Sep 12, 2015

Selarik Rindu Mas Paijo

Aku harus bergegas mengemasi rindu dan membungkusinya.

Beradu cepat dengan waktu yang akan mengirimkan kenangan-kenangan kita pada pagi yang dingin ini.

Air mata akhirnya meleleh juga di sudut mataku. Ihh...mataku terasa berat.

Harus kuhapus cepat-cepat
sebelum mas paijo melihatnya dan memandangku penuh tanya
kau tahu?

Bayanganmu seakan menampar-nampar ingatanku, karena aku tau mas paijo rindu serindu rindunya padaku, kerinduanya mas paijo terus meringkuk di sudut-sudutnya meski gelap dan lembab.

Aku terlalu banyak menangis hingga sembab,
karena selalu merindukanmu, meskipun setiap hari mas paijo ada didekatku, tetapi akan datang lagi pagi yang indah ini menemuiku,
memarahi waktu yang belum sempat mengirimkan apa-apa.

Selamat pagi mas paijoku sayang...

Merahasiakan Keluhan

Sebenarnya tidak pernah ada alasan bagi kita untuk mengeluh. Entah sesulit apapun kondisi kehidupan saat itu, selelah apapun fisik dan hati kita, serumit apapun masalah kita. Tidak pernah ada alasan untuk mengeluh. Tidak ada.

Kita hanya perlu mengubah sudut pandang. Melihat segala sesuatunya dari kacamata yang berbeda sehingga pada akhirnya yang muncul adalah ungkapan syukur, bukan keluhan. Jika kondisi kita saat itu sangat sulit, lihatlah bahwa masih ada kemudahan –meski sekecil apapun– yang layak untuk disyukuri. Jika saat itu kita sangat lelah menjalani kehidupan, sadarilah bahwa setidaknya kita masih punya tempat untuk beristirahat. Jika kita pusing dengan banyaknya tugas-tugas kuliah, ingatlah bahwa ada jutaan anak lain yang belum tentu mendapat kesempatan untuk mengecap pendidikan.

Jadi inget nasehat dari sesepuh, “Kalau soal prestasi, usaha, kerja keras, lihatlah orang-orang yang diatas, yang lebih hebat. Tapi kalau soal kesehatan, rezeki, harta benda, lihatlah mereka yang dibawah kita. Biar kita jadi malu saat mau mengeluh karena selalu ada orang-orang yang ternyata kondisinya jauh lebih sulit dari kita.”
Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sedekah (yang kita keluarkan) –H.R. Ath-Thabrani

Sebisa mungkin, tahanlah keluhanmu. Simpan saja di dalam hatimu. Biar orang lain tidak ada yang tahu. Toh, meskipun kita mengeluh sebanyak apapun, sesering apapun, keadaan tidak akan berubah hanya dengan mengeluh kan? Ada banyak hal yang bisa di keluhkan, sebenarnya.
Tapi kita bisa memilih untuk mengambil sikap.

Berusaha untuk tidak mengeluh dan justru memilih bersyukur. Sebab masih ada orang lain yang kondisinya jauh lebih sulit dari kita. Ada anak-anak yang harus memperjuangkan keselamatan mereka, memperjuangkan kehidupan mereka, harus bekerja agar esok hari ada makanan yang bisa dibeli. Sementara kita, yang punya makanan untuk malam ini, punya uang untuk membeli makanan esok hari, merasa aman dan nyaman di dalan rumah, masih sering melontarkan keluhan.

Apalagi yang masih kita keluhkan, adakah?

Sep 11, 2015

Kau Pemilik Hatiku

Engkau adalah satu-satunya lelaki penakluk hatiku
pembangkit gairah dalam telaga jiwaku yang telah lama beku
tak ingin ku kehilangan sosok indah yang memberi damai dalam ruang hatiku
akan kujaga kisah ini hingga engkau jatuh dalam dekapan kasihku dan menjadi milikku hingga akhir putaran waktu.

Semua adalah tentang cinta,

tentang keindahan rasa yang telah terjalin sempurna
tak ingin berakhir dengan derai air mata
cukuplah bahagia yang kini merajai jiwa
menjadi kisah kasih abadi sepanjang masa
tertulis manis dengan tinta asmara diantara hati kita berdua

Saat ini kita bersama.. Menjalin cinta,

saling berbagi suka maupun duka
sampai kapanpun kau dan aku akan bersama
bahagia atau berurai airmata tetap menjadi kisah kita berdua

Berbuat lebih baik, kujunjung setiap masa

mewujudkan kebahagiaan yang indah menjadi nyata
seperti alam surga tanpa dosa

Hingga pada akhirnya biarkan tetap menjadi rahasia-Nya...

I Love You Mas Paijo...

Sekeping Hati

Engkau adalah sekeping hati dari kehidupanku.
Cinta yang ku junjung menyempurnakan hidup ini  di mata Tuhan.., dan akan mengungkap segala rahasia hati.

Kasih..
Berikan kasih sayang mu, kasih tulus yang senantiasa abadi dī sanubari.
Ketika dua jiwa dī satukan dalam cinta, jadi lah seperti teratai.
Masing-masing saling membuka kelopaknya satu demi satu, dan memperlihatkan kesucian hatinya agar membias di kolam.
 

Hati mengecup mesra dengan kecupan kasih, sebuah kecupan yang meninggalkan seulas senyum kepuasan pada sudut rindu mu.

Hati ku dekap erat tubuhmu, dengan pelukan romantis, sebuah pelukan yang meninggalkan hangat mengalir pada jiwa raga mu.

Terpanjat doa di setiap desah ku, hela ku bernafas kan aroma cinta yang suci.

Cahaya

Tiap orang punya cahayanya masing-masing. Mungkin ada yang teramat terang sampai-sampai membuat orang lain yang melihatnya harus menyipitkan mata karena silau.

Ada yang cahayanya biasa-biasa saja. Terangnya pas. Cukup untuk membuat benda-benda bisa dilihat mata. Ada juga yang cahayanya remang. Tidak terang, tidak padam. Tidak ada orang yang tidak punya cahaya. Seberapapun kecilnya, ia pasti punya.

Tak perlu iri dengan cahaya milik orang lain. Kita hanya tidak tahu. Seberapa besar upaya yang telah dilakukannya untuk memperbesar cahayanya. Mengeluarkan banyak energi agar cahayanya bertambah terang dari waktu ke waktu. Pendaran cahaya itu tidak diperoleh dengan mudah tanpa usaha.

Setiap orang punya cahayanya masing-masing. Punya kesempatan untuk membuat cahayanya lebih benderang. Sayangnya, ada yang ingin, ada yang enggan.

Kekuatan Doa

Setelah kau memiliki mimpi dan memberikan segenap upayamu untuk meraihnya, jangan lupakan hal yang satu ini. Tentang kekuatan maha dahsyat yang ada di luar jangkauan manusia. Terkadang tidak dapat dimengerti oleh logika kita yang terbatas. Memunculkan keajaiban-keajaiban tak terduga. Seolah semesta bersatu-padu untuk menjadikan mimpimu nyata.

Mereka menyebutnya; doa.
Pengakuanmu, bahwa ada dzat yang melebihi apapun di dunia ini, bahkan di semesta raya ini. Permintaanmu, harapanmu, keinginanmu, sebagai makhluk lemah yang tidak memiliki daya apa-apa. Berbincanglah pada penciptamu lewat doa-doa yang kau panjatkan. Pada hening di sepertiga malam, disertai air mata dan lirihnya suaramu. Doa-doa itu, akan melesat dan berpilin di angkasa. Menggetarkan singgasana-Nya.

Dia tidak pernah menolak doa yang sampai. Ia akan menjawab, “Ya” jika Ia berkenan mengabulkannya sesuai pinta. “tidak sekarang” jika Ia ingin agar kau bersabar dan terus merapat pada-Nya, atau “akan Ku Ganti dengan yang lebih baik,” sebab ia lebih tahu apa yang terbaik untukmu. He knows you best.

Kau harus percaya. Harus selalu percaya. Bahwa doa adalah serupa kekuatan. Senjata yang tak terdefinisi bentuknya. Tak terlihat tapi nyata adanya. Benar-benar nyata.

Jatuh

jangan takut jatuh
jatuh itu tidak apa-apa
meski kau tahu –rasanya sakit

tak perlu khawatir jika terjatuh
walau ada yang menertawakan
jangan lupakan bahwa akan ada
yang selalu menawarkan bantuan
mengulurkan tangan

jangan takut jatuh
takutlah jika tak bisa bangkit lagi
jatuh itu bukan kegagalan
ia barangkali hanya ujian

untuk menunjukkan padamu perihal rasa sakit
mengajarkanmu cara menjadi kuat
memperlihatkan padamu siapa yang peduli

maka jika kau jatuh
bangkitlah lagi

Memiliki Perasaan

karena biasanya hidup berjalan seperti ini,

kau memiliki perasaan itu. dia tidak memiliki perasaan itu.
dia memiliki perasaan itu. kau tidak memiliki perasaan itu.
salah satu antara kau dan dia kemudian dibalik sehingga perasaan kau dan dia bertemu.
bisa jadi bertemu bersatu. bisa jadi bertemu berpisah.
tapi anggaplah yang dipertemukan dipersatukan. 


kau memiliki perasaan itu. dia memiliki perasaanmu.
dia memiliki perasaan itu. kau memiliki perasaannya.
salah satu antara kau dan dia tidak memiliki energi untuk mengurus perasaan-perasaan itu.
saat kau tidak punya waktu, dia punya.
saat dia tidak punya waktu, kau punya.
kau dan dia bersama, telah dalam gelombang hati yang sama namun pikiran kau dan dia tidak.
tapi anggaplah yang dipertemukan dipersatukan.


kau memiliki cita-cita itu. dia tidak bisa memiliki cita-citamu.
dia memiliki cita-cita itu. kau tidak bisa memiliki cita-citanya.
salah satu antara kau dan dia kemudian mengalah sehingga masa depan kalian bertemu–atau beriringan.
bisa jadi kau dan dia sampai pada cita-cita itu. bisa jadi jalannya terlalu jauh.
tapi anggaplah yang dipertemukan dipersatukan.


dalam perjalanan itu kau tau belajar dan maklum bahwa meskipun kau dan dia dipertemukan dipersatukan dibuat berjalan di atas muka bumi bersama-sama dan beriringan, ada bagian dari kau dan ada bagian dari dia yang tidak akan pernah bisa kau miliki semuanya dalam waktu yang sama. 

jangan pernah merasa memiliki–sebab itu tak menjadikanmu lebih kaya. seringkali justru membuatmu kecewa.
merasalah dimiliki–sebab itu menjadikanmu lebih peduli. lebih bertanggung jawab.

Sep 10, 2015

Menjadi Perempuan

Ketika ia tidak peduli, ada saja yang berucap bahwa ia sombong. Padahal, dirinya hanya sedang menahan luka.

Ketika ia marah, ada saja yang berucap bahwa ia marah. Padahal, hatinya hanya sedang terluka.

Ketika ia sedih, ada saja yang berucap bahwa ia lemah. Padahal, dirinya hanya sedang kecewa.

Ketika ia bahagia, ada saja yang berucap bahwa ia tidak sedang sedih. Padahal, dirinya hanya tidak ingin terlihat lemah.

Ketika ia diperlakukan dengan keras, ia bisa patah seketika, layaknya tulang rusuk yang hanya bisa diluruskan dengan lembutnya kasih sayang.

Ketika ia memejamkan mata, lalu meneteskan airnya. Di situlah perasaannya berderai. Perasaan suka dan dukanya, bahkan cintanya juga terungkap di dalamnya. Begitulah Allah menciptakan permata paling berharga, air mata perempuan.

Tetaplah menjadi perempuan sebagaimana kodratnya. Lemah lembut, penuh kasih, anggun, namun kuat.

Tetaplah istiqomah dalam berpakaian. Semoga kelak akan menjadi pelindungmu, baik perlindungan di dunia maupun perlindungan di akhirat kelak.

Tetaplah menjaga diri. Jangan pernah sesekali lupa betapa berharganya dirimu. Tubuhmu dan air matamu. Jangan sembarangan mempertontonkan tubuhmu dan bijaklah menumpahkan air mata, tidak perlu menangisi hal yang tidak penting.

Tetaplah menjadi diri sendiri. Jika ingin berubah, berubahlah untuk diri sendiri.

Tetaplah seperti ini. Selalu menjadi diri sendiri dan menjadi wanita yang berharga.

Wanita Adalah Makhluk Yang Cantik

Tak bisa dipungkiri kalau wanita adalah makhluk yang cantik. Entah itu fisiknya atau kepribadiannya atau mungkin juga kedua-duanya.

"Kampanye" inner beauty memang banyak didengungkan yang intinya wanita disebut cantik jika punya kepribadian yang baik dan unggul. Tapi sejauh mana "kampanye" itu berhasil di dunia nyata?

Saya malah melihat kebalikannya, paling tidak itulah yang saya amati dari tren yang berkembang di tempat saya sekarang berdomisili. Kecantikan fisik begitu diagungkan hingga poster-poster salon kecantikan mendominasi papan reklame di tempat umum.

Dalam poster-poster itu digambarkan wanita harus punya kulit putih mulus tanpa noda, tanpa bulu, bersinar dan tanpa pori (invisible pores). Dengan kecanggihan teknologi kecantikan jaman sekarang, hal-hal di atas memang tak mustahil diwujudkan. A piece of cake! Tentu saja diperlukan dana yang tidak sedikit tapi kenyataannya para wanita (berduit tentunya) berbondong-bondong memenuhi salon-salon mahal tersebut. Kecantikan bisa dibeli (walau mahal).

Bukan hanya kecantikan kulit dan wajah saja yang bisa terbeli oleh uang, jika mereka merasa wajahnya atau bentuk tubuh kurang proporsional mereka bisa pergi ke luar negeri untuk operasi plastik. Biasanya negara yang dituju adalah Korea Selatan karena biaya permak di sana relatif murah atau ke Jepang, tergantung selera.

Soal wajah yang proporsional digambarkan bahwa wanita harus bermata besar dengan hidung mancung dan bibir berisi. Mereka sedang berusaha membuat diri mereka terlihat mirip dengan wanita-wanita ras Kaukasia. Ada juga yang mengikuti tren doll face, mata belo, hidung dan bibir mungil ala Jepang.

Tak hanya wajah, tubuh pun tidak lolos permakan. Iklan yang tiap menit berseliweran secara perlahan mencuci otak para wanita tentang bentuk tubuh yang ideal. Cuci otak mungkin istilah yang terlalu ekstrim tapi itulah kenyataan yang terjadi.

Wanita berlomba-lomba berdiet untuk mendapatkan tubuh yang langsing. Kalau diet makanan tak berhasil, mereka lari ke obat-obatan yang sialnya dijual bebas di toko-toko obat, jenisnya pun tidak sedikit.

Jika obat-obatan tidak mempan, operasi sedot lemak jadi pelarian. Ya asal ada uang, apapun bisa tercapai. Secantik apapun image yang ingin dicapai dengan mudah didapatkan.

Di sini saya tidak ingin membahas resiko operasi plastik atau kebangkrutan finansial demi menuruti "cantik". Namanya juga mengubah bentuk asli pasti banyak resiko di dalamnya. Sudah banyak cerita tentang operasi yang gagal kan?

Saya ingin hanya penasaran dengan orang-orang seperti itu. Jika Tuhan menciptakan tiap manusia (wanita dalam hal ini) unik dan tiada dua, lalu kenapa mereka (yang mengikuti tren) malah ingin terlihat seperti orang lain?

Kalau bisa jadi diri sendiri as God intended us to be, why trying so hard to look like somebody else we're not? Apakah kepercayaan diri mayoritas wanita separah itu?

Jadi, banggalah menjadi diri sendiri. Karena kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan yang natural dan kepribadiannya, dan itulah kebahagiaan yang kalian punya belum tentu dimiliki orang lain.

Mirror

Jadilah seperti kaca. Bukan karena ia tak pernah berbohong, namun karena ia selalu menampakkan kebenaran.

Kosongkan pandanganmu dari kabut dan debu. Selayaknya kaca yang bening.

Lihatlah dunia ini secara lurus, bukan karena dogma, but that’s all you can see. A desire which straight upon you.

Kaca itu sempurna? Tidak! Ia butuh objek serupa di hadapannya untuk mampu melihat dirinya sendiri.

Karenanya ketika dua kaca berhadapan, kebenaran menjadi titik temu.

Dan lihatlah ruangan yang penuh kaca! Kemampuan mata yang melihat segalanya. Sebuah pencerahan!

Maka jadilah manusia kaca! Karena ia sekeras batu pun serapuh salju.

Aku Merindukan Mas Paijo

Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Berbalut ingatan tempo lalu, aku mengeja namamu setiap mendung. Mengajakmu bercerita pada rintik di penghujung senja.


Di setiap jeda, aku mencarimu ditemani setiap lagu yang pernah kau nyanyikan. Menciptakan merdu lalu berhalusinasi seolah kau ada dalam sebatas pelupuk yang nyatanya kau selalu ada disampingku.


Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Tak perlu mencari alasan untuk apa aku merindukanmu, sebab tak pernah ada alasan konkret yang bisa ditelaah, hanya perlu menikmati setiap rindu itu datang. 


Cerita yang pernah kita mulai sedang mencari pemeran utama. Kau dimana? Aku memanggil hanya dalam gelap yang memekik. Aku selalu luapkan menjerit dalam pena.


Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Baru saat mencintaimu aku pernah menangis sampai memekik sendiri. Seperti mencari rongga tubuh yang leluasa untuk mencari udara. Tapi apa? Aku lupa bernafas, lalu tersiksa di tengah pencarian.


Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Entah apa yang kurindukan darimu, padahal kita selalu bercerita panjang. Entah apa yang kurindukan darimu, padahal kita selalu berjalan berdua. Entah apa. Mungkin aku merindukan mas paijo dan mas paijo merindukanku. Entahlah.


Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Gravitasi yang masih menahan kita kuharap semoga lekas melepas tarikannya, hingga kita selalu bertemu dan bersama. Aku menunggu karena aku sangat rindu, dan Sayang.


Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Merindukan waktu yang berputar tak terasa setiap harinya karena kita saling melihat bahagia di sesama kita. Tapi aku tahu, waktu tak pernah berbalik arah. Ia akan tetap melaju tanpa peduli aku yang diburu rindu. Tanpa peduli
mas paijo yang mencariku dan selalu mengucapkan, "Ning aku kangen, I love you..."

Aku merindukan mas paijo dengan utuh.
Sebab, dalam suasana apapun, kita berdua tetap selalu saling rindu dan selalu bersama, tapi yang paling sering kangen, bisa dibilang lebay, sebuah kata rindu selalu terucap dari bibir mas paijo, hehe... (tapi aku suka)


I Love You Mas Paijo....

Sep 9, 2015

Dunia Maya Belum Tentu Nyata

Ketika melihat bukti langsung bagaimana seorang laki-laki dan wanita, yang sudah mengenal agama dengan jelas, yang benar berdasarkan pemahaman sahabat, mereka berdua malah terjerumus dalam hal ini.Padahal kita sudah diajarkan bagaimana cara yang benar mencari jodoh yaitu dengan ta’aruf yang syar’i.

Umumnya dilakukan oleh yang kurang imannya
Mungkin awalnya tidak bermaksud mencari jodoh, akan tetapi lemahnya iman yang membuatnya bermudah-mudah berhubungan dengan hubungan yang tidak halal, padahal mereka sudah mengetahui ilmunya. Inilah fenomena yang sering terjadi belakangan ini, wanita dibalik hijabnya yang tertutup rapat tetapi hijab kehormatannya tidak tertutup dibalik e-mail, inbox FB, dan SMS. Begitu juga dengan laki-laki dengan penisbatan mereka kepada, “as-salafi”, “al-atsari” dengan hiasan-hiasan status dan link berbau syar’i, akan tetapi sikap dan wara’-nya tidak menunjukkan demikian. 

Hubungan laki-laki dengan wanita yang berujung cinta adalah kebahagian hati terbesar bagi manusia terutama pemuda, lebih-lebih bagi mereka yang belum pernah mecicipi sama sekali. Maka ketika bisa merasakan pertama kali sebagaimana berbuka puasa, sangat nikmat dan bahagia.

Mereka yang sudah paham tentu tidak leluasa melakukannya di dunia nyata, baik karena tidak ada kesempatan ataupun malu jika ketahuan. Akan tetapi kedua hal ini hilang ketika berkecimpung di dunia maya. Mulai dari cara halus dengan menyindir dan tersirat ke arah cinta tak halal sampai dengan cara terang-terangan. Ketika mereka merasakan nikmat perasaan cinta yang berbunga-bungan maka lemahnya iman tidak bisa membendung sebagaimana berbuka puasa. Sehingga terjalinlah cinta yang tidak diperkenankan bahkan sampai ke arah pernikahan.

Terkesan shalih dan shalihah di dunia maya.
Jangan langsung terburu-buru menilai seseorang alim atau shalih hanya karena melihat aktifitasnya di dunia maya. Sering meng-update status-status agama, menaut link-link agama dan terlihat sangat peduli dengan dakwah. Hal ini belum tentu dan tidak menjadi tolak ukur keshalihan seseorang. Dan apa yang ada di dunia maya adalah teori, bukan praktek langsung. Bisa jadi sesorang sering menulis status agama, menaut link syar’i tetapi malah mereka tidak melaksanakannya dan melanggarnya, apalagi ada beberpa orang yang bisa menjaga image alim di dunia maya, pandai merangkai kata, pandai menjaga diri dan pandai memilih kata-kata yang bisa memukai banyak orang.
Tolak ukur kita bisa menilai keshalihan seseorang secara dzahir adalah takwa dan aklaknya yang terkadang langsung bisa kita nilai dan melihatnya di dunia nyata, bukan menilai semata-mata bagaimana teorinya saja di dunia maya.

Ada juga yang ingin nampak alim dan berilmu di dunia maya dengan niat yang tidak ikhlas [Alhamdulillah ini cukup sedikit]. Selain cara-cara di atas seperti update status agama setiap jam, menaut link beberapa kali sehari, membuat note setiap hari [waktunya sangat terbuang di dunia maya].

Maka tidak heran ada yang mengaku pernah bertemu dengan seseorang yang di dunia maya terkesan sangat alim dan berilmu. Namun tatkala bertemu di dunia nyata, ternyata ia jauh dari apa yang ia sandiwarakan di dunia maya. Jauh dari ilmu, akhlak dan takwa.

Terperdaya dengan cinta dunia maya
Dan mereka yang tidak kuat imannya, terperdaya sekaligus dengan hubungan tak halal yang mereka lakukan, mereka sudah terperangkap cinta. maka semakin lengkap sudah, mereka melihatnya sebagai sebuah keindahan tiada tara sampai-sampai menutup beberapa kekurangan yang harusnya menjadi pertimbangan paling terdepan yaitu agama dan ahklak.

Keindahan bisa membuat jatuh cinta…
Dan cinta bisa membuat segalanya menjadi indah…

Inilah salah satu yang dikhawatirkan, karena cinta sudah menancap tidak peduli lagi, padahal kenal hanya di dunia maya, kemudian memutuskan untuk ketemu, ta’aruf ala kadar dan menikah. untuk mengetahui bagaimana kehidupan dunianya saja sulit, bagaimana wajah aslinya [walaupun tukar foto, maka foto sekarang bisa berbalik 180 derajat dengan aslinya], bagaimana masa depannya dan bagaimana tanggung jawabnya, apalagi untuk mengetahui agama dan akhlaknya yang menjadi prioritas utama, walaupun terkesan shalih tetapi sekali lagi itu hanya di dunia maya, belum tentu.

Wanita korban utama
Jelas wanita yang lebih menjadi korban, karena wanita umumnya memiliki hati yang lemah, lemah dengan pujian, lemah dengan perhatian, lemah dengan kata-kata puitis. Bisa kita lihat di berita-berita bagaiaman wanita tidak sedikit yang menjadi korban, baik korban kejahatan, pelecehan seksual sampai pemerkosaan oleh teman yang ia kenal di dunia maya.
Begitu juga dengan wanita penuntut ilmu agama, mengingat pentingnya agama dan akhlak suami, sampai-sampai ada yang berkata, “agama istri mengikuti suaminya, jika ada wanita yang multazimah menikah dengan laki-laki yahudi, maka ia akan terpengaruh”. Jika wanita tersebut terjerumus dengan cinta di dunia maya dan sudah tertancap cinta dan sudah tertutup kekurangan laki-laki tersebut dengan cinta buta.
Sebagaimana kisah nyata yang kami dapatkan, mereka berdua kenal di dunia maya, kemudian sang laki-laki dari kota yang jauh menyebrang dua pulau datang untuk bertemu ke kota wanita tersebut. Maka sang wanita yang sudah terperangkap cinta, langsung “klepek-klepek” dengan sedikit pengorbanan laki-laki tersebut dan langsung ingin menikah. Padahal lak-laki tersebut, wajahnya kurang, porsi tubuh juga kurang, ilmu agama juga belum jelas, dan masa depan juga masih belum jelas  dan belum mempunyai pekerjaan yang jelas sehingga bisa menopang materi rumah tangga dengan cukup. [Semoga mereka berdua bertaubat dan selalu berada dalam penjagaan Allah, Amin]

Dear ladies…
Jangan pernah tertipu oleh label ustadz dan seleb Facebook.
Jangan pernah terpesona oleh postingannya yang sarat ilmu.
Jangan pernah tergoda oleh laki-laki atau wanita yang tak punya rasa malu dengan bermudah-mudahan chat dengan lawat jenis di sosial media, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Jagalah iffah dan izzahmu. Jangan jadi perempuan gampangan yang mudah termakan rayuan gombal laki-laki abal-abal yang jiwanya sakit seperti itu.


Keping-keping Semangat.

Aku ingin berlelah sekarang, dengan memberanikan diri untuk bisa melompati banyak kemungkinan. Aku melakukan ini agar nanti aku bisa bercerita pada anak-anakku tentang bagaimana indahnya menaklukkan ketakutan-ketakutan.

Aku ingin berlelah sekarang, dengan menjadikan waktu yang aku miliki terasa sempit untuk bersenang-senang. Aku melakukan ini agar aku bisa berbicara pada anak-anakku tentang manisnya mengisi hari dengan kebaikan.

Aku ingin berlelah sekarang, dengan menjadikan diri sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan. Aku melakukan ini agar aku bisa menjadi tempat bertanya ketika anak-anakku membutuhkan jawaban atas banyak pertanyaan.

Aku ingin berlelah sekarang, karena aku ingin pantas menjadi madrasah ilmu utama yang penuh kasih sayang.

Ini aku lakukan dimana saat aku mencoba mengalahkan hebatnya lelah jiwa dan raga, dasyatnya lelah lahir dan bathin, dan berjuang menggantinya dengan keping-keping semangat.

Sep 8, 2015

Merebut Hati

Hati bukanlah sesuatu yang bisa diperebutkan. Karenanya, kamu tak perlu susah payah merebut hati orang lain. Tidak pernah ada orang yang benar-benar memberikannya. Lupakah kamu pada ruang pribadi yang dimiliki setiap orang?

Merebut hati. Jika sudah berhasil melakukannya, lantas apa? Hati bukanlah benda yang dapat berganti-ganti kepemilikan, bukan? Ya, bagaimana bisa kita merebut hati seseorang sementara hati adalah satu hal paling berharga yang dimilikinya?

Tugas kita bukanlah saling memperebutkan hati satu sama lain. Sekali lagi, tugas kita bukanlah saling memperebutkan hati satu sama lain! Bukankah merebut berarti mengambilnya secara paksa? Hati tak layak diperlakukan secara paksa.

Kalau bukan merebut, lalu apa?

Dengan cara apapun kita mengambilnya, kita tidak akan pernah benar-benar memiliki hati orang lain, sayang. Kita hanya diizinkan masuk dan memiliki ruang disana : sebentar atau selamanya. 

Masuklah dengan rapi melalui kunci-kunci kebaikan dari hatimu sendiri, karena segala yang dari hati akan dengan mudah sampai ke hati. Kunci-kunci kebaikan itu menjelma serupa kesamaan visi, komitmen, keterbukaan dan rasa percaya.

Tanpa pamrih

Kebaikan kadang tak berarti jika tidak dihargai. 

Tapi sebenarnya sebuah kebaikan adalah hal yang tak pernah mencemaskan adanya pengakuan ataupun penghargaan. 
Kebaikan adalah hal yang mestinya tulus tanpa pamrih. 

Yang kini banyak kebaikan yang tak orisinil.
Banyak kebaikan terucap tanpa hati yang beriringan.
Banyak kebaikan dihati, namun sulit utuk dilakukan.

Kebaikan itu sederhana tapi banyak hal-hal rumit yang menyertainya.
Aku berharap aku bisa melakukan kebaikan sedikit maupun banyak.
Karena hidup akan sia-sia tanpa kebaikan.

Tentang Bahagia

Definisi bahagia buat tiap orang itu beda-beda. Tergantung gimana cara pandang dan pengalaman hidup. Tapi yang pasti, bahagia itu sederhana. Terkadang, hal yang sepele dan keliatan gak penting malah bisa bikin seseorang bahagia. Senyum-senyum mulu, ketawa-ketawa, banyak bicara. Ya, tubuh kita memang seperti itu. Jika perasaan kita bahagia, pasti tercermin dari perilaku. Gak mungkin dong ada orang yang bahagia tapi wajahnya cemberut, jutek ke orang lain, ngomel-ngomel gak jelas, dll. 
Kalau nangis sih mungkin. Tangis bahagia.
Nah. Jadi sebenernya saya mau bahas apa ya tadi? Jadi lupa kan. Haha...

Oh iya. Soal bahagia yang sederhana. Ya, memang mungkin ada juga orang-orang yang gak setuju. Biarin aja. Mereka kan punya hak buat gak setuju. Saya juga punya hak buat bilang bahwa bahagia itu sederhana.

Bahagia atau enggak, itu pilihan. Dan kita gak bisa bohong. Kita sebenernya tahu hal-hal apa aja yang bisa bikin kita bahagia. Itu semua ada di dalam diri kita. bukan pada apa yang orang lain punya dan kita gak punya. Sayangnya, kita justru malah berkiblat ke sana. Pada kebahagiaan orang lain. Standar bahagia kita buat orang lain, bukan buat diri kita sendiri. padahal belum tentu kan, orang itu bahagia dengan semua yang dia punya.

Baiklah. Intinya, untuk senantiasa berbahagia kita hanya perlu bersyukur. Syukuri semua nikmat yang udah Allah kasih. Ciptakan kebahagiaan itu. Berbahagialah dengan caramu sendiri. Oh iya satu lagi, jangan lupa untuk membagi kebahagiaanmu. Agar semesta diliputi oleh senyuman dan ucapan syukur.
Alhamdulillah~~

Selamat berbahagia!

Untuk Apa Pria Kasar Dipertahankan...?

"Jika seorang wanita menangis karena disakiti seorang pria, maka para malaikat akan mengutuk setiap langkah pria tersebut" 

Ternyata bukan hanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga saja yang ada, namun ada juga yang namanya Kekerasan Dalam Berpacaran. Meski bukan sesuatu yang diekspose namun situasi seperti ini memang ada dalam kenyataan. Sampai ada statemen yang berbunyi, “masih pacaran saja udah main tangan (pukul), gimana lagi kalau sudah jadian...?”

Saya juga heran, kenapa kekerasan dalam sebuah hubungan yang belum sah harus terjadi. Dan yang sangat disayangkan adalah si korban yang selalu terkena bentakan, amarah bahkan tamparan dan pukulan. Gak habis pikir kenapa masih ada aja perempuan yang mau mempertahankan pasangan kasar seperti itu.

Ada beberapa kasus mengenai hal ini dalam kehidupan beberapa teman. Ada yang hanya terlihat namun tak mau cerita, ada juga yang kisahnya terdengar bercampur isak tangis dan wajah yang murung. Bahkan pernah seorang teman (dulu pas jadi mahasiswa) tega membentak pacarnya di depan kami. Padahal si pacar tampak tidak garang, malah terkesan baik dan penurut. Namun perlakuan si lelaki kurang elok. Sementara si perempuan juga sering menjamu si lelaki makan, tapi gara-gara makanannya gak enak langsung dibuang. Benar-benar gak tau berterima kasih.

Awalnya kami heran dan berprasangka buruk karena peristiwa tersebut selalu berulang. Kami berpandangan bahwa suatu kebodohan seorang wanita berpendidikan mau hidup dalam hubungan dengan pria yang belum jelas endingnya gimana yang juga kasar. Hingga akhirnya terdengarlah kabar kurang mengenakkan. Mereka nikah (tidak sah) karena telah telat lima bulan. Dan praduga tersebut sepertinya menjadi kenyataan. Dalam kasus ini ternyata si wanita tetap bertahan karena telah dirusak oleh si pria.

Apakah memang semua wanita yang punya kasus seperti itu? Terlalu mempertahan suatu hubungan yang membabi buta tanpa dasar pemikiran yang logis. Betapa tidak, sudahlah kasih perhatian yang khusus buat prianya, terkadang juga harus keluarin kocek buat si dia namun ternyata juga harus menanggung caci maki, bentak, bahkan main tangan. Weleh..weleh...kadang sepertinya kata-kata “cinta tak ada logika” membenarkan sikap seperti itu. Bahkan dibelain pula sama si wanita dengan bilang, “sebenarnya hatinya baik meski agak kasar”. Salutt.

Terus terang saya punya beberapa teman yang sering merugikan si wanita. Beberapa diantara mereka ada yang kasar, ada yang suka manfaatin doank, bahkan ada yang Cuma punya misi “merusak” doank. Dan mereka-mereka ini selalu saja punya wanita yang jadi sasaran tipikal mereka. Anehnya selalu saja pasangan mereka mau bertahan.

Selalu kasih nasehat kepada teman dan adik perempuan supaya menghindar dari tipikal pria kasar, parasit dan perusak seperti di atas. Jika itu pria terhormat dan berkarakter baik, tentu caranya memperlakukan wanitanya juga baik, tanpa motivasi yang neko-neko atau merugikan si wanita. Jika memang rasa itu tulus dan jelas, tentu pria itu berani berjuang, lemah lembut, sopan dan terus terang dalam menjalani hubungan. Sebisa mungkin telusuri backgroundnya, atau minta tanggapan dari saudara laki-laki atau bapak di rumah. Karena penilaian mereka biasanya tak pernah salah. Secara logika, mana mungkin ada seorang abang atau bapak yang sembarangan mengijinkan adik atau puterinya jalan dengan pria yang dirasanya kurang elok dan kurang baik karakternya.

Tapi yang dominan terjadi adalah backstreet. Saudara dan orang tua tak pernah tau adik atau puterinya menjalin hubungan dengan siapa. Sementara tindak kriminal sekarang ini semakin kontras. Coba lihat pemberitaan, hanya gara-gara cemburu si pacar rela menganiaya, bahkan menghabisi nyawa pacarnya sendiri. tentu jangan sampai hal itu terjadi.

Memang remaja putri atau  gadis sekarang ini terlalu berani dan eksklusif dalam bergaul. Entah terlalu dungu atau polos, mau menjalani sebuah hubungan tanpa dasar yang jelas dan kuat. Hanya bermodalkan, “aku sayang kamu, mau gak jadi pacarku?”, atau “kita jadian yuk..”, kata-kata seperti itu langsung mau dibawa kemana-mana. Seperti terhipnotis.


Menurut saya, jika tak sanggup menanti sampai konseling pra nikah, sanggupnya pacaran, ya mbok kalau ada yang suka langsung aja cerita sama orang tua, kenalkan langsung, bawa ke rumah dan dengar penilaian mereka. Toh itu semua hanya perkenalan pertama. Jika memang tidak baik untuk kamu (para wanita) kenapa harus dipertahankan??? Masih banyak ikan di laut. Jangan takut kehabisan pria baik, sebab wanita baik biasanya untuk pria yang baik. Pria-pria sejati juga belum punah kok. Dan Tuhan tentunya tidak kehabisan stok buat kasih jodoh yang terbaik. So jangan termakan doktrin, “Pria semakin punah, bandingnya aja ke perempuan 1:5” sampai-sampai mau ngelakuin apa aja buat dapetin pria dan pertahanin  tersebut. Pikir matang dulu.

So, mantapkan langkah, berdoa, gali potensi dan karakter yang baik, maka yakinlah semuanya itu akan mengikuti apa yang menjadi sebuah kerinduan hati. Waspadailah pria-pria kasar, penghisap dan perusak...mereka sangat-sangat merugikan.

Menulislah Tanpa Kepura-puraan

kejujuran dalam tulisan itu penting. seperti pentingnya kita berbicara dengan jujur. 
dalam tulisan, kita bisa saja –berbohong. menuliskan sesuatu yang dusta. melebih-lebihkan atau justru menyembunyikan sesuatu.

menulislah dengan jujur. meskipun apa yang kau tulis tak disukai banyak orang karena kejujurannya. tulislah kebenaran, meski kau dicaci karena orang tak setuju.

menulislah. sebagai rasa tanggungjawabmu pada dirimu sendiri. bukan agar orang lain terkesan, bukan untuk mendapat pujian, bukan untuk beroleh penghargaan. tapi agar kau berbahagia. lega karena pikiran dan perasaanmu tertumpahkan.

maka jangan ragu.
jujur dalam tulisan. jujur menjadi dirimu sendiri.
tanpa ada kepura-puraan.

Sep 7, 2015

Menilai Seseorang

Tertawa.
Tampaknya bahagia. Tapi siapa sangka, tak ada kegembiraaan. Ia hanya tertawa, untuk menutupi kesedihan sesungguhnya.

Menangis.
Mungkin kau pikir ia sedang sedih. Ditimpa kemalangan atau kesusahan. Justru tidak begitu. Ia menangis sebab terlalu penuh hatinya oleh kegembiraan. Itu air mata bahagia.

Marah.
Air mukanya tak menyenangkan. Mulutnya terus berkata macam-macam. Kau sebal karena dimarahi. Tahukah? Marahnya pertanda sayang. Pertanda ia khawatir pada keselamatanmu.

Cuek.
Terlihat tak peduli. Tak pernah bertanya kabar atau menyapa lebih dulu. Seperti orang yang sombong. Padahal kau hanya tidak tahu. Berulangkali ia mencoba menyapa, tapi terlampau gugup. Maka ia tampak tak peduli di matamu. Meski sebenarnya ia peduli padamu.

Kau mengerti?
Apa yang sebenarnya terjadi tidak selalu seperti kelihatannya.
Maka berhentilah. Menilai seseorang dari apa yang terlihat di permukaan.

Kagum Pada Seseorang

Seseorang dalam hidupnya pasti pernah merasa kagum atas orang lainnya. Kekaguman terhadap orang terdekat, orang terkenal, seseorang tak dikenal, atau siapapun bahkan orang yang jauh disana hanya dikenal melalui media televisi misalnya. Dalam satu episode hidup, mungkin kalian lelaki pernah kagum pada seseorang perempuan di jalan, kok pakai pakaiannya matching banget sama orangnya! Bahkan terbayang-bayang setelah itu kale ya, wah ini perempuan pinter berdandan. Namun kekaguman itu seharusnya cukup berlalu begitu saja. 

"Jadi mau kagum sama seseorang nich? Mending gak usah segitunya dech. Ada kalanya orang yang kita kagumi itu akan sangat mengecewakan kita. Dan saat itu terjadi rasanya saaaakiiiiiittt banget. Serius.”

Karena apa? Karena seseorang itu juga manusia, yang selalu punya khilaf dan salah.

Kekaguman ini dalam satu titik bisa menjadi fanatik atau fanatisme. Segala yang berasal dari yang dikagumi akan selalu menarik, bahkan sampai ke hal yang remeh temeh. Fanatisme yang buta bisa berbahaya, seperti akan meyakiti terhadap sang dikagumi tersebut. Semakin usia bertambah semakin kagum mengagum ini bergeser menjadi lebih realistis. Benarkah? 

Kita kagum, bahkan sampai tingkat ngefans pakek banget, pada seseorang kan banyak ya alasannya. Rata-rata karena kelebihan yang dia miliki (ya iyalah, ada gitu yang kagum karena kekurangannya? Gak ada kan ye..Hehe….). Yang jadi masalah, ketika kagum, lantas seseorang tertentu itu tiba-tiba menjadi sosok sempurna di mata kita. Seolah semua muanya bener kalau soal dia. Kita lupa kalau ia hanya manusia biasa, seperti kita. Sampai suatu saat, ketika Tuhan menunjukkan aibnya, dan membuat kita kecewa berat.

Saat itu dia yang ada di tempat tinggi dalam pandangan kita, jatuh bahkan sampai ke titik terendah. Sebenarnya, kalau dipikir bukan dia yang jatuh, tapi kita. Kita yang jatuh dalam lubang kekecewaan. Dan itu sangat sangat mempengaruhi sisi emosional, apalagi kalau kita adalah perempuan ya. Efek berikutnya adalah kita jadi sinis padanya, menghindar, bahkan membenci. Kita pengennya nyuekin, supaya dia tahu rasanya sakit hati. Padahal sebenarnya kita lah yang justru semakin sakit dari hari ke hari. Kebahagiaan kita pun terkoyak habis.

Karena itu, suka pada seseorang sebab “sesuatu” yang baik yang dimilikinya, bukan hal yang salah. Namun bagaimana kita me-manage rasa kagum itu lah yang paling menentukan. Jangan biarkan kebahagiaan kita dirampas oleh rasa sakit hati kita sendiri.

Kekaguman itu juga jangan sampai menutup kritisme kita, karena kalau kita terlalu kagum maka kita akan menjadi pengikut buta, taklid.

Mari memahamkan diri kita, bahwa sebanyak apapun kelebihan yang dimiliki orang lain, dia pun punya kesalahan dan masa lalu. Jangan karena kita mengaguminya, lantas menuntutnya menjadi sesempurna bayangan kita tentangnya. Jangan lupa juga, dia punya kehidupannya sendiri.

Untuk Perempuan

Raut wajahnya menyiratkan keindahan…

Laku tubuhnya memancarkan keanggunan…

Tutur katanya mencerminkan kecantikan hatinya…

Siapakah gerangan dirinya?


Kekuatan hatinya memancarkan ketangguhannya mengarungi hidup…

Kelembutan hatinya selalu menarik sang kumbang tuk hinggap…

Perhiasannya adalah mahkota hatinya…

Selalu ia jaga, sampai ada yang berhak memilikinya…

Siapakah gerangan dirinya?


Pandangannya adalah anugerah bagi yang layak…

Senyumannya adalah pesona…

Bahasa lisannya adalah pancaran bahasa kalbunya…

Kecantikan nyata tak lebih utama dari kelembutan hatinya…

Siapakah gerangan dirinya?


Hinakah ia?

Selama dia tak mampu menjaga lakunya…

Berhargakah ia?

Selama ia mampu menjaga perhiasannya

Muliakah ia?

Selama ia mampu menegakkan keimanan dalam hatinya

Lantas, siapakah gerangan dirinya?

Wahai para kaum penjaganya!

Muliakanlah ia…

Jagalah mahkotanya…

Hargai perasaannya…

Karena suatu saat ia akan menjadi milikmu juga.

Rindu Perempuan Yang Tabah

Ada perempuan yang sedang merindu
Rindu yang terlalu
Namun ada hal yang membuatnya bertahan
Dari mengumbar rindu 
Yang belum tentu terbalaskan

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Tak pernah ia memaksa
Agar ia didengarkan semesta

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Ia bahkan tak peduli ini sudah hari apa
Rindunya tak pernah mengambil libur sementara
Rindunya bahkan tak kenal waktu
Ia tak kenal hari Minggu

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Dijelaskannya semua rasa hanya pada Yang Maha Kuasa
Ia percaya, bahwa permintaan selayaknya dikatakan pada Yang Maha Segala

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Karena ia selalu percaya
Doa-doa baik selalu lebih mulia
Dari permintaan temu yang memaksa

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Karena meski telah terlampau biru
Ia tetap merawatnya agar tak lekas kelabu

Rindu perempuan itu adalah rindu yang tabah
Karena meski diam saja
Sajadahnya mampu menampung ratusan tetes air mata.

Perempuan

Apa perempuan selamanya harus tinggal dan mengerjakan semua pekerjaan rumah?

Apa perempuan selamanya harus mendengarkan kata mereka tanpa mendengarkan kata hati sendiri?

Apa perempuan selamanya harus dikekakang dan tak bisa melihat dunia luar?

Apa perempuan selamanya harus melakukan yang mereka katakan hanya demi sebuah penilaian? 

Apa salahnya memberi sedikit kebebasan?
Apa salahnya have a faith in me?
Even it’s just a little

Sep 6, 2015

Kebaikan

Percaya dech. Kalau kita tulus berbuat kebaikan, sekecil apapun itu, Allah pasti akan membalasnya dengan kebaikan pula.

Entah mungkin berupa kemudahan urusan, uluran tangan di kala kita perlu bantuan, atau mungkin do'a yang dilantunkan oleh orang yang kita beri pertolongan.

Mungkin datangnya bukan sekarang, bukan pula esok, tapi nanti di saat kita benar-benar membutuhkan. 

Jadi selama kita hidup, jangan pernah berhenti berbuat kebaikan. Allah itu sebaik-baiknya perencana, bukan? 
Semoga Allah masih menjadi yang pertama.

Menikmati Embun Bersama Mas Paijo

Semerbak harum embun pagi seperti inilah yang membikin aku jatuh cinta.
Serasa aku menikmati jatuh cinta pada mas paijo.

Di pekarangan rumah suasana pagi ini begitu sejuk embun berbisik.
Embun berjatuhan satu-satu.
Ranting basah sisa kaki-kaki peri yang cantik.
Bunga bermekaran telah berintiknasi semalam.
Air bak mutiara menempel pada ujung-ujung hijaunya rumput.
Suara burung bertasbih menambah kekhasan kampung halaman.
Sejuknya mengundang mata ini untuk menatap lebih dalam.
Mengundang mulut untuk terus menguntai ashma-Nya.
Mengundang hidung untuk mencium udara segar nan romantis.

Kebahagiaan menjelma masuk ke rongga-rongga dada.
Tanahku subur.
Bumiku hijau.
Semoga senantiasa dijaga oleh tangan-tangan yang setia.

Seperti mas paijo yang selalu setia menikmati embun yang indah pagi ini.

Sholat

Sholat, kata Sayyid Quthb, adalah hubungan langsung antara manusia yang fana, dengan kekuatan yang abadi

Ia adalah waktu, yang telah dipilih untuk pertemuan setetes air yang terputus dengan sumber yang tak pernah kering

Ia adalah kunci perbendaharaan yang mencukupi, memuaskan, serta melimpah

Ia adalah pembebasan dari batas-batas realita bumi yang kecil, menuju alam raya

Ia adalah angin, embun, dan awan disiang hari yang bolong

Ia adalah sentuhan yang lembut, pada hati yang letih dan payah

Maka sholat, adalah rehat

Aku Rindu