Oct 13, 2018

Senja Itu

Senja itu, aku kembali jatuh cinta.
Jatuh cinta dengan mas paijo, kembali mengoyak perasaanku. Cuma-cuma.
Bahkan aku tak sanggup berdiri lama di depanmu untuk berpura-pura. Berbeda sekali dengan semua orang lainnya.

Detik selanjutnya setelah aku memaksa diri berlalu, degup di dada menjadi tak biasa.
Air mataku luruh.
Wajahku basah dengan hati yang berderak patah.
Ternyata, senyumanmu masih menjadi juara.

Kue manis dan segelas besar kopi tidak dapat menyelamatkanku.
Suaraku bergetar setelah dering telepon di seberang akhirnya terangkat. Aku tidak bisa sendirian. Untungnya, ada seseorang yang dengan sabar mendengarkan dan mencoba mengurai segala kusut masai harapan. Menerjemahkan perasaan.

Setelah sekian persinggahan. Sekian perbincangan. Aku mulai memahami diri sendiri. Sungguh, aku tidak butuh apa-apa, kecuali seseorang yang senyumnya mampu menundukkanku. Keberadaannya mampu menenangkanku. Sesederhana itu.

Sekedar seseorang yang membuatku merasa nyaman. Mengalahkan kenyamananku menghabiskan waktu sendirian. Membebaskanku untuk mengutarakan perasaan. Mendengarkan seluruh celoteh penting tidak penting dan menanggapinya dengan canda. Seorang yang menyenangkan dan jenaka.

Semua orang berharap hidup bahagia.

Aku Rindu