Hati kita sering terbeli pada orang yang
berbuat baik kepada kita. Ada perasaan haru karena ternyata ada orang
yang memperhatikan kita secara diam-diam ataupun secara terang-terangan.
Hati yang tulus akan berusaha untuk membalas kebaikan yang
didapatkannya. Sering terjadi, kita lupa jika sebenarnya kebaikan yang
datang kepada kita bersumber dari suatu dzat yang amat menyayangi kita
yang sampai dengan perantara orang yang memberi kita kebaikan. Dengan
menyadarinya, kita akan mudah beribadah dengan alasan berterimakasih.
Bukan karena mengharapkan diberikan surga atau dijauhkan neraka lagi.
Lebih dari itu seperti nabi yang shalat sampai kakinya bengkak padahal
telah dijamin surga. Itulah tingkatan ibadah yang tinggi.
Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita tentu anjuran. Seorang hamba tidak bisa dikatakan berterimakasih kepada Allah jika ia tidak bisa berterimakasih kepada manusia. Hanya niatan dan pandangan saat membalas kebaikan itu tetaplah karena dan untuk Allah. Wallahu'alam.
Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita tentu anjuran. Seorang hamba tidak bisa dikatakan berterimakasih kepada Allah jika ia tidak bisa berterimakasih kepada manusia. Hanya niatan dan pandangan saat membalas kebaikan itu tetaplah karena dan untuk Allah. Wallahu'alam.