Jul 4, 2015

Ujian Cinta Yang Sesungguhnya

Sesukses apapun..

Setampan apapun..

Setinggi apapun titel yang disandang oleh seorang lelaki..

Tak ada artinya bila tidak dihiasi dengan akhlak yang baik.

Karena lelaki shalih itu.. adalah lelaki yang baik akhlaknya, santun perangainya, lembut tutur katanya.. terutama kepada istrinya. Sahabatnya yang paling dekat dalam hidupnya.

Sungguh, memiliki pasangan yang berakhlak mulia dengan perilaku yang selalu menyejukkan mata adalah satu di antara kenikmatan-kenikmatan dunia yang tidak ternilai oleh materi.

Bila ia menyukai sesuatu dari dirimu, akan bertambahlah cinta dan kasih sayangnya terhadapmu..

Bila suatu saat ia tidak menyukai sesuatu pada dirimu, maka ia akan bersabar, tetap memuliakan dan memberi pemakluman atas dirimu.

Ketika hiruk pikuk dunia begitu melelahkanmu, ia selalu ada di sisimu untuk bersandar. Meneduhkan hatimu dengan kesabaran dan keluasan hatinya.

Ketika ujian dan rintangan hidup datang menghampiri, ia selalu menguatkanmu dalam genggam tangannya. Meyakinkanmu untuk terus melangkah dan pantang menyerah.

Ketika engkau khilaf atau terlupa, ia selalu mengingatkanmu dengan nasehat yang penuh hikmah. Ia tidak rela engkau terperosok dalam jurang kesalahan, karena ia begitu mencintaimu.

Ketika engkau berada dalam kondisi terburukmu, ia selalu setia mendampingi, apapun yang terjadi. Karena ia ingin bersamamu tidak hanya di saat-saat terbaikmu, tapi juga di titik-titik kritis dalam hidupmu.

Dan itulah ujian cinta yang sesungguhnya..

Karena sesungguhnya ia adalah bagian dari dirimu, seperti engkau juga adalah bagian dari dirinya. Baginya, engkau adalah separuh dirinya yang lain.

Untuk engkau yang telah dikaruniai seorang suami yang shalih lagi bertaqwa…

Bersyukurlah dan berusahalah menunaikan hak-haknya dengan sebaik-baiknya. Karena tidak semua wanita seberuntung dirimu..

Untuk engkau yang masih menanti..

Cermatlah memperhatikan siapa laki-laki yang datang kepadamu. Berdo’alah.. Memohonlah kepada Dzat yang Maha Mengabulkan permohonan.

Selalu pantaskan diri untuk mendapatkan salah satu perhiasan dunia paling indah bagi seorang wanita, yaitu suami yang baik dan selalu memuliakannya..

Karena layaknya istri shalihah.. Suami yang shalih itu kenikmatan yang tak ternilai harganya bagi seorang muslimah.

Cinta yang Membutakan Hati, Bukanlah Cinta Namanya

Cinta sejatinya adalah keindahan dan kesucian bila itu berasal dari hakekat hati yang apa adanya. Cinta pada tempat dan yang seharusnya tanpa kepentingan nafsu dan keinginan macam-macam. Pada hakekatnya bukan cinta itu buta. Tapi manusia yang buta memaknai sejatinya cinta. 

Menyalahgunakan cinta demi memenuhi nafsu dan keegoaannya. Bila seseorang katanya atas nama cinta melakukan segala cara yang tidak sesuai norma dan melanggar etika. Itu karena hatinya yang buta. Ia justru telah kehilangan cinta. 

Manakala ada yang membawa-bawa cinta demi sebuah perselingkuhan. Bukankah pada saat bersamaan ia telah mengabaikan cinta pada istri atau suami dan anak-anaknya? Sebab tidak mengerti cinta sesungguhnya telah banyak menyebabkan anak manusia kehilangan nyawa. 

Cinta hanya dimaknai untuk saling memiliki dan nafsu belaka. Begitulah jadinya. Membutakan mata hati. Karena atas nama cinta pula tidak sedikit orang tua yang mencelakakan hidup anak-anaknya. Cinta yang berupa untuk menguasai dan intervensi bukanlah cinta lagi namanya. Tapi demi untuk membesarkan ego dan membebaskan ketakutan. Ketika cinta dipahami dengan kebutaan hati, maka banyak bencana dan ketidak-benaran. Cinta yang menjadi sumber keindahan, kedamaian, dan kebahagiaan hanya menjadi omong kosong belaka.

Rumah, Ladang Pahala Bagi Kaum Wanita

Bagi seorang istri…

Segala keletihan dan kepayahan dalam mengurus rumah, mengasuh anak, melayani suami, memasak, mencuci baju, menyetrika dan selainnya.. Betapa ruginya jika semua itu hanya diniatkan karena kewajiban semata. Bahkan ada sebagian wanita yang menganggapnya sebagai beban. Padahal, jihadnya seorang wanita adalah di dalam rumahnya.

Di rumahnya, banyak ladang pahala terbentang. Tugas-tugas rumahtangga yang ketika semuanya itu diniatkan sebagai ibadah dan dilakukan dengan ikhlas mengharap wajah Allah, maka ganjarannya adalah surga.


Sekecil apapun hal yang kita lakukan, niatkan sebagai ibadah dan bentuk pengabdian terhadap keluarga. Maka ia akan terasa ringan, tidak memberatkan. Kita pun akan enjoy menjalankannya, karena kita melakukannya bukan semata hanya karena kewajiban, apalagi sebagai beban.

Selain itu, mengurus rumah dan segala kerepotannya dengan tangan sendiri, memberikan rasa yang berbeda di hati ini. Ada kepuasan tersendiri. Capek.. tapi happy, alhamdulillah. Dan bukankah dunia ini memang tempat untuk berjuang dan bersusah payah?

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah ditanya:
“Wahai imam, kapankah waktu istirahat itu?”
Beliau menjawab: “(Istirahat yang sesungguhnya ialah) Pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam Surga.”

Pilihlah Karena Agama Dan Akhlaknya

Bersanding dengan pasangan yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah adalah satu dari sekian banyak siksaan hati dalam hidup ini.

Dia tak peduli harta yang kita makan dari hasil halal atau haram..

Dia tidak menghargai kesetiaan dalam perkawinan..

Dia tidak merasa bersalah ketika dengan sadar tidak menunaikan kewajiban-kewajibannya, mengabaikan hak-hak pasangannya yang harus dipenuhinya…

Kebanyakan pelaku KDRT adalah mereka yang jauh dari agama, tak takut akan dosa.


Rasa takutnya pada Allah dapat tercermin dari bagaimana ia memperlakukanmu sebelum kalian menikah.
 
Apakah ia mengajakmu untuk mengikat cinta kalian dalam ikatan yang halal, yaitu perkawinan.. atau justru sebaliknya?
Apakah ia suka mengumbar kata-kata cintanya padamu yang bukan siapa-siapanya?

Ataukah ia teguh menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat mengotori hati?

Engkaulah yang lebih mengetahui. 

Maka benarlah pesan Rasulullaah,
Pilihlah karena agamanya: taribat yadak.. maka engkau akan beruntung.
“Siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena mencari harta maka dia akan menjadi miskin. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka akan Allah kumpulkan untuknya harta dan kehormatan di samping agama.” ~Sufyan ibn Uyainah

Jul 3, 2015

Privacy

Sejak awal bersama mas paijo, saya dan dengan mas paijo sepakat untuk selalu terbuka masalah gadget dan socmed. Nggak ada yang ditutup-tutupi, kapan saja mau buka, monggo.. Gadget pasangan bisa kami akses kapanpun, tanpa ada rasa keberatan dari salah satu pihak.

Prinsip kami, kalau nggak ada sesuatu yang salah, yang nggak benar.. buat apa dilock, dipassword, etc etc. Apalagi terhadap pasangan sendiri, partner hidup paling dekat selama ini. Kecuali percakapan khusus ummahat, misalnya bbm, itupun mas paijo tetap saya kasih lihat, apapun yang aku alami selalu aku cerita ke mas paijo, sekalipun saya digoda, dirayu orang rempong yang tidak jelas selalu aku sampaikan ke mas paijo, karena bagi saya menyampaikan semuanya akan lebih tenang dan tidak beban dipikiran, tentu mas paijo menghormati dengan segala yang saya sampaikan.

“Hormati dong privacy saya!”

Bukan privacy namanya, ketika kita mengatasnamakan kata itu untuk menutupi kemaksiatan yang kita lakukan secara sembunyi-sembunyi. Hanya agar tidak ada orang lain yang tahu, terlebih-lebih pasangan sendiri.

Kadang sebagai manusia, suatu waktu kita bisa terjerumus, mungkin tergelincir.. Nggak selamanya kita selalu benar, selalu aman dari godaan lawan jenis dan harta yang tidak halal.

Betapa banyak kasus suami istri yang berselingkuh lewat BBM, inbox FB, DM Twitter, dan lain lain. Betapa banyak suami yang tiba-tiba terjerat kasus korupsi.. Betapa banyak istri yang terlibat hutang ratusan juta.. Tanpa sepengetahuan pasangannya.

Di antara fungsi pasangan adalah peka membaca tanda, tak ragu saling mengingatkan, tanpa diminta. Bukan karena kepo atau cemburu buta, tapi semata karena sayang dan cinta.
Karena rumah tangga ibarat perahu, ada nakhoda dan awak kapal. Ketika sang nakhoda salah arah atau mengambil satu keputusan yang salah, bukan hanya nakhoda yang tersesat, tapi awak kapal juga akan terkena imbasnya. Di sini keutuhan rumah tangga dan individu-individu yang ada di dalamnya, dipertaruhkan.

And that’s my point :)
Laki-laki yang baik dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, diperuntukkan bagi perempuan baik yang juga teguh menjaga kesucian dan rasa malunya. Demikian juga sebaliknya.

Jangan sampai Allah memisahkan kita, karena satu dosa yang dilakukan oleh salah seorang di antara kita.
Rasulullaah bersabda,

“Tidaklah dua orang yang saling mencintai, kemudian dipisahkan antara keduanya, kecuali karena satu dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya.” (HR Ahmad).

Bangun Cinta

Katanya mencintai baru menikah itu BIASA, tapi yang LUAR BIASA itu menikah baru membangun cinta…..jatuh cinta itu 10 menit juga bisa, tapi membangun cinta perlu waktu seumur hidup. Mengapa jatuh cinta gampang? Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita. 

Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap. Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. 

Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk etikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak. Menikahi orang yang kita cintai adalah pilihan ….
mencintai orang yang kita nikahi adalah kewajiban…

Jul 2, 2015

Merindukan Senja Bersama Mas Paijo

Senja adalah perpaduan.
Merah, oranye, dan ke'emasan.
Akan lebih sempurna jika laut menjadi tempat peraduan.

Senja adalah cerminan.
Bahwa yang sempurna pun ada masanya. Ia berganti. Dikalahkan gelap malam bertabur kerlip bintang.

Senja adalah kerinduan.
Padamu mas paijo, pada pintalan kenangan.

Senja adalah harapan.
Tentang pertemuan, tentang menghabiskan kerinduan.

Mas paijoku sayang, jika bisa ku pinta.
Bersedia kah kau, meluangkan Senjamu itu? Aku hanya ingin mengulang kenangan. Cerita tentang kita yang kemarin, yang disaksikan ombak tenang kebiruan, dan disinari seberkas cahaya merah, oranye, dan ke’emasan.

Betapa indah dan bahagianya setiap senja selalu bersama, saling menggenggam tangan kita berdua, dengan penuh kasih dan sayang...
I Love You mas paijoku sayang.....

Sederhana Membuatku Bahagia

"Hal yang mewah tidak pernah menarik bagiku, aku suka hal-hal sederhana, buku, sendirian, atau dengan seseorang yang mengerti" - Maurier

Inilah zaman di mana orang-orang berlomba untuk dinilai dari apa yang mereka punya, bukan dari apa yang mereka bisa, bukan lagi dari hal positif yang mereka kerjakan. Pergeseran mindset bahwa tingginya gaya hidup seseorang selalu berbanding lurus dengan kadar kebahagiaan hidupnya.

Dan socmed mengambil peran penting dalam fenomena ini. Budaya pamer dan selalu ingin jadi yang paling ‘wah’ di antara circle pertemanan membuat manusia jadi selalu ingin lebih dan lebih. Nggak mau kalah dari orang lain yang hidupnya tampak jauh lebih sempurna.


Sometimes I wonder.. Betapa lelahnya hidup dalam perangkap semacam itu. Dikelilingi jiwa-jiwa yang selalu haus akan sanjungan, popularitas dan nafsu untuk menjadi yang nomor satu. Tak pernah merasa puas dengan milik sendiri, karena selalu membandingkan diri dengan milik orang lain.

Ini adalah kebenaran bahwa perilaku dan kepribadian yang menular. Anda tergantung pada siapa Anda berteman dengan siapa.
Ketika sebuah postingan yang sarat dengan kemewahan terunggah, sebagian orang mungkin menganggapnya biasa saja. Tapi kadang kita lupa, yang demikian bisa memicu timbulnya keinginan untuk memiliki hal yang sama bagi sebagian yang lain, tak peduli mereka sebenarnya sanggup memilikinya atau tidak.

Karena hampir setiap saat dijejali berbagai kemewahan di timeline socmed, sebagian ada yang memilih untuk mengambil jalan pintas. Ingin memiliki materi dengan cara instan. Akhirnya lahirlah generasi-generasi hedonis yang tak peduli akan halal haram. Apapun mereka lakukan asal mereka senang, bahagia, nafsu duniawinya terpuaskan. Bodo amat deh caranya gimana.

Ini adalah pasti salah satu hal yang kita harus takut, dan sadar.
Alhamdulillah sejak kecil, orangtua selalu mendidik saya bahwa uang dan limpahan materi bukanlah standar bahagia. Membiasakan saya agar hidup sederhana, apapun keadaannya. Karena sederhana bukan masalah mampu beli atau tidak, bukan juga tentang kadar kemampuan finansial. Sederhana.. adalah gaya hidup.
Pesan ibuk saya waktu kami masih kecil kecil dulu,
“Sederhana itu bukan masalah punya duit atau nggak punya duit. Sederhana itu gaya hidup. Kadang orang bayar mahal bukan karena makanan yang dia makan atau baju yang dia pakai, tapi karena gengsinya. Karena nggak mau kalah sama punya orang. Bukan hidup kita yang mahal, tapi gaya hidup kita yang mahal. Nggak papa makan sederhana, apa adanya, yang penting hidup tentram, hati tenang, jauh dari hutang..”
Bahagia itu sederhana, ketika kita bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita punya, bukan dengan apa yang kita inginkan.
“Ya Allah, letakkanlah dunia di tanganku.. Tapi jangan letakkan ia di hatiku.”

Hamba Sahaya

Sesungguhnya engkau telah keluar dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui, juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya.

Oleh karena itu jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit untukmu.

Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu.

Jadilah engkau hamba sahaya baginya, niscaya ia akan menjadi hamba untukmu.

Janganlah engkau meremehkannya, karena dia akan membencimu.

Janganlah menjauh darinya karena dia akan melupakanmu.

Jika dia mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu.

Jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya.

Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya.

Janganlah ia mencium sesuatu darimu kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan cantik.

Sama-Sama Menjaga Sayang

Semoga kita sama-sama dilindungi untuk merasa bahagia atau bahkan sedikit terlena hanya dari perlakuan cinta suami/istri kita, bukan perlakuan cinta jenis lainnya.

Selamat, sama-sama menjaga apa yang semestinya kita jaga. Meski tak bisa kupungkiri; dalam diamku, namamu tak luput aku semogakan–untuk yang ini kurasa kau belum perlu tahu.

Percayalah, ketika kita mengungkapkan terlalu dini (kita belum siap untuk serius) hanya akan menghadirkan semakin banyak keresahan. Kalau hanya satu dua bulan mungkin tidak masalah, tapi kalau dalam hitungan tahun, itu waktu yang teramat panjang. Apalagi yang enggak jelas ujungnya. Kita harus lebih paham akan kemampuan diri sendiri, jangan sembrono asal mengungkapkan tapi tidak ada tanggung jawabnya.

Percayalah, yang benar mencintaimu dengan kebenaran, tiada akan tega melihatmu terkatung-katung dalam sebuah ketidakpastian yang panjang.

Persiapkan saja diri dengan matang. Karena bila DIA merasa kita sudah cukup, tanpa perencanaan bertele-tele pun akhirnya kita dapat disatukan. Sekalipun kita mungkin mendapat jatah untuk berupaya lebih, upayakanlah hanya bila memang merasa diri sudah cukup siap.

Kita harus lebih banyak belajar mengenali diri, terutama mengenali sampai sebatas mana kemampuan kita bisa menjaga cinta tetap dalam koridor-Nya. Bila memang merasa diri belum sanggup, menghindar adalah pilihan paling patut.

Tak perlu takut tidak kebagian, karena sungguh DIA bukanlah pedagang asongan yang kapan saja dagangannya bisa habis diborong orang. DIA sungguh terlampau adil dari sekadar pikiran-pikiran kita yang kadang terlalu kerdil.

Yang mestinya sibuk kita pertanyakan bukan kapan datangnya, tapi kapan kita “benar” berupaya serius untuk menjadi cukup sesuai kriteria-Nya. Mari kita renungkan bersama. Sudahkah kita benar berupaya?

Jul 1, 2015

Rindu Senja Bersama Mas Paijo

Menghabiskan senja bersamamu itu menyenangkan mas paijoku sayang...
Walau hanya duduk di taman
Dengan semilir angin yang membelai

Menyaksikan jingga yang jatuh dalam dekapan malam
Percakapan-percakapan yang larut dalam kebersamaan, dan
Genggaman tangan yang selalu memberikan kehangatan

Aku akan selalu rindu semua itu sayang
Aku akan selalu rindu mas paijo selamanya...

Wanita Sering Selingkuh Karena Kehadiran Pria Dari 'Masa Lalu'

Pada beberapa masa yang lalu, selingkuh identik dengan dunia pria. Semakin hari, wanita seolah tidak mau kalah dan menjadi terbiasa dengan perselingkuhan. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan wanita lebih banyak dibandingkan para pria.
Apa yang membuat wanita jadi lebih berani untuk selingkuh? Kadang wanita tidak ada niat untuk selingkuh, tetapi keadaan yang sulit ditolak membuat beberapa wanita rentan terjerumus dalam dunia perselingkuhan.

Hubungan Dengan Kekasih Bermasalah

Saat hubungan dengan kekasih bermasalah, wanita sering melampiaskannya dengan berbagai cara. Ketika sosok si dia tidak lagi sempurna bahkan menyakitkan hati, kehadiran pria lain seolah air dingin yang mampu memadamkan api, nyaman dan menghasilkan debaran baru. Jika pria ini bisa memanjakan wanita dan bersikap baik, kehadiran si dia yang menyebalkan seolah tak ada artinya. Akibatnya, api perselingkuhan bisa menyala.

Kehadiran Pria Dari Masa Lalu

Apakah mantan kekasih Anda masih menghantui pikiran? Apakah ada pria di masa lalu yang membuat Anda jatuh cinta, tetapi tidak kesampaian? Saat mereka hadir kembali di kehidupan saat ini, banyak wanita mengaku bahwa debaran di dada kembali hadir, membuat bimbang, apakah kehadiran mereka bisa membuat hidup lebih bahagia ketimbang dengan kekasih? Apakah kehadirannya bagai takdir yang harus diraih? Kesempatan kadang tidak datang dua kali, maka banyak wanita yang mengambil kesempatan ini.

Sering Menikmati Obrolan Menggoda

Biasanya, wanita yang sudah punya pasangan atau kekasih tidak terlalu menanggapi obrolan centil dan menggoda, apalagi jika godaan itu jelas-jelas untuk memancing reaksi si wanita. Wanita yang sudah punya kekasih biasanya menahan diri untuk tidak berkomentar, hanya tersenyum tipis atau akan menanggapi bisa sang kekasih ada di sampingnya (hanya bercanda saja). Tapi ada lho wanita yang senang digoda dan masuk ke dalam obrolan yang menggoda dirinya. Akibatnya, obrolan menggoda ini bisa membuat si wanita terjerumus dalam perselingkuhan.

Bertemu Pria di Dunia Maya

Dunia makin luas dengan kehadiran internet dan berbagai kemudahan komunikasi. Wanita bisa berkenalan dengan banyak orang, dari seluruh dunia. Hal ini bisa menjadi hal positif sekaligus negatif. Banyak perkenalan dimulai dari dunia maya atau ‘salah kirim pesan’. Jika perkenalan ini terus berlanjut, ada saja kesempatan untuk bertemu di dunia nyata. Sudah punya pasangan atau tidak, kesempatan ini sering digunakan wanita untuk menemukan jodohnya. Jika si wanita sudah punya pasangan, maka hal ini juga bisa menjadi salah satu jalan menuju perselingkuhan.

‘Celah’ apapun yang membuat wanita bisa berselingkuh, sesungguhnya perselingkuhan akan menjadi pisau tajam yang dapat melukai hati orang lain. Dilakukan atau tidak, terserah Anda.

Memeluk Bahagiaku

segala yang pernah kita lewati dulu adalah rahasia-rahasia yang disimpan Tuhan hinggalah kita mengetahui dan laluinya sendiri. ingin sekali kita mengetahui apa lagi rahasia dari Tuhan yang tersimpan untuk kita pada masa-masa akan datang. tapi Tuhan masih menyimpannya dengan rapi, agar kita terus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang terbaik, tulus dalam berdo’a, tinggi tawakkalnya pada Tuhan, berjuang untuk meraih bahagia kita tersendiri yang terkhusus dari Tuhan buat kita dengan cara yang santun.

bagaimana ya, seandainya kita mengetahui rahasia-rahasia yang tersimpan dari Tuhan untuk kita? sudah pasti kita tidak merasa pahit dan manisnya sebuah perjuangan. pahit dan manis yang membawa pengharapan kita selalu pada Tuhan. kan? tidak mengapa. tidak ketahuan itu lebih manis sebenarnya. itu lebih buat kita mengerti kita cuma makhluk yang punya Tuhan. makhluk yang memerlukan Tuhannya sentiasa. :)

Tuhan, izinkan aku memeluk bahagiaku dengan senyum yang terindah dariMu. bisakan?

Mencintaimu, Itu Cukup

Namamu adalah yang paling membuat peka telinga di antara yang lainnya.
Dan melihat matamu aku hampir mati. Berkali-kali.
Masih ingat dengan malam-malam kita yang tak pernah pekat?
Senyum-senyummu di pagiku yang begitu melekat.
Cinta itu sederhana, aku mencintaimu, dan itu cukup.
Bagiku, mencintaimu adalah membiarkanmu memilih bahagia dan selalu aku alasannya.


Mencintaimu adalah memelukmu dalam doa, meski tak harus menuntut untuk kita meminta.
Mencintaimu, adalah tetap merasakan hangat saat tahu kita selalu bersama.
Ada cinta di antara kita. Entah di antara keduanya atau di salah satu sisinya.


Aku dan kamu sudah bertahun bertemu. Tak pernah berubah. Aku tetap aku, kamu tetap kamu, dan selalu kita bersama.

Keperempuanan

Perempuan kuat bukanlah ia yang tak mau menangis karena takut terlihat lemah, justru ia selalu jujur dengan perasaannya sendiri dan berani mengungkapkannya.

Ia dapat melakukan banyak hal dengan tangan dan kakinya sendiri, tapi juga tak segan menyandarkan kepalanya di atas bahu orang lain di akhir hari. Ia tak berkeberatan menghabiskan waktunya sendirian, tapi tetap membutuhkan teman bicara saat bulan mulai mengintip di atas langit.

Perempuan kuat memperjuangkan bahagianya sebelum membahagiakan orang lain. Persediaan bahagianya harus cukup untuk dirinya dan orang-orang yang dikasihinya. Tak mungkin ia bisa bahagia, jika bahagianya hanya diperuntukkan untuk orang lain. Ia tak mau menipu dirinya sendiri.

Perempuan yang kuat melindungi apa yang menjadi miliknya, tapi juga tahu kapan harus melepaskan mereka yang tak lagi memberinya rasa nyaman. Mereka yang tak lagi menghargai, membutuhkan, dan mencintai dirinya. Ia tahu itu. Ia tahu, tak ada gunanya mempertahankan apa yang sudah mati, dan yang benar tulus kepadanya tak akan pernah menyakitinya dengan sengaja. 

Dan ia tak pernah ragu untuk berkemas pergi saat kesedihan semacam itu datang. 


Ia tak segan untuk meminta maaf, bahkan bagi segelintir orang, ia akan melakukannya saat ia tak merasa bersalah. Itu adalah salah satu caranya untuk mempertahankan apa yang diyakininya harus terus berlangsung. Tapi bukan berarti lantas ia melupakan. Ia mencatat semuanya dalam kepalanya, dan berjanji pada dirinya sendiri tak akan membiarkan hatinya disakiti dengan cara yang sama lagi.

Perempuan kuat terkadang juga merasa tak aman. Ada kalanya ia harus berteriak keras dan memukul dadanya kuat-kuat ketika ia merasa terancam. Bukan karena ia lemah, namun karena intuisinya selalu membisikan ke telinganya ketika ada bahaya yang mengancam. Itulah saatnya ia menutup pintunya rapat-rapat dan menggemboknya dengan besi berlapis. Setan sekali pun tak dapat membuka pintu itu kalau ia sudah melakukannya.

Ia tidak mengaku dirinya hebat, juga tidak mendongakkan kepalannya seperti induk jerapah. Bahkan ada saatnya, ia mengaku kalah dan menunduk lesu. Saat itu, ia tak segan menelengkan telinganya untuk mendengarkan suara-suara baik yang membuat lehernya dapat kembali tegak, matanya kembali berbinar, dan senyumnya kembali terulas.

Perempuan yang kuat tahu kapan harus merenggangkan kedua kakinya, dan kapan harus menutupnya. Dan ia membuka lebar kakinya pada satu nyawa yang bersetia kepadanya dan menjaganya. Tak hanya itu, ia juga mengunci peluknya rapat-rapat kepada lelaki semacam itu.

Perempuan kuat memang tak selalu bertubuh besar dan kuat, tapi ia mempunyai hati yang lebih kuat dari baja tahan karat.  Ketika kau melihatnya sedang marah atau mendapatinya tengah menangis, itu bukan karena hatinya lemah - tapi itu saatnya ia memberi kekuatan baru pada dirinya sendiri.

Harga diri perempuan kuat bukan pada apa yang menempel di tubuhnya, atau siapa laki-laki yang ada di sisinya - tapi pada apa yang melekat dalam hatinya dan tersimpan dalam kepalanya. Ia tak tergiur harta, namun ia tahu bagaimana cara menghidupi dirinya dengan cara terhormat. Ia tak tergiur oleh kerupawanan, tapi ia melihat hati. Ia menghargai siapa pun orang yang selalu ada untuknya, dan tak pernah meremehkannya.

Ketika ia bermanja, bukan berarti ia lemah. Tapi ia sedang menunjukkan sisi keperempuanannya. Ia tak menjadikan keperempuannya sebagai senjata untuk menyerang, tapi untuk memanusiakannya dan mengingatkannya pada kodratnya.

Aku dilahirkan sebagai perempuan, tapi bukan alasanku untuk menjadi lemah. Aku perempuan, dan aku kuat karena aku perempuan.

Dan aku bersyukur, karena aku perempuan.

Jun 30, 2015

Perjalanan Menuju Tuhan

getar-getar halus yang meneguhkan untuk sebuah jiwa kembali mengutip satu-persatu asa yang pernah dipersia-sia.

Bagaimana mungkin, jiwa yang satu ini bisa hidup dan bernafas saat hidupnya jauh dari Tuhan?

Apa segala urusan, tingkah, bicara dan perilaku harus berpaksi. itu, pada Tuhan.

karena hidup ini satu perjalanan, perjalanan menuju Tuhan.

Hubungan Jarak Jauh

Hubungan jarak jauh selalu membutuhkan komitmen dan pengertian dari masing-masing pihak. Komitmen penting untuk saling menjaga hal-hal yang telah disepakati bersama-sama, termasuk komitmen untuk tidak saling mengkhianati. Tetapi komitmen saja tidak cukup, hubungan jarak jauh harus selalu dibarengi dengan sikap saling ‘mengerti’ dan ‘memahami’. 

Mengerti adalah tentang mengetahui hal-hal yang akan membahagiakan atau membuat sedih pasangan. Sedangkan memahami adalah tentang menerima pasangan sebagaimana dirinya: Mensyukuri apa yang lebih darinya dan memaafkan apa yang kurang darinya. Jika hubungan jarak jauh dilandasi hal-hal tersebut, masalah bukan akan hilang sama sekali dan tak pernah terjadi, tetapi jika masalah muncul dan kesalahpahaman terjadi maka pasangan ini akan memiliki ‘emergency kit’ yang memadai dan tidak akan saling melukai.

Kunci untuk menjaga komitmen dan membangun kesalingpengertian serta kesalingpahaman adalah komunikasi yang baik. Syarat komunikasi yang baik hanya ada dua: Yaitu kesamaan frekuensi dan kesetaraan. Bayangkan jika komunikasi dilakukan dua orang dalam frekuensi yang berbeda? Tentu saja makna komunikasi akan hilang dengan sendirinya. Kesamaan frekuensi adalah tentang kesamaan tujuan dan pemahaman mengapa komunikasi yang baik perlu dilakukan. Jika frekuensinya sudah sama, selanjutnya tinggal soal berfikir ‘setara’.

Bila di antara pasangan ada yang berpikir tidak setara, misalnya merasa lebih tinggi atau rendah, maka komunikasi yang baik sulit terjadi. Dengan kesetaraan, sikap saling menghormati dan saling menjaga akan terus terjalin. Dengan kesetaraan pula prinsip-prinsip kejujuran akan terjaga dengan baik. Dengan prinsip kesetaraan, hubungan antar-pasangan bukan lagi ‘aku-kamu’ (aku dan bukan-aku), tetapi ‘aku dan aku yang lain’ (aku dan engkau-yang-aku-hargai). Dengan cara berpikir seperti ini, kita akan cenderung untuk saling menjaga perasaan, karena dengan menjaga perasaan pasangan sama artinya dengan menjaga perasaan sendiri.

Terakhir, jarak bukan hanya soal tempat. Bukan tentang seberapa jauh atau seberapa dekat secara fisik kita terpisah dengan orang yang kita cintai. Jarak adalah ‘gap’ atau ‘perbedaan’, selisih dari dua ukuran dan batas-batas yang berlainan. Maka seberapa ‘jauh’ atau ‘dekat’ sebuah hubungan juga adalah tentang seberapa ‘banyak’ atau ‘sedikit’ perbedaan-perbedaan yang dimiliki.

Dengan begitu, apakah Anda termasuk pelaku ‘hubungan jarak jauh’? Cukupkah hanya sabar untuk menjalani semuanya?

Cinta Seperti Pasir

Cinta itu seperti pasir.
Semakin erat kita menggenggamnya, semakin mudah bagi pasir itu untuk pergi dari genggaman kita.


Begitu pula dengan cinta, semakin kita terlalu dalam merasakannya dan berusaha mengikatnya agar ia tidak pergi, maka akan semakin jenuh baginya untuk tetap bersama kita.


Biarkan cinta itu apa adanya.
Genggamlah ia sekuat hati, bukan sekuat tangan. Karena ia akan tetap abadi untuk selamanya.


Dimanapun rasa kasih, sayang, dan cinta itu datang, biarkanlah ia datang dengan sendirinya.


Cinta bukan diharapkan, tapi untuk diterima dan menerima apa adanya.

Tentang Sebuah Pandangan

Pernahkah bercerita kepada orang yang kamu anggap bisa memberikan nasehat?

Pernahkah bercerita kepada orang yang kamu segani, dengan maksud untuk mendapatkan suatu pandangan ?

Jika pernah, mungkin kamu bercerita kepada orang yang tepat, orang yang bisa bersikap netral untuk memberikan pandangan-pandangannya, nasehat bijak, bukan malah menyudutkan, menyalahkan atau menyerang.

Namun apa yang terjadi jika itu sebaliknya? Jika dengan bercerita tujuannya akan membuat lega, menambah pemahaman dan pandangan baru namun ternyata dengan bercerita malah memperparah keadaan, disalahkan atau bahkan disudutkan.

Masih ingin bercerita kepada orang tersebut? Mungkin akan dipikir-pikir dulu.

Kepercayaan yang sudah diberikan karena menghormatinya untuk tetap bisa terlibat namun caranya yang benar-benar tidak layak untuk seorang yang sudah diberikan kepercayaan. 
Ada perasaan kecewa terhadap orang-orang tersebut? Tentu. 

Lebih baik menjaga jarak, diam dan tidak ingin membahas. 

Bercerita bukan hanya soal menghormati, bukan sekedar formalitas tapi lebih dari itu, menghargai bahwa ia dilibatkan dalam segala hal. Padahal orang yang dilibatkan mungkin tidak pernah melibatkanmu dalam hal-hal tertentu. Tapi kamu sendiri yang sadar akan posisimu, bukan untuk memutuskan tapi memberikan pandangan. Bukan malah menguasi keadaan. 

Bukankah Allah menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini berpasang-pasangan, ada atas pasti ada bawah, ada baik dan ada buruk, ada kelebihan dan ada kekurangan, ada sisi positif dan ada sisi negatif, begitu seterusnya.

Kemesraan

Tampaknya kita para perempuan bisa hidup tanpa banyak hal: tidur, olahraga, makan malam yang tenang, kedamaian, privasi di kamar mandi, maupun kemesraan. Tapi tunggu dulu, coba pertimbangkan kembali untuk yang terakhir. Meski kita berpikir bisa hidup tanpa kemesraan, sebetulnya kita tidak bisa lepas dari yang satu ini.

Kemesraan itu seperti jeli untuk lensa kontak, yang mampu melembutkan saat-saat kering dalam kehidupan perkawinan dan membesarkan anak. Kemesraan juga menjaga keutuhan rumah tangga serta menghilangkan ego. Tanpanya, hidup ini hanya akan terasa sebagai rutinitas biasa.

Kita tidak bisa saling mencintai dan menjaga hubungan tanpa berbagi kemesraan. Dan tidak ada yang otomatis soal kemesraan setelah punya anak..

Itu tak berarti harus ada sekuntum mawar putih yang dipersembahkan saat makan malam. 

Kemesraan yang saya maksud lebih dari itu. Saat-saat tak terduga, seperti ketika memandangi pasangan tertidur di dekat si kecil yang tetap terjaga. Atau menikmati pemandangan di kamar mandi saat pasangan tengah asyik memandikan si kecil. Cinta seperti itu memang cukup sulit untuk diungkapkan dan agak sentimental.

Seorang konselor perkawinan berkata,
“Anak adalah alasan nomor satu bagi para orang tua untuk menomorduakan perkawinan,” Ia juga menambahkan, “Padahal kalau punya anak, Anda harus mengutamakan perkawinan lebih dulu, karena memiliki hubungan yang baik adalah hadiah seumur hidup yang bisa Anda berikan kepada anak-anak.”
So, jangan ragu lagi untuk memberikan sedikit sentuhan kemesraan dalam kehidupan perkawinan kita.

Dari hal-hal yang sederhana saja, misalnya menemani pasangan membaca, menikmati minuman kesukaan dari cangkir yang sama, datang ke kajian kemudian muroja’ah berdua, meluangkan waktu untuk bicara mengenai suasana hati hari ini, saling berkirim email atau sms mesra di sela-sela kesibukan harian, makan malam romantis berdua walau hanya di rumah sendiri, bahkan mengajak pasangan ber-flashback-ria, mengenang kembali momen-momen istimewa di awal pernikahan.

Saya seringkali memberi pasangan kejutan kecil berupa hal-hal yang disukainya. Makanan atau kesukaan lain favoritnya, atau hal-hal lain yang selalu diimpikannya. It’s just a simple thing, tapi cukup spesial untuk membuatnya excited ;)
Sederhana, tapi penuh arti….
 
Setiap pasangan pasti juga punya momen-momen spesial, kenangan mesra berdua yang tidak akan pernah diceritakan kepada orang lain. 

~ teruntuk yang terkasih, teruslah menjaga cinta ini bersamaku. Karena menumbuhkan cinta memang lebih mudah daripada merawatnya. Dan bila cinta itu mulai mekar di hati kita, sungguh aku ingin membuatnya berkembang dan terawat…

Kekalkan Cinta

Teristimewa untukmu mas paijo …

Seseorang yang memaknai cinta dengan sederhana

Dengan cara yang serba apa adanya

Untuk seseorang mas paijo …

Mari, kekalkan cinta

Agar indahnya cinta

Agar utuhnya kita

Tak hanya di dunia saja

Tapi abadi hingga ke jannah-Nya.

Orang Takwa Itu

orang takwa itu hidupnya damai. dia selalu diselimuti dengan ketenangan dan kebahagiaan–sesuatu yang hanya diberikan Allah kepada manusia pilihan. orang takwa itu ahli bersyukur.

orang takwa itu jodohnya mudah. Allah menjawab doa-doanya dengan segera, sebagaimana dia menjawab panggilan-panggilan Allah, dengan segera pula.

orang takwa itu keluarganya harmonis. dia menjadikan keluarga sebagai jalan untuk beribadah, sehingga mencintai keluarganya dengan cara yang dicintai Allah. dia mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.

orang yang takwa itu rezekinya halal dan baik. setiap potong makanan yang masuk ke dalam perutnya, perut keluarganya, adalah yang baik-baik. begitu pula dengan apa yang dilihat, didengar, dikatakan–adalah yang baik-baik.

orang takwa itu bermanfaat bagi orang lain. dia dicintai oleh masyarakat, karena akhlaknya yang sopan nan santun. karena kejujurannya, karena ikhlas memberi, karena suka hidup berjamaah.

orang takwa itu ahli surga. karena itulah sebaik-baiknya derajat manusia.

Allah tak bilang berpuasa serta-merta menjadikan kita orang takwa. Allah bilang berpuasa adalah salah satu cara–agar kita bertakwa.

menjadi orang takwa itu menyenangkan. tapi butuh perjuangan.

Jun 29, 2015

Hidup Baru

seseorang mencoba dengan sangat keras untuk memulai–
hidup baru.


hidup dengan mimpi yang sama, nilai-nilai yang sama, teman-teman yang sama. ah, hidup yang lama.

hidup lama dengan doa yang baru. buku yang baru. harapan yang baru. hati yang baru.


bagian tersulit dari memulai adalah memulai. seperti bagian tersulit dari berhenti adalah berhenti. 

tapi jiwanya cukup ksatria untuk itu. 


dia mulai memulai–menapaki hidup baru.

dia mulai berhenti–menapaki masa lalu. 


semoga juga ada nama yang baru.

dalam doa. dalam buku. dalam harapan. dalam hati.
dalam hidup baru.

Kekayaan Sejati

Suatu saat nanti, kamu akan menjadi orang besar. hari ini kamu berlelah menjemput rezeki, nanti rezeki yang lelah menjemputmu, mengejarmu. semakin banyak nikmat yang akan terus datang kepadamu–sebanyak kamu mensyukuri nikmat yang kamu dapat hari ini. pula, nikmat yang datang dalam bentuk harta kekayaan. 

kamu harus bersiap. kamu harus punya ilmu tentang itu. tidak akan datang rezeki kepadamu, jika kamu tak siap. tanpa ilmu, rezeki yang datang hanya sebatas bentuknya, tidak bersama berkahnya.

ingatlah ini. 

harta yang mengendap di rumahmu, di kantongmu, di tabunganmu–ada bagiannya yang bukan milikmu. ada yang menjadi rezeki pasanganmu, ada yang menjadi rezeki anakmu, ada yang menjadi rezeki orang lain yang dititipkan Allah melaluimu–entah milik pedagang yang barangnya kamu beli, orang-orang yang berhak atas hartamu, bahkan orang-orang yang mencuri darimu.

harta yang kamu belanjakan tidak demikian, semuanya milikmu. harta yang kamu sedekahkan menolongmu di akhirat kelak. harta yang kamu zakatkan memurnikanmu, menumbuhkanmu. harta yang kamu wakafkan menambahkan dan meneruskan pahalamu–meskipun kamu mati. harta-harta ini yang menjadi milikmu, hanya milikmu sendiri. 

jadi kalau kamu mau memikirkan kekayaan untuk dirimu sendiri, jangan tanggung-tanggung!
ingatlah apa kekayaanmu yang sejati, yang kekal sampai mati.

Guru TK Teristimewa Yang Sering Terlupa


Di mata saya, sosok seorang guru TK itu begitu istimewa. Sejak kecil sampai sekarang, saya selalu memandang seorang guru TK dengan rasa salut dan kagum. They are strong and delicate person at the same time.

Kenapa? Apa sih spesialnya? Bukankah setiap wanita (rasanya) bisa menjadi guru TK? Tak perlu keahlian khusus atau jenjang pendidikan tinggi untuk bisa menggeluti profesi mulia tersebut. Benarkah?

Eitsss.. Siapa bilang tiap wanita bisa jadi guru TK?  Contohnya aja saya, yang merasa nggak sanggup jadi guru TK. Mungkin karena stok kesabaran saya yang masih jauh dari cukup, heheu..

Karena buat saya, nggak semua wanita mampu sabar dan telaten menghadapi tingkah polah anak-anak yang serba susah ditebak itu. Anak-anak seusia mereka yang masih bergantung sepenuhnya pada orang dewasa.  Berinteraksi dengan manusia-manusia kecil dengan jiwa jujur dan polos.

Sedikit-sedikit merengek, minta ini-itu, ngambek, minta pulang, kangen mama di rumah, menangis tanpa sebab yang jelas, menumpahkan minuman di lantai kelas, bertengkar rebutan mainan. Dan masih banyak lagi perilaku khas anak-anak lainnya..
 
“Bu guru, aku mau pipis, tapi udah keburu pipis di sini..” “Bu guru, aku nggak mau main sama dia, dia nakal..” “Bu guru, aku mau cerita. Sini deh bu.. “ “Bu guru, aku nggak mau mewarnai lagi, capek..” “Bu guru, aku mau pulang aja. Aku nggak mau sekolah..” “Bu guru, aku mau kertas warna yang banyak..” “Bu guru, aku laper. Boleh makan sekarang?” “Bu guru, bukain bungkus permen ini dong..” “Bu guru, boleh aku libur terus?” “Bu guru, aku mau..” “Bu guru, aku..” “Bu guruuu…”

Daaaan berbagai permintaan istimewa lainnya. Tidak mudah menghadapi tingkah polah anak-anak yang serba unik itu. Butuh kesabaran ekstra dan trik khusus untuk menjaga suasana kelas agar tetap tertib. Dan yang tak kalah penting, menjaga agar emosi tetap terkendali.

Makanan yang tumpah di sana sini, coretan krayon di tembok dan meja, anak-anak yang tidak bisa diam, berlarian dan berteriak-teriak adalah rutinitas yang harus dihadapi setiap hari oleh seorang guru TK. Hari-hari yang penuh kejutan dan juga penuh warna.

Ya, tidak mudah memang, tapi bagi seorang guru TK, warna-warni itu adalah hal yang menyenangkan. Sesuatu yang mereka rindukan ketika musim liburan tiba. Terselip rasa sedih ketika datang tahun ajaran baru, saat-saat untuk berpisah dengan murid-murid tercinta yang sudah dianggap seperti anak  sendiri.

Seorang guru TK juga dituntut untuk kreatif menemukan ide-ide baru. Membuat waktu bersama murid-muridnya jadi lebih hidup, ceria dan menyenangkan. Karena anak-anak seusia mereka cenderung lebih gampang bosan dengan rutinitas kegiatan yang itu-itu saja.
Ya, anak-anak, dengan segala tingkah polos mereka mengajarkan kita begitu banyak hal. Ketulusan dalam menjalin pertemanan, keceriaan dalam menjalani hari-hari tanpa beban, kejujuran dalam bertutur kata, bersihnya dari bermacam dendam dan prasangka. Juga kelapangan hati untuk memaafkan ketika berselisih, dan kembali bermain bersama tak lama kemudian, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Hati mereka begitu putih dan tak ternoda.
Seorang guru TK mengurusi begitu banyak anak yang masih belum bisa apa-apa, seorang diri. Menyuapi, mengantar mereka ke kamar mandi, membersihkan kotoran mereka ketika tak sengaja pipis atau BAB di kelas, membujuk ketika mereka ngambek, menemani mereka mengerjakan prakarya sampai lewat waktu istirahat, mengawasi siapa yang menjemput mereka pulang di sekolah dan memastikan mereka pulang dengan selamat ke rumah.

Begitu besar jasa dan pengorbanan mereka dalam hidup saya. Walau kadang profesi mereka dipandang biasa saja, tak ada yang istimewa. Walau mungkin besar imbalan yang diterima tidak sebanding dengan pengorbanan yang mereka berikan, mudah-mudahan pahala besar menanti bila apa yang mereka lakukan adalah ikhlas lillaahi Ta’ala.

Romantis Yang Sederhana

“Salah satu wujud romantisme seorang suami kepada istrinya adalah saat ia memasangkan helm ke kepala istrinya ketika hendak bepergian..” (Ustadz Syafiq Reza hafizhahullah)

Istri manapun yang mendengar kalimat tersebut, biasanya langsung berusaha mengingat-ingat,
“Pernah nggak ya suamiku memasangkan helm untukku ketika kami hendak pergi naik motor?”

berbagai bayangan tentang hal-hal serba romantis itu ya seputar bunga, lovely surprises, kirim-kiriman ungkapan mesra sesering mungkin, nge-date berdua, and all those typical romantic stuffs.

Waktu berputar, tahun berlalu.. Pernah sih mikir gini, kenapa sekarang kami nggak se-romantis dulu di awal pernikahan ya? Tiap hari pasti sms-an saying I Love You, kadang sehari bisa beberapa kali. Kehadiran sekuntum bunga pink dari bahan styrofoam yang khusus dibawakannya untuk saya sepulang kerja. Berbagai ekspresi cinta khas pengantin baru. Dan banyak hal yang cukup kami berdua saja yang tahu.

Namun seiring makin bertambahnya usia pernikahan, kedewasaan dan juga anak, kami makin menyadari.. Bahwa ada hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-hal yang tak terelakkan untuk berubah. Ada hal-hal yang harus diucapkan, ada yang cukup disimpan dalam hati saja.

Kami pun belajar, makna romantisme itu sendiri sangatlah luas. Romantis tidak hanya soal bunga,  candle light dinner (baik di resto ternama atau yang insidentil karena mati listrik), sekotak cokelat mahal atau kartu ucapan “I Love You”  yang sengaja ia tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.

Romantisme tidak cuma soal itu, ternyata.

Romantis adalah saat sepasang suami istri duduk bersebelahan di suatu pagi yang tenang sambil membaca dua jenis buku yang berlainan..

Romantis adalah saat-saat pillow talk, saling bicara serius tentang refleksi masa lalu, target saat ini atau impian beberapa tahun mendatang..

Romantis adalah ketika seorang istri berletih-letih belajar memasak di awal pernikahan mereka, demi menciptakan menu yang disukai suaminya. Meskipun ia sendiri tidak menyukainya..

Romantis adalah ketika seorang suami telaten merawat istri dan anak-anaknya yang sedang sakit. Mengambil alih semua tugas rumah tangga yang sanggup ia kerjakan.

Romantis adalah ketika seorang suami dengan sigap mengganti popok si kecil yang terbangun tengah malam, saat sang istri  terlelap karena kelelahan.

Romantis adalah saat sepasang suami istri bahu membahu merapikan rumah dan memandikan anak-anak ketika mereka sedang digegas waktu untuk pergi ke majelis ilmu di suatu pagi.

Romantis adalah ketika seorang suami memutuskan untuk izin absen dari pekerjaannya dan menyanggupi untuk mengurus anak-anak seharian ketika sang istri menimba ilmu, menghadiri daurah atau seminar seharian.

Romantis adalah saat seorang suami membangunkan istrinya untuk shalat malam dengan lembut, dan memerciki wajahnya dengan air ketika matanya masih ingin terpejam.

Romantis adalah kerelaan seorang suami untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya tengah marah, berlapang dada untuk memaafkan dan memberi udzur ketika sang istri bersalah..

Romantis adalah ketika seorang suami berkata pada istri tercintanya, “Mencari nafkah itu tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus rumah dan mendidik anak-anak kita..”

Romantis adalah ketika seorang suami meminta sang istri untuk menutup aurat secara sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas hartanya yang paling berharga.

Romantis adalah ketika  seorang suami atau istri menolak permintaan pasangannya yang tidak sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah. Karena cinta tidak berarti selalu menuruti keinginan orang yang dicintainya, terlebih jika keinginannya bertabrakan dengan rambu-rambu syar’i. Itulah cinta karena Allah yang sejati dan abadi..

Romantis adalah ketika seorang suami menundukkan pandangannya ketika tak sengaja berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan dengan sang istri, dan mengeratkan genggaman tangan mereka lebih erat lagi..

Romantis adalah saat seorang suami bersedia untuk mendengarkan cerita istrinya yang panjang lebar, nggak beraturan dan nggak penting itu sampai tak sengaja ketiduran.

Romantis adalah kesabaran seorang suami ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam keadaan kacau balau, belum sempat mandi apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk dan tak ada makanan tersaji di meja. “Nggak apa, malam ini kita makan di luar yuk..”

Romantis adalah kesediaan seseorang untuk menerima diri pasangannya seutuhnya, lengkap dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa lalunya, tanpa banyak mengatur dan meminta.

Romantis adalah saat memandang wajah seseorang yang kita cintai dalam lelapnya setelah seharian penat bekerja.. Dan sejenak menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun penuh bahagia bersamanya, seseorang yang Allah pilihkan untuk menemani pahit manis perjalanan ini..

Romantis adalah ketika sepasang suami istri saling mengingatkan dan menguatkan dalam kesabaran dan kebenaran. Karena mereka tidak hanya menginginkan kebersamaan di dunia saja, melainkan hingga ke Jannah-Nya..

Romantis adalah ketika engkau melihat ke dalam matanya di sela-sela obrolan santai kalian, dan menemukan masih ada cinta di sana. Cinta yang sama seperti saat pertama kali bertemu dulu..

Dan ya, romantis adalah saat seorang suami memasangkan helm ke kepala istri tercintanya ketika mereka hendak bepergian dengan motor. 

Ternyata banyak hal-hal romantis yang dilakukan pasangan, yang terkadang luput dari perhatian kita. Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi. Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita.

Astaghfirullah..  Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami kita selama ini? Terlebih-lebih kita, para istri yang tabiatnya adalah sering mengkufuri kebaikan suami..
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’ Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’”(HR. Bukhari no. 105)
 Seperti yang dituturkan dalam syair indah berikut ini..
“Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka,
Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab,
Zainab adalah matahari, sedang wanita lain adalah bintang-bintang..
Jika Zainab muncul, tak akan nampak lagi bintang-bintang..”
(Siyar A’lamin Nubala 4/106)
Banyak sisi baik dari pasangan yang membuat teduh hati ketika kita memandangnya, atau mungkin saat sekadar mengingatnya. Jujurlah pada diri sendiri.. Pasangan kita saat ini, betapa ia begitu berjasa mendampingi kita sejak bertahun-tahun lamanya.

Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah seseorang yang paling mengenal dan mengerti, siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan memilih untuk tetap tinggal dan terus mencintai kita, setelah semua yang terjadi.

Cinta yang dulu mekar di awal-awal pernikahan, bisa pudar seiring berlalunya waktu. Ia bisa berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan musnah. Maka rawatlah cinta itu agar selalu berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna, namun sederhana…

Nggak perlu jauh-jauh ngajak hiking ke gunung atau nyewa resort mewah di pantai buat jadi pasangan yang romantis. Nggak perlu nunggu tabungan sampai ratusan juta supaya bisa beli berlian yang mahal buat si dia. Nggak perlu juga susah payah jadi orang lain untuk membahagiakan ia yang kita cintai..
Sederhanakanlah.. Seperti membukakan pintu mobil untuk istri tercinta bagi yang punya mobil, atau memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak bepergian dengan motor. Atau merapikan anak rambut yang ‘mengintip’ dari balik jilbabnya dengan tatapan penuh kasih sayang.

Ungkapan cinta yang terlihat remeh, kecil dan sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi dirinya, seseorang yang kita cinta. Sebentuk romantisme yang sederhana .

Aku Rindu