Oct 13, 2018

Senja Itu

Senja itu, aku kembali jatuh cinta.
Jatuh cinta dengan mas paijo, kembali mengoyak perasaanku. Cuma-cuma.
Bahkan aku tak sanggup berdiri lama di depanmu untuk berpura-pura. Berbeda sekali dengan semua orang lainnya.

Detik selanjutnya setelah aku memaksa diri berlalu, degup di dada menjadi tak biasa.
Air mataku luruh.
Wajahku basah dengan hati yang berderak patah.
Ternyata, senyumanmu masih menjadi juara.

Kue manis dan segelas besar kopi tidak dapat menyelamatkanku.
Suaraku bergetar setelah dering telepon di seberang akhirnya terangkat. Aku tidak bisa sendirian. Untungnya, ada seseorang yang dengan sabar mendengarkan dan mencoba mengurai segala kusut masai harapan. Menerjemahkan perasaan.

Setelah sekian persinggahan. Sekian perbincangan. Aku mulai memahami diri sendiri. Sungguh, aku tidak butuh apa-apa, kecuali seseorang yang senyumnya mampu menundukkanku. Keberadaannya mampu menenangkanku. Sesederhana itu.

Sekedar seseorang yang membuatku merasa nyaman. Mengalahkan kenyamananku menghabiskan waktu sendirian. Membebaskanku untuk mengutarakan perasaan. Mendengarkan seluruh celoteh penting tidak penting dan menanggapinya dengan canda. Seorang yang menyenangkan dan jenaka.

Semua orang berharap hidup bahagia.

Oct 12, 2018

Kompas Kehidupan

Manusia tidak memiliki peta untuk membantu menelusuri arah kehidupannya.
Karenanya, manusia bebas untuk memilih jalan mana yang akan dia tempuh untuk kehidupannya. Baik dan buruk arah kehidupan yang dia pilih, ingin jadi seperti apa dan bagaimana diri dan kehidupannya, itu tergantung dari keputusannya sendiri.
Maka, sudah sepantasnya mengembara di dalam kehidupan membutuhkan kebijaksanaan yang benar-benar matang.
Meskipun tiada peta yang akan menunjukkan hidupmu akan kemana dan bagaimana, setidaknya manusia memiliki kompas untuk terus berada di jalur yang tepat. Agama dan ilmu yang bermanfaat akan menjadi kompasmu untuk berkelana di dalam kehidupan.
Semoga Allah membantu perjalananmu.

Oct 8, 2018

Tentang Jodoh

Hal yang sangat sering dibahas diusia remaja adalah tentang jodoh. Kenapa? Karena memang kita tak ingin selamanya menyendiri, juga tak ingin selamanya sholat malam tanpa ditemani.
Memilih jodoh sebenarnya bukan perkara yang mudah, memilih jodoh juga bukan perkara yang sulit. Karena parameternya bukan hanya ganteng atau cantik, bukan juga banyaknya materi atau ketertarikan hati. Tapi parameternya diri kita sendiri. Pantaskah kita mendapatkan apa yang kita ingini?
Yang sering kita lakukan adalah, selalu mencari yang terbaik, memilah dan memilih. Tanpa kita sadari bahwa kita juga harus memantaskan diri terhadap apa yang kita ingini. Ingin kriteria nilai A tapi bila kita menilai diri sendiri, nilai kita masih C. Bisakah kita bertanya, pantaskah diri ini?
Hal lain yang menarik adalah ketika memilih jodoh adalah dengan cara yang tidak dibenarkan, padahal kita semua ingin pendamping hidup yang benar. Yang sering kita dengar adalah berjenggot tapi pacaran, berkerudung panjang tapi doyan menggibah. Atau pun sebaliknya, atau mungkin saja ada kriteria-kriteria lain.
Dalam memilih jodoh tentunya kita harus selektif, karena pasangan yang akan kita pilih akan bersama kita bukan dalam hitungan yang sebentar, tapi sangat lama. Bahkan, bukan hanya di dunia, tapi juga ingin bersamanya di surga.

Aku Rindu