Jika kita berbicara
tentang murahan tentunya di benak kita hanya ada satu definisi yaitu perempuan
yang sering gonta-ganti pasangan, namun dalam arti murahan terdapat banyak
pandangan baik itu barang yang tidak berkualitas hingga dijual dengan harga
yang sangat murah ataupun memang seseorang yang memang menjual harga dirinya
dengan murah.
Namun disini penulis akan memfokuskan terhadap seseorang yang menjual harga
dirinya dengan murah ataupun secara geratis sehingga dapat dikatakan orang
murahan. Dalam arti murahan jarang sekali kita temui bahwa laki-laki yang
menjadi korban, namun kebanyakan wanita yang sering kita jumpai sebagai wanita
murahan.
Jika sudah dikatakan sebagai wanita murahan saya rasa ini sangat sulit untuk
memperbaiki diri karena wanita murahan sama saja tidak memiliki harga diri,
bahkan wanita murahan dapat dikatakan lebih parah dibandingkan dengan pelacur.
Pelacur walupun sebagai wanita penghibur namun mereka memiliki harga yang
tinggi, mereka tidak semua lelaki yang mereka dekati, berbeda dengan wanita
murahan. Menurut penulis ada beberapa ciri yang dapat dikemukakan bagiamana
perilaku dari wanita murahan.
a. Gonta-Ganti Pasangan
Jika wanita murahan akan selalu menerima ajakan setiap laki-laki untuk
bepergian kemana saja dan kapan saja. Banyak yang mengatakan “banyak pasangan”
itu membuktikan seseorang bahwa ia cantik atau tampan namun itu hanyalah
perspektif secara individual, jika kita ambil dari perspektif umum maka, itu
hanya menunjukan bahwa seseorang yang memiliki banyak pasangan membuktikan
bahwa ia murahan.
b. Mudah Terkena Rayuan
Wanita murahan sangat
mudah dirayu, apalagi bila dijanjikan sesuatu berupa uang ataupun barang yang
akan dibelikan untuknya guna untuk mempenuhi keinginannya. Orang yang seperti
ini tidak akan melihat dengan siapa ia bergaul, baik orang itu telah
berkeluarga, tua, lebih muda semuanya akan dianggap sama, asal dapat menjamin
kebutuhan hidupnya.
c. Selingkuh
Selingkuh juga dapat
menunjukan bahwa seseorang itu murahan, karena dia akan mengatur waktu kapan
akan meluangkan waktu buat si A dan kapan meluangkan waktu dengan si B atau si
C atau lebih dari itu. Ia akan secara bergiliran untuk memenuhi keinginan
pasangannya.
d. Gaya Pakaian
Kita ketahui bagaimana
seorang pelacur menggunakan pakaian, mereka selalu menggunakan pakaian yang
mini atau pakaian-pakaian yang seksi sehingga dapat perhatian dan ketertarikan
dari pelanggan. Wanita murahan juga hampir sama dengan cara berpakaian seorang
pelacur, untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar oleh karena itu ya
menggunakan pakaian yang menurutnya bisa dapat perhatian terhadap semua
laki-laki, namun agar tidak terlalu menonjol bahwa ia seorang murahan maka ia
tidak terlalu menggunakan pakain yang mini. Namun setiap orang yang
memandangnya selalu bergairah atau terpesona untuk ingin memilikinya. Sehingga
setiap laki-laki yang memandangnya terpesona akan gestur tubuhnya. Sehingga
laki-laki tertarik padanya, dan alasan laki-laki inigin memilikinya bukan
karena mencintainya tetapi karena ingin mencicipi tubuhnya. Namun gaya
berpakaian ini berbeda dengan gaya pakaian seorang artis atau model yang sedang
melakukan pekerjaannya sebagai wanita karir, wanita karir sebagai model hanya
berpakaian pada saat itu, bukan pada setiap tempat.
e. Berkata Kotor
Sangat tidak enak
sekali kita dengar bahwa seseorang berbicara dengan menggunakan bahasa yang
kotor, yang dimaksud dengan bahasa kotor dalam wanita murahan yaitu seringnya
menyebut atau memaki dengan menggunakan jenis kelamin. Sesorang yang sering
menyebut jenis kelamin biasanya telah melakukan hubungan intim. Bila seseorang
tidak pernah melakukan hubungan intim, untuk mendengar saja biasanya tidak mau
apalagi sampai menyebutnya. Namun hal ini berbeda bila kita sedang belajar biologi
bagian reproduksi.
f. Berbicara Seks
Wanita murahan sangat
senang bila berbicara tentang seks, mereka tidak merasakan jeli atau jijay,
bahkan mereka akan mencari tau bagaimana cara untuk melakukan seks lebih
memuaskan.
g. Menonton Video Seks
Dengan menonton video
seks maka mereka akan lebih bergairah dalam melakukan seks, dan mereka berfikir
akan dapat melakukan hal yang sama seperti video yang mereka lihat.
h. Tidak Perawan
Tidak perawan paling
jelas dalam menunjukan bahwa seseorang itu murahan namun, hal ini berbeda
dengan seseorang yang telah menikah. Jika seorang gadis sudah tidak perawan,
kita tidak dapat mengetahui berapa kali ia melakukan hubungan intim, karena
biasanya jika telah melakukannya satu kali akan menjadi pecandu, dan
pasangannya pasti akan meminta kembali, jika seorang gadis menolak ajakan
pasangannya behubungan intim maka pasangannya akan meminta “PUTUS” namun karena
si gadis ini telah melakukannya dengan laki-laki itu maka ia tidak mau
kehilangan laki-laki itu, jadi dengan sangat terpaksa ataupun ikhlas si gadis
harus menerima ajakan pasangannya untuk berbuat hal yang sama (hubungan intim).
Ini sangat merugikan bagi kaum laki-laki yang menikahi gadis seperti ini,
karena sudah murahan tidak perawan pula. Namun untuk kita mengetahui apakah
seseorang itu perawan atau tidaknya ini lumayan sulit bila kita menilai dari
perilaku kecuali jika kita akan membawanya kedokter dan meminta keterangan
dokter, kita menanyakan secara langsung saja belum tentu yang ditanya berkata
jujur.
i. Jual Diri
Menjual diri sangat
sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, hal ini paling banyak
terjadi pada kalangan pelajar terutama para remaja yang hidupnya jauh dari
orang tua, itu yang pertama. Kemudian alasan ke dua karena faktor ekonomi yang
kurang. Terdapat dua pandangan mengenai jual diri, pertama jual diri dalam arti
menjual kemampuan atau skill dalam berusaha melakukan hal yang positif seperti
melamar pekerjaan. Kemudia yang kedua dalam segi negatif atau melalui jalan
pintas dengan cara menjual tubuh atau fisik, ini biasanya karena seseorang
tidak dapat berfikir panjang sehingga dia tidak dapat menemui jalan keluar
hingga ia mengambil keputusan untuk menjual diri. Berfikir kritis sebagai
alasan untuk menutupi kesalahan, seperti “saya terpaksa melakukan hal ini,
kalau aku ga lakuin ini aku ga bisa makan” ga bisa bayar SPP atau pendaftaran
lainnya yang memerlukan uang”.
Tentunya itu hanyalah
kebohongan-kebohangan yang ia katakan untuk menutupi kesalahannya, tidaklah
mungkin orang tua dalam menyuruh anak-anaknya untuk sekolah ataupun kuliah
tidak mampu dalam hal biaya. Saya rasa biaya yang diberikan oleh orang tua
sangat cukup, namun apa yang menyebabkan pemebrian orang tua itu kurang.nada
beberapa penyebab hal itu;
a. Boros, selalu
membeli keinginannya dan tidak sesuai dengan kebutuhannya.
b. Mengutamakan biaya hidup orang lain (misal:
pacar) dibandingkan dengan hidup pribadi.
c. Sulit mengatur keuangan.
d. Suka jalan-jalan
atau hura-hura, pengennya senang-senang.
Kembali ke poin “TIDAK
PERAWAN” - Tetapi jika hanya untuk mempacari saja tidaklah jadi masalah, apakah
dia perawan atau sudah tidak perawan. Namun jika Anda hendak
mempersuntingkannya sebagai calon istri, lebih baik Anda mempertanyakan hal
itu. Tetapi, bagi lelaki yang sudah tidak perjaka pula dan sering melakukan
hubungan intim dengan pasangannya janganlah memperumit masalah, setelah menikah
dan mengetahi pasangannya tidak perawan, maka akan melakukan perceraian ini
adalah hal yang salah. Sebagai laki-laki sehendaknya harus intropeksi diri, kenapa
saya mendapatkan istri seperti ini, sebagai laki-laki juga kita tidak bisa
menyalahkan sepenuhnya kepada wanita.
Begitulah yang dapat
saya kemukakan bagaimana perilaku wanita murahan, walaupun demikian bukan
berarti tidak bisa memperbaiki diri. Setiap orang memang pernah melakukan
kesalahan baik kesalahan besar ataupun kesalahan ringan, namun hanya saja butuh
kesabaran yang tinggi untuk memperbaiki diri jika telah melakukan kesalahan
besar, seperti telah diberi cap/stempel menjadi wanita murahan.
Setiap orang memang
memiliki perilaku masing-masing dan masing-masing perilaku yang kita miliki
memang berbeda, namun apakah perilaku yang seperti diatas merupakan perilaku
yang baik? Jika Anda memang sejak lahir memiliki perilaku seperti itu, saya
rasa Anda harus memperbaiki perilaku Anda. Lalu bagaiamana cara memperbaiki
perilaku Anda, hindari faktor-faktor tersebut.
Saya sebagai manusia juga bukan orang yang baik, tapi saya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, dan saya juga tidak merasa sebagai orang yang sok suci, tetapi bagi saya untuk menjadi orang baik memang tidak mudah, menjadi orang baik akan selalu menerima cobaan agar dapat diketahui sampai seberapa jauh kebaikan yang dapat anda lakukan. Jika menjadi orang baik mudah, maka tidak ada orang menjadi jahat, namun kita sadari setiap orang ingin terlihat baik.