Apr 12, 2014

Tentang Emosi



Emosi adalah sesuatu yang berguna dalam dosis yang proporsional. Emosi adalah pendorong yang membuat kita mengambil keputusan untuk bertindak. Emosi adalah percikan api yang memantik pembakaran mesin dalam diri kita. Tapi seperti api, emosi yang dalam jumlah berlebihan justru akan merusak segala sesuatu yang telah kita bangun dengan bersusah payah.

Marah itu wajar, tapi kemarahan yang terus menerus merusak pikiran dan tubuhmu. Dalam kondisi marah, otakmu tidak bisa berpikir rasional. Karena itu jangan mengambil keputusan ketika kamu sedang marah. Selesaikan kemarahanmu dengan menyadari bahwa ada tindakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Selesaikan marahmu sesegera mungkin, sebisa mungkin pada hari yang sama. Supaya kamu tidur nyenyak tanpa mengendapkan kemarahanmu dalam pikiran bawah sadarmu.

Kecewa itu wajar, tapi kekecewaan yang berlarut-larut hanya akan menjauhkanmu dari pintu keluar masalah. Gunakan kekecewaan untuk membuatmu sadar bahwa kamu belum cukup bertindak atau bertindak dengan cara yang salah. Ambil keputusan untuk mengubah pendekatanmu atau meningkatkan usahamu, lalu bersyukurlah karena kekecewaanmu telah membuatmu menjadi lebih baik.

Sedih itu wajar, tapi kesedihan yang tidak disadari akan mendekatkanmu kepada kematian. Ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah, namun ada pula hal-hal yang masih bisa diubah. Terimalah hal-hal yang tidak bisa diubah dengan ikhlas dan lapang dada dan berusahalah sekuat mungkin untuk mengubah hal-hal yang bisa kamu ubah. Ada hal yang aneh tentang ikhlas melepas hal-hal yang tidak bisa diubah. Ketika kamu ikhlas, maka ada pintu lain yang terbuka, peluang yang terlihat, jalan yang terang, dan berbagai macam keajaiban. Kadangkala malah apa yang telah kau ikhlaskan justru kembali kepadamu.

Bahagia itu bagus, tapi kebahagiaan yang berlebihan bisa membuatmu terlena hingga lupa apa yang seharusnya dilakukan. Ketika kamu bahagia, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah bersyukur. Ucapkan terimakasih. Kebahagiaanmu adalah upah atas kerja keras yang telah kamu lakukan. Bersyukurlah lalu rayakanlah bersama orang-orang yang kamu cintai. Berikan penghargaan pada dirimu sendiri karena telah berhasil mencapai tujuanmu. Bahkan ketika kamu gagal, berikan penghargaan pada dirimu sendiri karena kamu telah mencoba dan berusaha dengan sungguh-sungguh.

Emosi adalah bagian dari dirimu, dari sistem kerja otakmu. Manfaatkanlah.


By indrajied’

Apr 9, 2014

Hidup Laki-laki



Laki-laki betapa sibuk memikirkan perempuan. Sedari bujang sibuk mencari pendamping, perempuan yang baik. Ketika berkeluarga sibuk mencari nafkah, demi membahagiakan perempuan dan anak-anaknya. Dari lelah-lelahnya bekerja sepanjang siang, kepada perempuan pula ia pulang. Dalam pangkuan dan senyum hangat yang menjadi penawar lelah kerja seharian. Melihat buah mata anak-anaknya yang bersinar menyambut dari pintu. Berteriak-teriak dari balik jendela.

Laki-laki betapa sibuk hidupnya demi perempuan. Memastikan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Bertanggungjawab atas surga dan nerakanya. Seolah-olah hidup adalah memastikan bahwa perempuan baik-baik saja. Tidak lecet sedikitpun kulitnya. Tidak terlukai sedikitpun hatinya.

Lalu ketika perempuan ingin membebaskan diri. Laki-laki bingung mencari karena tidak ada lagi yang dia bisa lindungi. Laki-laki membutuhkan kehadiran perempuan agar keberadaannya berarti. Laki-laki akan tampak kuat jika ada perempuan didekatnya. Pelindung pun tidak selalu berarti lebih kuat daripada yang dilindungi.

Laki-laki diberikan tanggungjawab kepada 4 perempuan (ibu, istri, saudara perempuan, anak perempuan) di akhirat. Memastikan bahwa ia telah menjaga keselamatan ke-4 perempuan tersebut. Lalu di dunia ini memastikan pula ke-4 perempuan tersebut selamat untuk hidup selanjutnya.

Sayangnya, tidak semua laki-laki tahu jika mereka sedang bertugas menjaga 4 kehidupan sekaligus. Seandainya tahu, niscaya sangat sedikit waktu untuk bermain-main.


Mengutip dari Kurniawangunadi'

Jangan Meminta Kebahagiaan

Kebahagiaan – kata yang selalu menjadi dambaan setiap insan dimanapun ia berada, bukankah begitu? Ketika ditanya “apa yang kau inginkan?” sering kita menjawab “aku ingin bahagia”. Definisi “bahagia” sangatlah beragam, tergantung standar masing-masing orang yang ditanya. Ada yang menjadikan standar kebahagiaan itu adalah kesuksesan karir, kesuksesan akademik, kesuksesan politik, kesuksesan bisnis, kesuksesan berkeluarga, kesuksesan dalam beribadah, atau kesuksesan di akhirat. Ternyata standar kebahagiaan manusia itu beda-beda, tapi percayalah bahwa standar kebahagiaan muslim yang sebenar-benarnya muslim adalah sama, yaitu : bahagia menghambakan diri hanya pada-Nya dan bahagia mendapat ridha-Nya.

Percayakah kau bahwa bahagia adalah dampak otomatis? Bukan hasil yang menjadi tujuan? Misalnya jika seorang anak sekolah dia belajar bersungguh-sungguh agar mendapat peringkat terbaik di sekolahnya, lalu ia mendapatkan setelah ia bersusah payah belajar. Apakah ia bahagia setelah menjadi pelajar terbaik di sekolahnya? Jawabannya YA. Jadi, bukan bahagia yang dia kejar, tapi menjadi juara satu-lah tujuannya, dan mana kala ia mendapatkannya maka kebahagiaan secara otomatis ia gapai. Tapi ada juga orang yang tidak bahagia meskipun tujuannya sudah tercapai. Apa misal? Koruptor. Tujuannya menjadi manusia kaya raya tak membuatnya bahagia. Apa sebab? Ruh sucinya tidak sejalan dengan jiwa kotornya. Itulah selalu muncul penolakan dan penyesalan dalam dirinya. Akibat ke-tidak-tenangan dirinya makanya ia mudah diendus hukum di negeri ini. Dan perlu kita garis bawahi. Keberhasilannya itu datang setelah ia berusaha sekuat tenaga.

By Indrajied’

Aku Rindu