ingatlah bukan hanya hidup kita yang berubah setelah menikah, tetapi suami kita juga.

Bersyukurlah atas segala pemberian harta yang suami kita berikan, sekecil bahkan melebihi kecukupan kita bahkan jika karena sibuk mencari nafkah terkadang waktu untuk kita menjadi berkurang. Bersabarlah, bersyukurlah.

Bersyukurlah atas segala waktu yang suami kita berikan, setiap menit yang berharga yang dia prioritaskan untuk menemani kita padahal mereka meninggalkan waktunya mencari nafkah ataupun ilmu di luar sana sehingga terkadang terlambat memberi nafkah. Bersabarlah, bersyukurlah.

Menjadi seorang istri bagi saya adalah sebuah fase pembelajaran diri untuk lebih menerima terhadap apa yang Allah berikan dalam hidup, untuk lebih bercermin tentang apa yang menjadi kebutuhan, prioritas dan keinginan, untuk lebih lapang dengan segala hal yang diberikan dalam hidup.

Maka, bersyukurlah menjadi seorang istri. Segala rasa syukur dalam hidupnya adalah bahagianya, ketenangan hidupnya, kelapangan dunianya.

Oct 22, 2017

Dalam Doa

Jika ia memintamu menemani, ketahuilah bahwa semata bukan karena ia merasa sepi. Namun cinta, selalu membuatmu saling membutuhkan tanpa perlu adanya penjelasan.

Jika ia memintamu menguatkan, ketahuilah bahwa semata bukan karena ia merasa lemah. Namun cinta, selalu membuatmu merasa hilang tanpa ada kehadirannya di sisi.

Suatu waktu sebelum aku mengetahui takdirku bersamamu, aku pernah menulis suatu kutipan.

Jarak tercipta untuk memberi ruang pada doa.

Maka kutitipkan segala harap dan kebaikan untukmu, kepada-Nya.
Dia yang menganugerahi cinta, maka Dia pula yang akan menjaganya.
Dia yang meridhoi, maka Dia pula yang akan menjaminnya.
Semoga senantiasa Allah kuatkan dalam ikatan mahabbah-Nya, dalam doa-doa yang terucap maupun yang terselip dalam zikir hati.


Sebab apalah kita, siapalah kita, tanpa-Nya.

Aku Rindu