May 2, 2015

PRINSIP!!

Prinsip itu bukan cuman sekedar ucapan. prinsip itu dibuktikan dengan perbuatan.

Prinsip itu ada dasarnya. tiap orang berhak punya prinsip yang berbeda dengan yang lain, asalkan dia punya alasan dan tidak plin-plan dalam mempertahankan prinsipnya.

Saya juga punya prinsip. saya punya prinsip dengan landasan agama yang selama ini telah diajarkan pada saya yang saya yakini benar. dan saya bakal berpegang teguh pada prinsip saya, yang bisa mengubah prinsip saya bukan Anda yang merasa dekat dengan saya bukan Anda yang merasa lebih hebat dari saya atau Anda yang merasa lebih benar dari saya tapi cuma Tuhan yang menciptakan saya yang bisa.

Ini bukan tentang suka atau tidak suka. bukan pula tentang sayang atau tidak sayang. tapi tentang komitmen, niat dan kemauan. berprinsip dalam kebaikan. 

Kalau ada niat pasti berani untuk melangkah walau baru satu langkah. itu keputusan bukan keterpaksaan. kamu bisa memilih. memilih untuk maju dengan keyakinan dan ketegasan hatimu atau memilih hanya berdiri ditempat yang sama dengan banyak pemikiran lalu ragu memenuhi otakmu. ini prinsip. 

Jika kamu memilih untuk melangkah. kamu siap dengan segala resiko, namun kamu yakin bahagia didepanmu. jika kamu memilih untuk tetap ditempat yang sama. jangan pernah menyesal dengan rasa kehilangan yang ada didepanmu. karna segala keputusan mempunyai sebab akibatnya masing-masing. 

it’s so simple, you use logic or your feeling?

Bukan Belas Kasihan

Pernahkah kita melihat di pinggir jalan atau ketika sedang melintas disuatu wilayah tertentu melihat seseorang bertubuh kurus dan kulit-kulit yang sudah mengerut dimakan usia sembari menjajakan jualannya?

Mereka adalah orang-orang yang ‘dimakan’ zaman namun terus berani melawan untuk tetap hidup dengan kemuliaan. mereka menolak menyerah atau sekadar mengemis belas kasihan dari orang-orang yang lalu lalang tiap harinya.

ya, kakek dan nenek.

Bagi mereka hidupnya tak lagi sama seperti mereka muda dulu, namun semangatnya yang kiranya kita bisa lihat terus tumbuh. bahkan melebihi kita-kita yang masih muda ini. padahal jelas saja tenaga dan pikiran mereka tidak lagi setajam dulu ketika masih muda.

Namun keengganan mereka untuk menyerah pada zaman ini yang harus diapresiasi. bukan berarti kita kasihan. tapi hal ini lebih pada bagaimana kita dapat belajar berempati atas apa yang dirasakan oleh orang lain. khususnya bila melihat semangat yang dimiliki oleh mereka-mereka itu.

Empati dan Apresiasi

sebuah kata yang memiliki makna mendalam, dan masih saja sulit untuk diterapkan secara mendasar dalam perbuatan ini, termasuk saya. namun hal tsb bukan menjadi penghalang kita untuk terus belajar dan mengasah intuisi kita di dalam bawah sadar, untuk nantinya secara terbiasa akan tumbuh kata tersebut di dalamnya.

Memang bukan perkara mudah ketika kita belum terbiasa, namun seperti halnya budaya-budaya yang kita dapatkan saat ini, dulunya mereka juga demikian. dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan konsisten agar menjadi hal yang biasa kita sebut sebagai sebuah kebiasaan. 

Kakek dan nenek itu dengan prinsip hidup mencapai kemuliaan selayaknya menjadi contoh kita. kaum muda-mudi yang masih memiliki banyak keunggulan dari pada usia-usia manusia lainnya. sebuah keunggulan yang dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.

ya, sekarang kita mulai bertanya. sudah seberapa banyak orang yang kita apresiasi dan berempati sampai usia saat ini?

May 1, 2015

Malam ini Menghadiahkan Sebuah Senyuman

Malam ini bisa kita tutup dengan cara biasanya: Selepas hari yang melelahkan atau membosankan, kamu merebahkan tubuhmu di atas tempat tidur. Kamu sudah mencuci muka, tentu saja. Tak lupa cuci tangan dan kaki. Lampu sudah dimatikan, tetapi kamu belum mau menyimpan telepon genggammu. Kamu ingin membuang-buang waktu dengan membaca hal-hal yang tidak penting, seperti seharian tadi, hidup kadang-kadang hanya tentang membunuh kebosanan, kan?

Malam ini bisa kita tutup dengan cara biasanya: Kamu tersenyum ketika membaca atau melihat sesuatu yang menarik perhatianmu, seperti tulisan ini. Tapi senyum itu tak akan bertahan lama. Maka kamu terdiam untuk beberapa lama. Untuk sekadar memikirkan benarkah kamu orang yang seperti itu? Kemudian kamu mengiyakan. Kamu memang orang yang seperti itu. Tidak apa-apa.

Malam ini bisa kita tutup dengan cara biasanya: Ada yang menonton. Ada yang berdoa. Hidup ini biasa-biasa saja… Seperti malam yang gelap dan cahaya lampu yang bisa redup. Ada yang ketakutan. Ada yang bersenang-senang. Tidak semua orang baik beruntung dan banyak orang beruntung nyatanya tidak begitu baik.

Malam ini bisa kita tutup dengan cara biasanya: Demikianlah rasa kantuk menyerangmu dengan cara yang misterius. Menghadirkan berbagai jenis pikiran yang padahal tak bisa kamu jelaskan satu per satu. Apa yang terjadi pagi tadi setelah kamu menyikat gigi? Apa kata pertama yang kamu dengar hari ini? Hidup ini membosankan karena hanya berisi pengulangan-pengulangan…

Malam ini mau kita tutup dengan cara biasanya?

Mungkin hidup akan lebih menarik jika malam ini tidak kita tutup dengan cara biasanya. Barangkali ini bisa dicoba: Mereka yang sebelum tidur menghadiahkan sebuah senyuman, akan terbangun dengan kebahagiaan!

Tentang Kamu

Ini bukan tentang lebih tua,seumuran,atau lebih muda.

Ini tentang yang menyeimbangkan hidup dan yang bisa berjalan beriringan.

Yang memberi kedamaian di hati, kenyamanan di sisi, dan kasih sayang tiada henti.

Tentang tertawa bersama,saling mensupport, mendoakan satu sama lain, berbicara lepas tak berbatas tanpa berfikir ini pantas atau tidak.

Ketika dunia begitu kejam, dia menjadi tempatmu untuk selalu pulang.

Yang bisa membuatmu sangat sabar dan berusaha mengerti meski sulit.

Menerimamu apa adanya meskipun kamu cuma seadanya.

Wajah mungkin tak rupawan tapi kebersamaan dengannya itu sesuatu yang kamu yakin harus kamu perjuangkan.

Masa lalunya tidak kamu persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang.

Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar jadi lebih baik.

Tentang dia yang kamu ikhlas seumur hidup menjadi makmum dan imamnya.
Membuatmu bangga menjadi ibu dan ayah dari anak-anaknya.

DENDAM

kalau diikutkan segala luak dendam,
aku persembahkan balasan paling kejam,
mungkin tikaman kata-kata paling tajam,
dari celahan hati aku terpaling hitam,
yang dipendam masa aku memerhati diam,


kau dan sekalian harus tahu,
mata aku memerhati segalanya,
tangan aku menahan padunya,
telinga aku memekak fitnahnya,
lidah aku membisu kebenarannya,
hati aku memendam amarahnya,
jiwa aku membesar lukanya,
ditambah perasa hasutan syaitan,
diikut nafsu marah membukit,
diiring sumbangan fitnah sekeliling,
aku tukar bahagia jadi dendam,


dengan segala mantera caci maki,
dengan segala durjana sikap laku,
kau akan pasti akan nampak,
sisi senyap aku,
sisi paling terlihat gelap,
yang kau sendiri,
akan sesat disebaliknya,
bila rasa benci dan dendam,
yang kau wujudkan,
tundukkan segala cinta dan ketulusan,
yang pernah aku berikan.


Apr 30, 2015

Pengalaman

Aku manusia keras kepala.
bahkan diriku sendiri tak bisa memberi tahu bagian diriku yang lain. selalu begitu. 


Kata ustad, seharusnya kita bisa menjadikan diri kita guru untuk diri sendiri. kita sendiri yang memarahi kalau ada yang salah. kita sendiri yang mengingatkan kalau ada yang lupa. kita sendiri yang mencari tahu, lalu menemukan, kalau ada yang lubang.

Kalau tidak bisa, Allah mengajari kita melalui orang tua dan keluarga. kalau tidak bisa juga, Allah mengajari kita melalui lingkungan dan masyarakat. kalau masih tidak bisa, Allah mengajari kita melalui peristiwa.

Dan itulah yang terjadi kepadaku. aku hanya bisa belajar dari peristiwa. bahkan kadang satu-dua kali tak cukup. tiga baru mengena. aku memang berkepala batu, berkuping cantelan, dan bermata di dengkul.

Sering aku kesal dengan kenyataan ini. “kenapa tak mau mendengarkan? kenapa tak cukup melihat lalu percaya? kenapa harus mengalami?”

Kau tahu. biaya dari “mengalami” itu besar sekali. menguras emosi, menyedot waktu, mengganti wajahku. dan beberapa benar-benar mengubah hidupku–secara permanen. 

Bayangkan! aku membayar sebuah pelajaran hidup dengan hidupku sendiri. betapa mahal itu. 

Tapi lain waktu aku bersyukur.
paling tidak, aku bisa menjadi manusia yang bilang, “kata pengalaman.”


Siapa guru yang paling baik?
bukan diri sendiri. pengalaman.


Dan di lain waktu aku bersyukur.
perubahan hidup bukan biayanya.
dia hadiahnya.


Kata Hati

“Dia yang tidak mampu mengerti diammu, mungkin tidak juga akan paham kata-katamu.”

Menurut saya, itu tidak benar. Siapalah di dunia ini yang mampu membaca hati? Tidak. Kita tidak diciptakan dengan kemampuan sedemikian hebatnya.

Kita mungkin bisa mempelajari dan mengamati seseorang. Bahkan, ilmu psikologi telah melahirkan banyak cara untuk berusaha memahami karakter manusia. Tetapi, apakah dengan demikian kita bisa membaca hati?

Kita hanya bisa mengira-ngira. Kita tidak akan pernah benar-benar tau apa yang ada dalam hati dan dalam pikiran orang lain. Yang tau hanya orang tersebut dan Tuhan.

Hanya karena ketidakmampuan kita membaca hati, bukan berarti kita tidak mampu mengerti kata. Bukankah ia paling tau tentang hatinya sendiri? Maka bukankah akan lebih mudah mengerti jika ia yang menyampaikan maksud hatinya?

Kita hanya manusia biasa, bukan? :)

Hidup Yang Sederhana

Hidup kita tidak pernah diciptakan untuk menjadi sederhana. Misi kita dilahirkan di dunia juga bukan untuk menikmati kehidupan fana yang singkat ini, bukan untuk mencinta kemudian mati. Kita hidup bukan tanpa alasan.

Aku percaya, semua hal di dunia ini beralasan. Jika kau bilang ada yang tiada bersebab, maka itu kita saja yang tidak tahu untuk saat ini. Bukankah memang kita dicipta sempurna dengan banyak keterbatasan?

Mari bersyukur dengan kemuliaan yang tidak pernah kita minta, untuk kasih sayangNya yang sesungguhnya seringkali kita tidak pantas menerima. Hitunglah yang kecil-kecil tapi sarat makna. Hal-hal yang kita remehkan tapi kita tiada mampu hidup tanpanya.

Jadi, bersedih maka bersedihlah. Bersuka maka bersukalah. Tiada yang selamanya, ini semua sementara.
Tapi jangan lupa untuk terbangun, membangunkan diri sendiri. Bahwa hidup kita memang tidak dicipta sederhana.

Apr 29, 2015

Rasanya di Tampar....

Rasanya ditampar dengan kata-kata itu lebih menyakitkan dari pada ditampar fisiknya..
Efeknya kena hati pake banged dech..

Lisan pada dasarnya diciptakan Tuhan untuk mengungkapkan ada yang ia fikirkan dan rasakan, dan di lisan itu, jatidiri kita muncul.. karena salah satu yang menunjukkan pribadi kita adalah perkataan kita…

perkataan yang menyenangkan, pastinya akan membahagiakan orang lain, entah itu kenyataan ataupun omong kosong.. sebaliknya perkataan yang menyakitkan, pastinya akan membuat orang lain menjadi entah sakit, pesimis ataupun merubah pandangan..

Kejujuran memang terkadang menyakitkan, tetapi dengan kejujuran kita menjadi tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan tidak ada topeng yang menutupi…

Tetapi alangkah kejujuran itu disampaikan dengan kata-kata yang indah, kata-kata yang baik, sehingga tidak ada yang tersakiti..
Jika kita memperlakukan orang lain baik, maka orang lain juga akan memperlakukan kita secara baik pula..

 

Buat Para Suami

Seorang suami mengadukan apa yang ia rasakan kepada seorang Syekh..

Dia berkata:
Ketika aku mengagumi calon istriku seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik darinya di dunia ini.

Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti dia.

Ketika aku sudah menikahinya aku lihat banyak perempuan yang jauh lebih cantik dari dirinya.

Ketika sudah berlalu beberapa tahun pernikahan kami, aku melihat seluruh perempuan lebih manis dari pada istriku.

Syekh berkata: “Apakah kamu mau aku beritahu yang lebih dahsyat dari pada itu dan lebih pahit?” Laki-laki penanya: Iya, mau.

Syekh: Sekalipun kamu mengawini seluruh perempuan yang ada di dunia ini pasti anjing yang berkeliaran di jalanan itu lebih cantik dalam pandanganmu dari pada mereka semua.

Laki-laki penanya itu tersenyum masam, lalu ia berujar: “Kenapa tuan Syekh berkata demikian?” Syekh: Karena masalahnya terletak bukan pada istrimu.

Tapi masalahnya adalah bila manusia diberi hati yang tamak, pandangan yang menyeleweng, dan kosong dari rasa malu kepada Allah, tidak akan ada yang bisa memenuhi pandangan matanya kecuali tanah kuburan.

Rasulullah bersabda: “Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas pasti ia akan menginkan lembah kedua, dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat”. Jadi, masalah yang kamu hadapi sebenarnya adalah kamu tidak menundukkan pandanganmu dari apa yang diharamkan Allah.

Sekarang, apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan mengembalikan kecantikan istrimu seperti pertama kali kamu mengenalnya? Ketika ia menjadi wanita tercantik di dunia ini?

Laki-laki penanya: Iya, mau sekali.

Syekh: Tundukkan pandanganmu!

Semoga bermanfaat.


Terbeli

Hati kita sering terbeli pada orang yang berbuat baik kepada kita. Ada perasaan haru karena ternyata ada orang yang memperhatikan kita secara diam-diam ataupun secara terang-terangan. Hati yang tulus akan berusaha untuk membalas kebaikan yang didapatkannya. Sering terjadi, kita lupa jika sebenarnya kebaikan yang datang kepada kita bersumber dari suatu dzat yang amat menyayangi kita yang sampai dengan perantara orang yang memberi kita kebaikan. Dengan menyadarinya, kita akan mudah beribadah dengan alasan berterimakasih. Bukan karena mengharapkan diberikan surga atau dijauhkan neraka lagi. Lebih dari itu seperti nabi yang shalat sampai kakinya bengkak padahal telah dijamin surga. Itulah tingkatan ibadah yang tinggi. 

Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita tentu anjuran. Seorang hamba tidak bisa dikatakan berterimakasih kepada Allah jika ia tidak bisa berterimakasih kepada manusia. Hanya niatan dan pandangan saat membalas kebaikan itu tetaplah karena dan untuk Allah. Wallahu'alam.

Rahasia

Apa yang menjadikan sebuah rahasia rahasia?
saat tak ada yang mengetahui apa isinya. namun ada–atau banyak–yang mengetahui ada kulitnya. mengetahui bahwa rahasia itu ada.


rahasia bukan rahasia ketika tak ada yang mengetahui bahwa rahasia itu ada. rahasia bukan rahasia ketika ada yang mengetahui isi rahasia itu. 

tapi rahasia akan tetap menjadi rahasia, jika kau kuliti dan paparkan isinya kepada seseorang yang kau anggap merupakan bagian dari dirimu. atau, seseorang yang kau anggap menganggapmu bagian dari dirinya. 

kau adalah siapa yang kepadanya kau ceritakan rahasiamu.
kau adalah (si)apa yang kau rahasiakan.

Cantik itu....

Cantik itu....

kayak kamu kalau matanya berbinar.
kayak kamu kalau pipinya mekar.
kayak kamu kalau tersenyum lebar.


kayak kamu yang menjaga pandangan. pendengaran. lisan.
kayak kamu yang memberi bantuan dengan ringan.
kayak kamu yang santun dan sopan.
kayak kamu yang selalu menyenangkan.
kayak kamu yang percaya bahwa dirimu cantik apa adanya.
kayak kamu yang aku percaya bahwa kamu cantik.


kamu lebih cantik dari kamu yang kamu kira. nggak percaya?

menjadi cantik nggak butuh siksaan.
menjadi cantik cuma butuh ketulusan.

Apr 28, 2015

Pola Pikir dan Pandangan Hidup



Terkadang apa yang menurut kita kurang, buat orang lain itu bisa dianggap lebih, itu adalah salah satu hal yang membuktikan bahwa sudut pandang atau perspektif seseorang itu terkadang berbeda, bahkan cenderung berbeda. ada beberapa hal yang mendasari perbedaan sudut pandang seseorang :


1. Cita – cita → Cita dan angan merupakan awal dari suatu permasalahan yang akan dihadapi sehingga dapat membentuk karakter berpikir serta pola pikir dan pandangan hidup dari suatu permasalahan yang timbul. Karena setiap kita bercita – cita atau menginginkan sesuatu maka kita juga akan berpikir bagaimana meraih dan mewujudkannya, sehingga cita – cita dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang.


2. Pengalaman → Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang. Belajar tidak hanya membaca atau mendengar dan menulis saja, Belajar yang baik adalah memadukan ketiganya menjadi satu kesatuan yaitu melakukan dengan melakukan maka kita akan membaca karakter permasalahan, menganalisis permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai “analisis” sehingga dengan melalukan maka kita telah belajar baik disengaja atau tidak.


3. Pendidikikan → Pendidikan merupakan faktor penunjang dari suatu pola pikir cara pandang karena pada dasarnya pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seseorang. Tentunya akan sangat berbeda cara berpikir dan cara menyelesaikan suatu permasalahan seorang yang mengenyam pendidikan dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan. Meski pendidikan tidak dapat sepenuhnya menjadi jaminan pembentukan karakter seseorang tetapi minimal dari pendidikan itulah seseorang dapat menjadi sedikit dewasa dalam segala hal.


4. Pergaulan → Karakter manusia dapat terbentuk oleh pergaulan baik pergaulan dalam akademis “sekolah, kampus atau lembaga lainnya”, atau pun non akademis “keluarga dan masyarakat”. Pergaulan dapat membentuk kepribadian dan pola pikir seseorang. Maka dalam pembentukan pola pikir dan cara pandang pergaulan sangat mempengaruhi karena dalam pergaulan maka kita belajar melakukan “Pengalaman”.


Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan hidup seseorang karena tidaklah mungkin pandangan hidup serta paradigma berpikir dan kedewasaan seseorang dapat timbul tanpa adanya faktor yang mempengaruhi dan membentuknya, dalam hal ini adalah permasalahan – permasalahan yang dihadapi baik dalam pencapaian suatu tujauan yang berkaitan dengan cita dan angan hingga masalah percintaan.



Sepasang Mata



Bukankah ada keajaiban di sana?

Lihatlah! Bahkan kamu bisa meraskan arti tatapan mata. Indah sekali bukan? Seperti yang meraka katakan, bahwa mata tidak pernah berbohong. Ya, apabila kita bisa menangkapnya maka kita mampu memahaminya.


Mungkin, lisan bisa saja bungkam atau mengatakan yang tidak sesuai dengan hatinya. Mungkin, tubuh bisa bergerak meski memaksa. Tetapi mata adalah jendela, untuk mengetahui sebelum kemudian memahami.


Pernah ada kabar, bahkan tatapan mata dapat dimanipulasi. Ya, bisa jadi. Tetapi bagaimanapun ia tetap menunjukkan makna rasa. Tidak bisa benar-benar dipertahankan dalam sebuah kebohongan. Tidak akan bertahan lama dalam ketidaksesuaian dengan rasa dan pemahaman.


Coba tatap! Sepasang mata akan berbinar jika ada hal-hal menarik dihadapannya. Sepasang mata akan bersinar dalam kebahagiaan dan keharuan. Sepasang mata akan kuyu jika tubuh tidak lagi mampu dipaksa tangguh. Sepasang mata jelas sendu dan kosong dalam perasaan kesepian atau ketika menjadi yang tertinggal.


Mari, lebih dalam menatap untuk lebih benar dalam memahami.

Pandangan



Ada artis, atau sebutlah dia istri pejabat. memamerkan koleksi sepatu dan tas bermerk berharga ratusan ribu hingga ratusan juta di salah satu acara televisi swasta.


Ada acara, meliput bagaimana tragisnya seorang nenek tinggal di gubuk reyot menghidupi cucunya dengan menjadi buruh tani sedangkan suaminya tak bisa apa-apa karena struk.


Ada beberapa orang, rela mengantri untuk membeli handphone seharga motor. katanya itu handphone yang mempunyai kualitas tinggi dan teknologi paling mutakhir.


Ada pemulung, mengambil botol botol plastik yang dibuang orang secara sembarangan, katanya ini bisa untuk menyambung hidup.


Ada orang rela nonton konser idolanya dengan tiket jutaan rupiah, katanya kapan lagi mereka datang ke Indonesia? tahun depan belum tentu!


Ada orang pergi ke pasar malam bersama anaknya, bukan untuk bersenang senang, melainkan menjadi ojek payung karena katanya malam itu akan turun hujan.


Indonesia, adalah salah satu wilayah dimana kesenjangan sering terjadi. dan saya hidup disana.


Bukan berarti, artis yang punya koleksi barang mewah, orang yang mau membayar lebih untuk nonton konser dan beli hape itu orang yang salah. bukan. mereka punya hak untuk itu. setelah bekerja keras (entah yang bekerja keras ini orang tua atau suami/istri atau dirinya sendiri), mereka berhak menggunakan uang yang mereka dapat untuk sesuatu yang mereka inginkan. 


Bukan berarti juga, orang yang tinggal di gubuk reyot, atau jadi pemulung pasti menderita. ya, mungkin memang mereka sedang berada pada titik kesusahan, namun dibalik itu, senyum mereka adalah tanda bahwa mereka bersyukur masih diberi kehidupan dan dapat menghargai kebahagiaan dengan cara sederhana.


Bekerja keras dengan cara halal hingga menjadi kaya, menggunakan rizki yang didapat sebijak mungkin, membantu sesama yang kekurangan, bersyukur untuk menghargai kenikmatan, serta tetap menjalani hidup dengan sikap sederhana. hal ini dapat kamu pelajari dari gabungan peristiwa tadi.


Ahh, andai teori ini segampang itu. mungkin tak akan ada lagi kesenjangan kale yee…..


Aku Rindu