Apr 6, 2018

Merindukanmu

Sayang, entah mengapa hari ini aku begitu merindukanmu. Kau tau, hari ini aku meneteskan air mata lagi ketika mengingatmu yang jauh dari pandanganku. Aku mencoba menguatkan diriku ditemani bayangmu. Mengais sisa memori kenangan kebersamaan kita Sayang. Tapi rasanya itu belum cukup untuk membendung rinduku ini. Rindu yang mungkin kau kirimkan lewat sayup-sayup rintikan hujan malam ini.

Begitu banyak rindu yang kau ciptakan lewaat bayanganmu Sayang. Aku tak paham mengapa ini terasa berat bagiku. Merindukanmu, menatap langit-langit bayangmu dan perlahan meneteskan bulir air mata kerinduan yang mendalam. Pipiku terlalu sering basah saat mengingat senyum simpulmu. Senyuman yang begitu lekat dibenakku. Seakan selalu mengajakku kembali ke dalam mimpi yang akan mempertemukanku dengan bayanganmu, ya hanya bayanganmu Sayang.

Aku tau memang tak seharusnya aku terlalu bersedih saat rindu ini terasa menghujam dadaku. Menyesakkan, ya seperti itu rasanya. Sebulan ini waktu terasa lambat berlalu. Mungkin itu karena aku selalu menghitung jam, hari dan minggu yang telah ku lalui tanpa kabar darimu.

Selalu aku ingat percakapan satu menit dua puluh enam detik kita Sayang. Untuk pertama kalinya aku kembali mendengar suara yang selalu bisa membuatku merasakan kenyamanan hati. Kau begitu terdengar bersemangat dan bergembira Sayang. Begitu terkejutnya aku saat tiba-tiba kau menghubungiku ketika itu. Hingga aku tak mampu banyak berkata, sampai kau mengakhiri percakapan itu dan mengucapkan kata rindumu kepadaku. Aku berusaha menahan tangis yang ada di pelupuk mata tapi dayaku mungkin telat luluh teraduk-aduk oleh rasa gembira, kaget dan rindu yang mendalam Sayang.

Begitu bahagia saat membayangkanmu kembali menyapaku lewat telepon atau sekedar pesan singkat penuh rindu. Mungkin dua, tiga, atau empat bulan lagi, entahlah. Bagiku itu tak masalah, menantimu selalu membuatku bersemangat melalui hari-hariku. Memang semestinya aku tak boleh merengek atas rindu yang kau ciptakan ini. Sedangkan kau di sana entah sedang di tempa seperti apa dan aku tak pula tau, apa kau merasakan kesakitan di sana. Semoga rindu yang ku titipkan lewat desir angin malam ini mampu menguatkanmu Sayang.

Apr 5, 2018

Kesejiwaan Suami Istri


Menikah itu adalah peristiwa bersatunya dua jiwa, dua hati, dua pikiran, dua fisik dalam satu ikatan. Kendatipun ada banyak perbedaan karakter, sifat dan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan, namun mereka harus berusaha untuk menemukan rumus kimia (chemistry) penyatuan jiwa yang membuat suami dan istri berada dalam suasana “sejiwa”.

Suasana kesejiwaan inilah yang membuat kehidupan berumah tangga menjadi nyaman, tenang, tenteram, damai, dan bahagia. Suasana kesejiwaan ini yang membuat berbagai persoalan hidup mudah diselesaikan dan dicarikan jalan keluar.

Suasana kesejiwaan ini pula yang membuat suami dan istri mudah berkomunikasi dan tidak kesulitan untuk mengekspresikan harapan serta keinginan. Mereka berinteraksi dengan nyaman, tanpa ada sekat psikologis. Merasa demikian dekat satu dengan yang lain, tanpa ada jarak yang memisahkan mereka berdua. Suasana kesejiwaan ini pula yang membuat suami dan istri saling bisa berbagi kebahagiaan tanpa ada keinginan untuk mengalahkan dan menjatuhkan pasangan. Yang mereka lakukan adalah usaha untuk memenangkan kebersamaan, sehingga masing-masing telah rela untuk menundukkan ego demi kebahagiaan bersama. Bukan hanya berpikir untuk kebahagiaan diri sendiri dengan melukai pasangan, bukan pula hanya membahagiakan pasangan dengan melukai diri sendiri.

Kesejiwaan adalah suatu proses, maka yang diperlukan adalah kesediaan dari suami dan istri untuk menempuh prosesnya. Jangan mengira bahwa kesejiwaan akan didapat dengan sendirinya tanpa usaha. Suami yang merasa nyaman dan tidak ada masalah dalam kehidupan keluarga, belum tentu seperti itu kenyataannya. Karena bisa jadi ia tidak mengerti dan tidak memahami penderitaan istrinya.

Demikian pula istri yang merasa nyaman dan tidak ada masalah dalam rumah tangganya, belum tentu memang seperti itu kejadiannya. Karena bisa jadi ia tidak mengerti penderitaan batin suami yang tidak bahagia hidup bersamanya.

Apa lagi istri adalah penentu manis dan pahitnya kehidupan. Istri merupakan kehidupan yang manis saat ia memberikan segalanya kepada pasangan tercintanya tanpa memikirkan imbalan dan pamrih. Saat ia sepenuh hati dalam menyerahkan dirinya kepada suaminya seraya menghembuskan kehidupan cinta, kasih sayang, kesetiaan dan keikhlasan. Dan saat ia menazarkan kecantikannya, kemolekannya dan kehidupannya hanya untuknya semata, tidak membaginya untuk orang lain.
Sebaliknya, istri menjadi seteliti kehidupan saat sang suami merasa bahwa wanita pendampingnya menjadi tirai hitam yang menghalanginya dari mentari dan sinar kehidupan; saat sang wanita menuntut cinta, kasih sayang dan perhatian kepadanya.

Wanita -istri- adalah kehidupan yang manis, indah dan memesona, karena ia telah menjadikannya mencintai kehidupan ini dan menghargainya, serta mempersembahkan segalanya kepada sang suami dengan tulus dan ikhlas....

Maka harus ada upaya bersama dari suami dan istri untuk menempuh proses menemukan kesejiwaan. Berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk menemukan titik kesejiwaan, tergantung besaran usaha yang mereka keluarkan sepanjang menapaki prosesnya. Bisa pendek, bisa panjang. Bisa sebentar, bisa lama. Bisa cepat, bisa lambat. Bisa mudah, bisa pula susah. Anda pilih yang mana? Semua tergantung anda berdua.

Jangan Nangis

Sini kubeli kesedihanmu dengan tiga buah jeruk. Kamu pasti capek nangis terus, aku bisa mengintip sisa air mata di matamu yang cekung. Sudah jangan nangis lagi, tak akan ada pelangi muncul meskipun kamu buat hujan disana. Mungkin pelanginya sudah turun dan akan melengkung waktu kamu tersenyum.

Kalau kerongkonganmu haus, jeruk itu bisa kamu bikin jus. Kamu boleh menyimpan yang dua lagi untuk besok. Maka kamu tidak akan sedih besok dan besoknya lagi. Kalau jeruknya habis mungkin kita bisa memetik bunga dan memindahkan kesedihanmu pada kelopaknya.

Melihatmu bersedih, aku ingin menukarnya. Entah dengan apa. Tapi, tadi aku habis beli jeruk. Menurutku tak ada salahnya kamu ambil tiga, lalu mencoba untuk bahagia.

Pagi Yang Indah

Pagi yang indah, cerah penuh harapan, hadapilah dengan senyum dan Optimis. Jika hari-hari kita selalu diawali dengan optimis yang tinggi niscaya akan memaksimalkan karya pada hari ini. Dan sebalik  orang yang selalu mengeluh tiap paginya karena harus menghadapi kehidupan nyata, setelah lelap meninggalkan masalah, justru akan menambah beban pikiran kita. Percayalah setiap apa yang menimpa kita adalah sesuatu yang akan membuat kita dapat lebih tegar dan lebih kokoh. Karena hakekatnya apa yang menimpa diri kita adalah sesuai kemampuan kita. Tidak dibebankan sesuatu  melainkan sesuai kemampuannya.
Pagi senantiasa membawa aura kehidupan baru. Sinar yang baru, embun yang baru, angin yang baru. Tentu diharapkan juga semangat yang baru dengan Senyum Semangat yang indah.

Apr 1, 2018

Menyambut Malam

Gumpalan awan bergerak berarak-arak
Dibawah sinar mentari yang mulai meredup secara perlahan
Keindahan panorama sore mulai tersibak
Menaburkan keindahan ciptaan Tuhan
Di sisi lain awan mendungpun mulai berjalan
Seolah-olah ingin menyatu dengan awan yang lainnya
Tapi mendung tak berarti hujan
Menambahkan suasana semakin kelam
Semakin lama mendungpun mulai berpencar
Bertebaran kesana kemari mencari teman-temannya
Semakin malam semakin menggumpal dan menyatu
Menyambut hadirnya kegelapan di dunia malam

Aku Rindu