Jun 6, 2014

Bila Saja Tidak Ada Pertemuan



Menarik sekali memikirkan rencana Tuhan tentang kita. Pernahkah satu waktu dalam hidupmu kamu bertanya-tanya. Mengapa kita harus bertemu. Mengapa aku harus mengagumimu. Mengapa kita tidak sengaja berpapasan. Mengapa waktu itu kau meyapa di jejaring sosial dan berjumpa dengan’mu. Hingga entah siapa yang pertama kali menyapa.

Bila pertemuan kita mengandung rahasia. Maka, rahasia seperti apakah kiranya yang Dia sembunyikan?

Karena darimu aku belajar tentang bagaimana bersikap tentang kepribadian diri sendiri dalam hidupku. Darimu pula aku belajar tentang kehidupan dan dunia cinta yang nyata. Kau mematahkan keraguan-keraguanku tentang kehidupan yang serba cuek. Kau memaksaku dengan hal-hal yang feminim. Aku membencinya tapi aku tidak pernah bisa menolakmu. Karena aku selalu ingin mematahkan pendapatmu. Tapi aku tidak mampu, serasa bertekuk lutut di hadapanmu.

Tapi, setiap kali bertemu aku hanya diam saja mendengarkanmu. Lalu, aku mengiyakan. Kau membuatku mengenal diriku sendiri. Mengenal bagaimana rasanya rindu yang begitu mendalam, semua itu sesuatu yang asing dan cuek sebelumnya.

Menarik sekali kiranya bila aku tahu. Apakah gerangan yang hendak Tuhan sampaikan. Apabila dia mengirimmu hanya untuk membuatku jatuh cinta. Aku rasa, aku tidak memerlukan semua ini. Bila Tuhan hanya mengirimu untuk duniaku, aku tidak membutuhkannya. Karena aku sadar aku keliru. Aku hanya bertanya-tanya, kiranya apa yang akan terjadi bila hingga hari ini kita tidak pernah bertemu lagi. Bila kau tidak mengenalkan aku dengan dunia cinta. Bila waktu itu kau tidak menyapaku di jejaring sosial, kita tidak pernah berpapasan dan tidak pernah ada sapa. Dan kita tidak pernah saling mengenal.

Apakah kiranya Tuhan akan tetap mempertemukan kita?
Entah aku juga tidak tau  wallahualam bissawab'.....


"Catatat Hidup Terinspirasi Mbak Emma"

By Indrajied'


Qowwam


"Para suami adalah qowwam bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, istri-istri yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…" q.s Annisa : 34.

QOWWAMUNA adalah jama dari QOWWAM. Qowwam artinya benar-benar yang meluruskan. Suami menjadi Qowwam artinya harus mampu meluruskan perilaku istrinya yang bengkok atau menegakkan keadilan, karena itu suami sering disebut sebagai pemimpin.

"Nasihatilah para istri dengan baik, karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang iga. Dan sesungguhnya tulang iga yang paling bengkok adalah yang paling atas; jika engkau hendak meluruskannya berarti engkau bisa mematahkannya,jika engkau membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu nasihatilah istri-istrimu" H.R Bukhari.
Suami harus menjadi pendidik yang baik, memiliki pengetahuan yang luas, berwibawa dan yang jelas lebih memahami agama. Bagaimana mungkin seorang suami dapat memberi pelajaran agama jika ia jarang menghadiri majelis ilmu?

"Orang yang paling baik di antaramu adalah yang paling baik terhadap istrinya" H.R AlHakim

Demi Mimpi



Setiap orang memiliki impian. Meski diam-diam tidak diutarakan, ada saja hal-hal yang memenuhi pikirannya. Tentang sesuatu yang ingin dicapainya di masa-masa yang akan datang. Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan kejadian yang membuat saya paham bahwa impian sekecil apapun membutuhkan pengorbanan.

Kadang atau mungkin sering, impian kita dipandang tidak berharga oleh orang lain. Dicemooh oleh orang lain. Ditertawakan bahkan diragukan. Sampai-sampai membuat kita sendiri ragu terhadap impian yang kita miliki. Membuat kita urung untuk mewujudkannya karena takut ditertawakan atau dipandang aneh. Impian yang hidup dalam diri kita perlahan-lahan kita abaikan.

Saya paham, bahwa untuk mewujudkan impian itu ada harga yang harus dibayar. Entah dengan berlelah belajar, bekerja keras, kehilangan relasi, kehilangan kepercayaan, ditertawakan. Apapun itu. Ketika orang lain melihat sebelah mata pada apa yang telah saya putuskan, saya masih memiliki orang-orang yang mendukung saya untuk mewujudkannya. Impian yang mungkin tidak akan menjanjikan kelimpahan materi (uang) dimana orang pada umumnya begitu mengejarnya. Impian yang mungkin tidak akan menjanjikan ketenaran ataupun nama besar, atau posisi penting.

Impian itu, biar sekecil apapun, biar dianggap sepele orang lain. Namanya tetap impian. Mungkin, impian kita tidak seperti keinginan orang tua atau pendapat masyarakat, tapi dia tetap impian. Sesuatu yang akan terus hidup bahkan mungkin sampai kita mati. Terngiang-ngiang di hari tua nanti bila tidak pernah kita wujudkan. Terpaksa menjalani sesuatu yang bukan impian kita.

Sungguh, dimanapun kita. Pilihan untuk mewujudkan impian hampir tidak pernah mudah. Kita tidak seberuntung orang lain mungkin, yang impiannya mendapat dukungan orang-orang dekat. Bahkan impian kita mungkin akan membuat kita jauh dari orang-orang. Hanya sedikit saja dari mereka yang mau membersamai. Hanya sedikit saja orang yang mau memahami.

Pilihan mewujudkan impian bukanlah pilihan yang mudah. Karena kita harus siap berkorban banyak hal. Tapi, ada satu hal yang mungkin tidak akan pernah terbeli dari apapun, kedamaian hati.


By MasGun'


Aku Rindu