May 27, 2016

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Pernah dengar pepatah rumput tetangga lebih hijau? Anda yang sudah pernah mengenyam Wajib Belajar 9 tahun pasti pernah mendengarnya. Ya paling tidak pernah lah dengar orang tua atau saudara menyebut pepatah ini.

Pepatah ini ingin memberitahukan kita bahwa pada dasarnya manusia tidak pernah puas terhadap apa yang dimilikinya. Kita punya motor misalnya, suatu ketika tetangga atau teman punya motor baru, pasti – walaupun sekejap – kita sempat merasa iri, “Duh motornya kok bagus juga ya” padahal motor kita aja yang ga pernah dirawat.
 

Saya pun, kadang merasa iri dengan hasil kerja teman-teman saya, kok bisa ya mereka membuat yang lebih bagus, walaupun saya yakin mereka pun kadang akan berpikiran sama terhadap karya saya.
Apakah itu sifat iri? Ya benar.

"Iri (ingin) itu tidak salah selama masih menjadi kata sifat, yang dinilai salah atau benar adalah tindak lanjut dan sikap kita terhadap hal itu."
Hanya ada satu sifat ingin yang dinilai salah atau berdosa (menurut agama yang saya anut) yaitu mengingini istri atau suami sesamamu.
Nah terkadang penilaian salah adalah cara kita menyikapinya dengan tidak bijak. Berusaha menyaingi hanya sekedar untuk kepuasan diri, berusaha merusak atau merebut milik orang lain, itu beberapa contoh tindak lanjut yang salah.
 

Lalu bagaimana cara yang dinilai benar? Menurut saya, cara yang benar adalah introspeksi diri, ukur kemampuan diri, hitung tingkat prioritas dan urgenitas, rundingkan dengan pasangan atau keluarga anda.
Sama halnya dua sejoli yang memutuskan untuk menikah, alangkah baiknya jika keputusan itu berdasar kebutuhan cinta dan kasih, dan bukan karena aji mumpung atau pun iri terhadap teman yg sudah menikah lebih dulu.

"Beririhatilah untuk menjadi lebih baik untuk diri sendiri, pasangan, dan keluarga dengan tidak merugikan orang lain."

May 26, 2016

Embun Rindu



Saat kubuka jendela, 
kutemukan embun pagi yang menempel, 
menggelantung pada daun, 
meliuk lambai meneguk rindu, membelai sisa mimpi. 

Dan kulihat bening matamu 
di atas daun berkilau bagai embun 
membuat hati makin merindu 

Lalu kupegang ujung daun 
dan kudekap dengan segenap kehangatan .... 

namun ..... 

Tiupan sang bayu melepaskan genggamanku.... 
Embunpun terjatuh ke tanah yang tandus 
Tak kuasa aku mendengar ritihan nya... 
Bergegas aku menutup jendela kembali.... 

Semilir sang bayu menyapu bara asmara..... 
Melambaikan kasih suci..... 
Menyisakan kenangan bersama segenggam luka sepi.

Embun



Akulah embun,
Air mata bahagia bumi menyambut pagi
Akulah embun,
Peluh daun yang mengalun
Akulah embun,
Berkilau kala surya menyilau
Akulah embun,
Hadirkan sejuk kala dunia tak bertajuk
Akulah embun,
Selalu menyejukkan hati saat yang lain belum hadir menyapa
Walau sekejap Tapi aku juga embun
Yang terserap tanah lalu musnah
Akulah embun,
Selalu menyapa-ku, dengan lembut dan mesra
Makasih embun, jgn bosan kau basuh rinduku.

May 25, 2016

Senja



Pada senja,,, ku titipkan beribu tanya
Berharap mentari esok mau menjawabnya
Pada senja,,, ku titipkan rindu untuknya 
Malam mempertemukan kita
Lewat mimpi indahnya

Senja...
menyimpan begitu banyak cerita
tentang mentari yang setia menjaga pagi
tentang bulan dan kegelapan malam

Senja...di sana kita pernah bersama_sama tersesat
berjalan meski tak tau tujuan
hingga akhirnya kita temukan dua arah yang berbeda
siang dan malam
pilihan kita tak pernah sama
namun bisakah perbedaan menyatukan kita??
seperti siang dan malam yang menjelma menjadi senja
itulah yang ku suka dengan senja

Senja saat bersamamu, senja saat merindukanmu
kita menanti senja yang sama
meski tempat dan kondisinya berbeda

Ehm,,,, senja
terima kasih Tuhan, aku masih bisa melihat senja itu
karna aku menantinya dibalik senja
hingga Engkau mengirimkan seseorang dengan cinta-Mu
untuk menemaniku menikmati senja
bersama selamanya.

Terjerat Hutang, Wanita Rela Menjual Diri



Orang mana yang mau hidupnya gagal terus? Pasti banyak yang berpikir saya sering membaca kisah-kisah sukses pebisnis dunia sehingga saya menuliskan ini.
 
Oke langsung saja. Jadi banyak di antara kita yang masih berpikir cara sukses waktu muda itu adalah pada saat antara umur 20-35 tahun dan sudah memiliki segalanya walaupun itu hasil berhutang ataupun kredit dan bangga belanja di tempat mewah dengan keluarga. Padahal, kalau dicerna dengan dalam itu bukan sukses sesungguhnya, karena menikmati kemewahan di atas hutang. Lalu yang paling penting adalah masih banyak yang berpikir untuk meraih kesuksesan harus diawali dengan kegagalan agar bisa belajar sehingga nanti jika sewaktu menghadapi masalah bisa mengatasinya. Pernyataan tersebut tidak salah, malah setengah benar menurut pengalaman yang selama ini saya temui di lapangan dan berkesempatan mengenal orang-orang sukses yang benar-benar sukses, yaitu tidak berhutang juga sering gagal. Memang banyak faktor lain yang mendukung kesuksesan seseorang, misalnya doa, sedekah, dan kedekatan bersama keluarga.
 
Keluarga adalah tempat kita belajar pertama kali dalam menghadapi kehidupan. Memang setelah itu lingkungan sekolah juga pergaulan dengan teman-teman menentukan, tetapi menurut yang saya baca dan saya rasakan, kedekatan keluarga sangat berperan Penting untuk mengambil keputusan selanjutnya. Banyak orang-orang sukses terlahir di keluarga biasa saja tetapi kedekatan antara sesama mereka sangat erat sekali sehingga setiap ada permasalahan bisa bersama-sama diselesaikan.

Bebas hutang memang tidak mudah apalagi jaman sekarang berbagai macam penawaran produk sangat-sangat menggiurkan dengan kemudahan pembayaran kredit yang bunganya mencekik sehingga bukannya mempermudah malah menjerat diri sendiri ke lembah hitam kemerosotan mental hedonis. Intinya banyak orang berpikir hutang adalah kebutuhan, seharusnya dibalik menjadi TIDAK BERHUTANG ADALAH KEBUTUHAN POKOK, sehingga jika kita mau memiliki barang, jangan mudah tergiur penawaran semu atau akal-akalan para marketing yang semakin pintar mempermainkan rasa penasaran kita dengan berbagai diskon Menarik, hehe.. Perilaku hedonis akan membuat seseorang menjadi semakin terpuruk kehidupannya, sampai diambang kehancuran antara suami istri, karena hanya di luar terlihat bagus dan menawan padahal jika digali lebih dalam sangat-sangat memprihatinkan.

Jika masih muda saja pola hidupnya sudah menumpuk yang namanya hutang, bagaimana nanti jika anak-anaknya sekolah tingkat SD,SMP atau SMA, yang dipastikan biaya hidup semakin tinggi sedangkan hutang-hutang menumpuk terus dengan bunga-bunga kredit yang membengkak setiap tahunnya. Itulah mengapa pola hidup suka berhutang dan hedonis itu sangat-sangat berbahaya selain untuk diri sendiri juga orang lain karena akan menghancurkan sendiri perekonomian. Karena tidak jarang seorang yang berperilaku hedonis akan menghalalkan segala cara mendapatkan yang diinginkannya Contohnya: KORUPSI, selingkuh, menjual diri.

Ada sebuah kejadian nyata dan membuat saya miris, seorang wanita usia di bawah saya, bisa di bilang wanita ini teman yang begitu baik dengan saya, baiknya luar biasa kalau di depan saya sih.., wanita ini berkeluarga, sudah mempunyai suami dan anak, hidupnya bisa saya bilang glamor dan mewah, punya rumah bagus, dan mobil bagus, tapi itu semua dari hasil hutang, kalau suaminya jadi pejabat kantoran sih gak masalah ya, lah ini suaminya gaji sebulan mentok UMR lah, tapi istrinya bergaya ala wong tajir, sering ngemol, kumpul-kumpul sama teman-temanya, pokoknya bergaya ala selebritis tis..tis.. dech hehe. Nah loh, yang namanya hutang pada akirnya berbunga terus dong setiap bulanya, akiranya mulailah susah cara bayarnya gimana, ya kalau bayar jelas pakai duitlah yee, masa mau pakek daun haha..., tapi yang namanya eksis narsis harus tetap jalan, tapi dapat duitnya itu dari mana, sedangkan pemasukan gak ada sama sekali, buat bayar hutang juga masih kurang, pada akirnya wanita ini cari laki-laki hidung belang, selingkuh, dan mau di ajak tidur, asal dapat duit, apa gak parah tuch, yang parahnya lagi yang bikin saya waow adalah, wanita ini bergaya sok tajir dan berani hutang banyak hanya ingin melebihi hidupnya Indrajied, dan di mata Indrajied biar terlihat tajir dan hebat. Iya dan Indrajied adalah saya guys haha..., saya cuma heran aja sih, apa yang di irikan dan menariknya dengan kehidupan saya ya? jelas-jelas hidup saya sederhana, saya juga bukan orang tajir, rumah juga sederhana gak bagus, barang-barang yang saya miliki juga tidak mewah, nah ada lagi yang bikin saya kaget, wanita ini nekad pergi ke orang pintar atau dukun yang katanya bisa membuat orang sengsara, wanita ini berjuang hanya ingin menghancurkan hidup saya, wanita ini ingin saya seperti dirinya, jadi wanita tukang selingkuh, wanita yang menjijikan, wanita najis kalau menurut saya, dia menginginkan keluargaku hancur, wanita ini sakit hati melihat saya bahagia bersama mas paijoku sayang, wanita ini hanya mengharapkan Indrajied terpuruk dan sama hancurnya seperti hidupnya, yang lebih menjijikan lagi wanita ini kan sudah gak punya duit nih ceritanya, lagian kalau mau ke dukun mana ada hari gini gratis, yang ada si dukunya cukup di bayar dengan tubuh wanita ini alias bobo shyantik gitu loh, ihh..amit-amit jabang baby. Saya gak abis pikir, wanita ini benar-benar gila, jahat, dan sadis, padahal hidup saya biasa aja sih, sederhana, kenapa di syirikin orang ya? gimana coba, kalau saya jadi artis sering tampil di tv yang tajir hahaha..., mimpi kelesss...(bercanda) dari tadi bacanya serius amat. Dan saya hanya bisa bilang untuk wanita ini, wanita ini jiwanya sakit parah. Pada masyarakat umum, penyakit jiwa ini biasanya diistilahkan dengan gila atau penyakit gila. Sebab mereka sering melakukan tingkah laku yang semaunya sendiri, tidak wajar dan abnormal.
 
Ya itulah yang namanya kehidupan, kurangnya bersyukur membuat orang jadi kalap mata, dan akan menghalalkan semua cara dan menghancurkan diri sendiri, karena yang ada di pikiranya hidup enak glamor dan selalu eksis narsis bersenang-senang. Saya bersyukur dengan apa yang saya punya, dan saya tidak harus berhutang dalam hidup saya, saya merasa punya segalanya meskipun sederhana, saya bukan orang tajir, tapi saya merasa mempunyai lebih, lebih nikmat, lebih berharga, lebih bahagia, dan lebih bersyukur.

Ada yang bilang juga sih, katanya kalau gak ngutang gak bakalan kaya, saya cuma mikir, " iya buk, kayak monyet keless hahaha". Kaya itu relatif, bagi saya pribadi kaya adalah hidup cukup, tanpa berhutang. Apalagi sekarag jaman semuanya dimudahkan oleh kartu kredit. Begitu banyak orang terjerat dalam hutang kartu kredit hanya karena ingin kelihatan mengikuti trend dan mode, walaupun sebenarnya belum mampu, atau memang tidak perlu. Saran saya kepada semua. Jadilah pribadi menarik yang berkarakter, sehingga orang tertarik dan suka dengan kepribadianmu, bukan dengan apa yang melekat diluarnya saja, yang sesungguhnya bisa sekedar bungkusan semata yang tidak mencerminkan isi dan kualitas di dalamnya.

May 23, 2016

Iri Melihat Orang Lain Sukses

Rumput tetangga kadang tampak lebih hijau, itu adalah ungkapan yang sering kita dengar. Ungkapan tersebut menggambarkan bagaimana kita terkadang sering melihat pencapaian-pencapaian orang lain dan melupakan apa yang sebenarnya kita punya. Dalam bahasa sederhana, ungkapan tersebut bisa diartikan sebagai iri hati. Sifat iri hati sendiri sering kali datang ketika kita melihat orang lain memiliki sesuatu yang tidak kita miliki.

Kehidupan dan segala yang kita miliki saat ini pantas disyukuri. Bersyukur membuat hidup terasa lebih “ringan” dijalani sekalipun berbagai masalah dan kesulitan datang silih berganti. Namun, bersyukur jelas tak semudah dalam ucapan saja karena nyatanya prestasi dan pencapaian orang lain seringkali membuat kita menginginkan hal yang sama.

Sekilas, rasa iri atau cemburu memang terkesan negatif. Padahal, keinginan untuk bisa seperti teman atau rekan kerja yang lebih sukses sebenarnya sangat wajar atau boleh dibilang “normal”. Bedanya, ada orang yang membiarkan rasa iri berlarut-larut dan berubah jadi rasa benci, tapi ada pula yang justru bisa menggunakan rasa iri itu untuk memotivasi diri sendiri.

Kenapa perasaan iri dan cemburu itu bisa muncul? Alasannya, kamu mungkin hanya melihat dari satu sisi atau tidak menggunakan banyak sudut pandang saat melihat prestasi orang lain. Saat seorang rekan kerja dapat gelar pegawai berprestasi misalnya, kamu mempertanyakan kinerjanya. Karena menurut pengamatanmu, dia justru sering terlambat datang ke kantor, sedangkan kamulah yang hampir setiap hari datang lebih awal.

Dan yang aneh lagi nih, ada yang sewot banget ketika saya menghasilkan tulisan yang sudah saya tulis disini dari beberapa tahun yang lalu, sampai sekarang, Alhamdulillah yang respon positif banyak banget, malahan mereka dari orang-orang yang hebat, eh.., tapi ada juga nih orang yang selalu respon negatif kalau baca tulisan saya, bawaanya ngomel-ngomel mulu, apa lagi kalau saya pas nulis nyebutin nama artis, yaelah kenapa kamu jadi panas dingin? Kok jadi heboh sendiri gitu sih? Hellooo...., biasa aja keless, makanya jangan baca tulisan saya, ntar penyakitnya tambah loh, gimana nanti kalau kamu pas baca tulisanku terus jantungan, eh tiba-tiba kamunya mati gara-gara baca tulisan saya yang menurut kamu lebay, kampungan, pamer dan sok, hayoo siapa yang mau tanggung jawab, hahaha...

Nah itu dia, rasa iri sudah lebay munculnya rasa iri itu muncul lantaran kamu takut kelak tak bisa “semapan” mereka. Jangankan perkara punya rumah atau mobil pribadi, urusan mencari pekerjaan saja kamu masih kesulitan. Tak heran jika banyak orang menggunakan pameo “iri tanda tak mampu” yang memang sesuai dengan kondisi ini.

Inilah untungnya jika kamu bisa menjalani hidup dengan “mengalir” dan “apa adanya”. Selain bisa lebih rileks melakoni kehidupan sehari-hari, kamu pun akan terhindar dari perasaan iri yang bisa jadi memperparah kondisimu, karena kamu terlalu fokus pada kekurangan yang dimiliki orang lain.

Semua orang memiliki kehidupan mereka sendiri. Inilah yang paling penting, kita sering kali melihat kesuksesan orang lain ketika mereka sudah sukses. Padahal kita lupa bahwa setiap orang punya perjalanan panjang dalam meraih sukses. Mereka, orang yang kita anggap sukses juga mengalami pasang-surut dalam meraih kesuksesan.

Dari sini kita harus mengubah pandangan kita, jangan melihat seseorang dari apa yang telah kita capai namun lihatlah bagaimana proses yang mereka jalani. Dari sini kita akan memahami bahwa setiap orang punya jalan sendiri-sendiri dalam hidup, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.

Supaya hidup bisa dijalani dengan lebih banyak bersyukur dan kebahagiaan terpancar dari wajah kita, mari kita jadikan rasa iri dan cemburu agar lebih bermanfaat!

Aku Rindu