Jul 28, 2017

Suami Yang Suka Selingkuh Dan Menyakiti Hati istri, Pasti Ada Balasanya.

Perselingkuhan bukanlah suatu jalan keluar yang baik dalam suatu masalah. Laki-laki yang baik jika ia mempunyai masalah dengan keluarganya dia akan diam dan pasrah memohon pertolongan Allah. Akan tetapi di jaman sekarang banyak orang menggunakan jalan pintas yaitu selingkuh. Dalam Al-quran Allah tidak membenarkan perselingkuhan akan tetapi banyak orang yang hidup hanya ingin menikmati kesenangan duniawi saja tanpa memikirkan akhirat.

Dalam sebuah kisah ini seorang suami yang hidupnya senang bermain selingkuh dengan wanita lain, tanpa ia memikirkan masa depan keluarganya. Kenapa Allah menganjurkan kepada kaum wanita untuk memilih calon suami yang baik dan mengerti dengan agama? Karena suami yang mengerti agama apabila dia dirundung masalah dengan keluarganya ,dia akan selalu percaya pada Allah, dan Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan umatnya. Di balik kesulitan pasti ada kemudahan akan tetapi dengan cara pasrah dan slalu menerima takdir Allah. Dan seseorang yang taat kepada Allah dia akan takut melakukan dosa. Apalgi selingkuh adalah dosa besar yang disalahgunakan oleh semua orang.
 
Suami yang kurang pemahaman agamanya dia akan mudah marah/emosi. Dia hanya akan mendahulukan kesenangan dirinya walaupun orang lain tersakiti.cerita nyata ini dikutip dari kehidupan masyarakat kita. Seorang wanita yang selalu di khianati oleh suaminya, akan tetapi wanita tersebut sangt sabar karna dia beriman kepada Allah dan dia yakin bahwa Allah akan memberikan balasan bagi setiap perbuatan manusia. Dia selalu berdoa untuk kesadaran suaminya meski suaminya tidak pernah berubah sifatnya. Suaminya mempunyai usaha yang sangat lancar, karena kelancaran usahnya dia lupa sama keluarganya.

jika dinasehati oleh istrinya sang suami marah dan main tangan. Suatu hari sang istri melihat hp sang suami dan melihat percakapan suaminya dengan wanita lain. Istrinya bertanya kepada suaminya baik-baik, akan tetapi suaminya menjawab dengan kasar dan sombong. Istrinyapun menangis dan mengadu kepada Allah. Sehingga suatu saat usaha yang dijalani suaminyapun bangkrut. Suaminyapun tidak sadar bahkan dia menyalahkan istrinya. Padahal jika seorang yang tahu agama dia pasti akan mikir kalau kebangkrutan yang dia rasakan selama ini karena tingkah lakunya.

Setiap perbuatan akan menuai hasilnya. Jika kita berbuat baik maka kebaikan akan datang, sebaliknya jika kita berbuat buruk maka musibah yang tidak kita duga juga akan datang. Istri itu kerjanya sangat berat. Dia mendidik anak dan merawat rumah, akan tetapi suami tidak pernah mikir akan hal itu. Apalagi jika seorang istri tidak bekerja, maka suami akan mudah meremehkan kita. Padahal mendidik dan mengurus rumah tangga itu tidaklah mudah, kenapa doa istri yang teraniaya itu sangat mustajab? Karena doanya orang yang tersakiti dan teraniaya akan langsung di ijabah oleh Allah. Jadi para suami jangan sampai anda menyesal dikemudian hari karena anda sering menyakiti hati istri. Karena setiap perbuatan buruk pasti akan berdampak buruk juga. Seorang suami mempunyai tanggung jawab yang sangat besar kelak di akherat nanti. Jika anda didunia ini mengisinya dengan amal yang buruk maka kelak diakhiratpun anda akan merasaknnya.

Seorang muslim yang taat dan takut kepada Allah dia tidak akan sewenang-wenang berbuat suatu hal buruk kepada istrinya. Sebaik baiknya orang adalah orang yang mau mengoreksi atau instropeksi diri. Jika anda mempunyai istri yang pengetahuan agamanya bagus seharusnya anda bersyukur. Karena dia akan menuntun anda menuju surganya Allah. Akan tetapi jika anda sering menyakiti istri yang sering nasehati anda baik secara baik ataupn kasar anda akan tanggung akibatnya sendiri. Seorang istri mempunyai cara sendiri utk menyadarkan suaminya. Jika suaminya tidak bisa dinasehati dengan cara baik, kemungkinan besar dia juga akan menggunakan cara kasar.

Suami yang akan mendapatkan kebahagiaan dan dimudahkan semua urusannya adalah suami yang sayang terhadap keluarganya, anak dan istrinya. Dia selalu bersikap baik dan ingin membahagiakan istrinya. Sikap baik bukan berarti pura-pura baik di depan istri tapi ternyata dibelakngnya selingkuh. Akan tetapi dia berusaha tidak ingin menyakiti istri baik fisik maupun non fisik.

Jika anda tidak percaya jika membahagiakan istri atau tidak menyakiti istri akan membawa kejayaan bagi usaha anda. Kita boleh membuktikannya. Orang yang selalu menyakiti hati istri, Allah dan malaikatpun melaknatnya. Jangan bersenang-senang diatas penderitaan orang lain karena setiap perbuatan pasti ada balasannya.

Jul 27, 2017

Gerimis Pagi Ini

Aku memandangnya sepagi ini, luruh begitu saja menyentuh bumi.
Lembut membasahi dedaunan, melebur di sela akar-akar
dan tabah terserap tanah.
Menggemburkan ladang harapan, menyemaikan putik impian.

Aku masih terus memandangnya,
dari balik jendelaku yang bersekat.
Sesekali jemariku menggapai, berharap kesejukannya mengaliri setiap
jengkal dari buku jariku.

Gerimis di pagi hari kadang menjadi ilusi,
mengembalikan rekam jejak ingatan tentang hari kemarin.
Serupa aromanya yang menghembuskan hawa panas dari tanah basah.
Mungkin juga mengembalikan apa yang sejatinya tak ditempatnya.

Gerimis yang menyamarkan tawa dan tangis,
mengumpulkan kenangan terserak,
penghapus jejak yang tertinggal,
dan merekam sejuta harapan disetiap bait rinainya.

Gerimis di pagi ini,
mungkin air mata langit tentang waktu yang terus melaju,
atau penyejuk bagi harap cemas para petani. 
Mungkin juga irama para perindu...

Aku masih memandangnya,
gerimis di pagi ini...
bagiku tak hanya laksana ribuan jarum menghujam bumi
tapi berkah melimpah dari Yang Maha Tinggi.

Jul 26, 2017

Dalam Berumah Tangga

Dalam berumah tangga, suami dan istri harus berusaha untuk saling memahami.

Tebalkan dan beri penekanan pada kata “berusaha”. Ya, ber-u-sa-ha.

Jika sudah dialami, sebenarnya memahami itu bukan proses mudah. Derajat memahami berbeda dengan mengetahui dan mengenali. Memahami tidak selesai di titik, “Oke, kebiasaan dia adalah suka tidur pakai kaos kaki.” Memahami adalah, “Dia merasa nyaman jika tidur dengan kaos kaki karena itu menghangatkannya, itu sebabnya dia selalu melakukannya.”

Memahami bukan, “Dia pasti marah jika tahu aku tidak meletakkan handuk ke jemuran, biasanya demikian.” Memahami adalah, “Dia mengurus banyak hal seharian. Tak sepantasnya aku membuatnya semakin sibuk hanya karena satu handukku. Maka aku akan menjemurnya segera untuk meringankannya.”

Memahami melibatkan empati dan emosi, bukan hanya kognisi. Dan itu butuh proses belajar sepanjang hayat. Tidak selalu berhasil, tidak semuanya bisa dipahami. Karena itu, saya pun memberi penegasan di paragraf pertama soal usaha.

Usaha pasangan dalam memahami kita pantas kita apresiasi. Meski ada banyak sekali persoalan, yang bagaimana pun pasangan kita berusaha memahaminya, ia akan terhenti di depan pintu dan kembali tanpa menemukan jawabannya.

Kalau sudah demikian, tersisa satu cara untuk tetap menjaga keseimbangan keluarga, yaitu dengan memahami ketidakpahaman pasangan kita.

Laki-laki mungkin tidak akan paham bagaimana kompleksnya emosi istrinya yang baru melahirkan. Laki-laki juga tidak akan paham mengapa perempuan suka bercerita, juga mudah menangis, tapi di lain waktu begitu galak.

Maka perempuan tak perlu menjadikan ketidakpahaman suami tersebut sebagai tanda genderang perang dunia ketiga. Dunia perempuan berbeda dengan dunia laki-laki, pahami dulu itu. Agar perempuan bisa melapangkan hati memahami ketidakpahaman suaminya.

Perempuan mungkin tidak paham mengapa laki-laki masih senang bermain seperti anak-anak bahkan ketika dia sudah menjadi seorang ayah.

Maka laki-laki tak perlu menjadikan ketidakpahaman istrinya tersebut sebagai korek api di ladang jerami. Dunia laki-laki berbeda dengan dunia perempuan, pahami dulu itu. Agar laki-laki bisa melapangkan hati memahami ketidakpahaman istrinya.

Perempuan dan laki-laki tidak perlu memasang standar yang sama terhadap pasangannya dalam beberapa urusan yang memang tidak bisa disatupahamkan.

Memahami ketidakpahaman pasangan terhadap keunikan karakter kita pun adalah proses yang mesti diusahakan dan dipelajari terus menerus.
Penerimaan adalah hulunya. Pantas kita ingat, bahwa saat kita berkata “Aku menerimamu,” itu juga berarti, “Aku menerima kemungkinan bahwa kamu tidak bisa selalu memahamiku dan duniaku, sebagaimana aku pun tidak selalu bisa memahamimu dan duniamu.”

Namun, selama pasangan kita menunjukkan usaha untuk memahami kita, sepatutnya kita menghargainya dan menunjukkan usaha yang sama untuk memahaminya. Selama kita tidak tergesa-gesa; tidak saling menuntut untuk bisa dipahami dengan cepat.

Sebab, bukankah kita masih punya waktu seumur hidup bersamanya–jika Allah menakdirkan? Rasanya, itu waktu yang cukup bagi kita untuk terus belajar memahami satu sama lain, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, dari windu ke windu, dari dasawarsa pertama, ke dasawarsa-dasawarsa selanjutnya.

Bukankah demikian?

Tentang Kita

Masih teringat tentang bagaimana kita mengekspresikan bahagia? Tentang waktu yang terasa bergulir begitu lambat, hari-hari yang terasa begitu cerah, dan wajah yang rasanya tak henti menggambarkan senyum ceria.
Sering kali, bukan? Rasa bahagia mampu membuat kita melupakan masa-masa sedih saat ujian perlahan membebani kehidupan. Kita mampu melupakan bagaimana dulu air mata pengharapan memenuhi doa-doa yang selalu kita semogakan. Ingat tidak tentang hari-hari penuh kesabaran? yang kini telah berganti dengan hari yang dihiasi bunga-bunga kebahagiaan.
Namun, kemana kah semua perasaan bahagia itu kita tuangkan? Telah habis bermuara kemana perasaan bahagia itu bersemayam?
Kita (terlalu) sering lupa bahwa apapun yang kita rasakan berasal dari kehendakNya. Lupa kalau sebenarnya esensi kenikmatan dan permasalahan itu adalah ujian. Padahal kesenangan atau kesedihan, bahagia atau duka, semuanya hanya masalah bagaimana kita memberikan pemaknaan.
Seperti ini kah diri kita? Memohon penuh harap kepada Allah, lantas ketika Allah mengabulkan—memberikan nikmat, berbahagianya kita malah ke makhluk?
Wajar bila Allah memberi banyak masalah dan ujian pada kita, agar kita senantiasa selalu dekat kepadaNya. Mungkin itulah cara yang terbaik.
Karena kalau mau jujur, susah rasanya untuk kita dekat sama Allah ketika kita bahagia, karena pada kenyataannya kita baru kembali mendekat sama Allah ketika kita mendapatkan ujian atau ketika hidup kita dilanda kesedihan.
Tau nggak? yang kita lakukan ke Allah itu… jahat.
Tapi Allah masih sayang.

Jul 23, 2017

Mimpi

Saat itu aku berlari ditengah derasnya hujan.
Tidak peduli dengan gaun putih yang kukenakan.
Aku mencari seseorang yang kurasa dapat membuatku nyaman.
Hingga akhirnya aku berada disuatu tempat yang tepat.
Namun dia tak dapat kutemukan.


Aku merasa lelah hingga akhirnya aku jatuh tertidur.

Betapa tenangnya hatiku saat ku membuka mata, dia ada didepanku dengan mata terpejam sambil memegang lembut tanganku.
Tak lama setelah itu dia pun terbangun dengan memberikan senyuman manis kepadaku, matanya seolah berkata “aku merindukanmu”.

Memeluk Tangis

Bayangkan pertengkaran, tangis, tawa, berdebat, berjuang, memberi semangat hanya dengan satu orang saja.
Kalau bersedia, ia teman hidupmu.

Mungkin apa yang kita jalani tak selalu dipeluk tawa.
Tapi setidaknya ketika menangis, kita tahu.
Kita tak akan kehilangan satu sama lain.

Menemukan seseorang yang bersedia bertukar beribu tawa lebih mudah daripada menemukan seseorang yang bersedia memeluk tangis jutaan kali.

Aku Rindu