Nov 15, 2018

Bahaya Dibalik Sebuah Pujian

Manusia sering merasakan kenikmatan dan kesenangan tersendiri bila memperoleh pujian, bahkan ia selalu merasa bangga bila orang orang menyanjung dan memujinya, dan akan merasakan sakit hati bila orang menghina dan merendahkannya, terlepas dari masalah benar-salah, baik-buruk nya hal itu adalah suatu yang manusiawi : melekat sebagai karakter manusia yang memiliki rasa.
Pujian oleh orang tertentu sering kali dipandang secara negatif, walau memang di satu sisi mungkin ada aspek positip yang selalu bisa diambil, misal pujian itu bisa memberi semangat atau motivasi tersendiri kepada seseorang, bergantung pada bagaimana orang itu menyikapinya. Tapi di sisi lain kebanyakan manusia mungkin tidak berfikir tentang bahaya dibalik sebuah pujian, sebaliknya manusia sering membenci atau bereaksi secara negative terhadap kritikan apalagi hinaan dan cacian tapi mungkin ia tidak tahu makna atau manfaat besar dibalik itu.
Ibarat orang yang minum jamu yang sangat pahit tetapi menjadi sehat, segar bugar, tetapi mengidap penyakit tertentu karena terlalu banyak makan dan minum yang manis manis.
Atau diberbagai bidang kehidupan apa pun mungkin anda pernah mendengar seseorang yang tiba tiba bisa berprestasi secara melejit karena dimasa lalu orang orang menghina dan mencacinya, rupanya hinaan dan cacian itu memang seperti jamu rasanya : pahit, tetapi itu malah melecutnya untuk melakukan ‘balas dendam’ dengan berupaya memperbaiki diri, bekerja keras dan berprestasi.
Bahkan kita harus curiga kepada diri sendiri bila merasa haus akan pujian dan perhatian tetapi merasa tidak enak atau benci dengan kritikan, atau sedih bila orang orang tidak memperhatikan kita, sebab bila itu yang terjadi maka berarti fondasi jiwa kita masih kosong karena jiwa kita begitu bergantung pada arus yang datang dari luar.
KEBAHAGIAAN ….itu adalah kuncinya,sebuah fondasi bagi jiwa yang sangat kuat-permanen. Orang yang bahagia ia selalu bahagia dengan apa yang diyakini dan dilakukannya tidak peduli apakah orang menyanjung atau menghinanya, memperhatikan atau tidak memperhatikannya.
Bila pujian lebih anda anggap sebagai suatu yang bisa menjadi 'racun yang membunuh’ dan kritikan atau cacian lebih anda anggap sebagai jamu yang pahit tetapi bisa membuat raga menjadi segar bugar maka mana yang lebih cenderung anda pilih ?
Tetapi masalah pujian menurut saya bergantung bagaimana kita menyikapinya, sebab jangan salah orang yang menyayangi kita terkadang memuji kita untuk membuat kita bahagia atau makin bersemangat dalam menjalani sesuatu, bahkan Tuhan saja pernah memuji hamba nya yang saleh, tentu Tuhan bukan bermaksud membenamkan mental nya kan ? Tetapi di sisi lain jangan pernah sakit hati dengan cercaan Tuhan sebab itu untuk membuat manusia berfikir.

Nov 11, 2018

Embun Kerinduan

Selamat pagi jendela, badanmu masih berembun ya? Boleh kutuliskan puisi cinta untuk dia?

embun berkarat pada dedaun yang berharap dijenguk hangat. ini seperti rindu yang sekarat dimakan usia.

Kesedihan, tak perlu disingkirkan dari ingatan, biar ia memberi pelajaran, agar bahagia tetap menyimpan keindahan

Kesedihan, sepedih apapun selalu ada kebaikan yang tersimpan, sesakit apapun selalu menyimpan keindahan

Di helai daun gelombang cinta, tersirat namamu yang berliku, terdengar lirih suara merdumu. "Sentuh aku.

Sayang, saat kesedihan datang, tak perlu emosi kau undang, biarkan saja ia lalu lalang, peluk saja dengan tenang

Pernahkah kau merasa begitu kesepian? Dilupakan oleh dia yg tak pernah lepas dari ingatan?

Mari mendekat sayang....

Jangan malu-malu sayang. Rinduku sudah kepayang. Jangan sampai dicuri orang,

Bagaimana bisa ketika tangan kananmu memelukku, tangan kirimu erat menggenggam masa lalu.

mengapa harus menangisi rindu, lihatlah daun begitu tegar saat lepas dari tangkainya.

kini aku telah terbiasa sendiri, rintik hujanlah yang menemani, ia berisik menyuruh bayangmu tuk pergi.

Hujan dan kenangan adalah dua sahabat karib yang selalu berpegangan tangan.

hujan bagai mana kalau rindu ini berakhir?? Apakah kebahagiaan kan menemui?? Atau kembali beribu bait puisi menulis luka??

Engkaulah daun kenang kenagan dari hujan,basah dan segar dalam genggaman.Ingin tetap kulihat kau segar meski hujan datang menghadang,

Pagi yang hangat, sehangat senyum itu, senyum yang tiba-tiba memberikan pelangi bagi hati yang sedang sendiri.

Tapi berbeda dari sudut lain,,,,

pagi ini tubuhku masih bersarung rindu. gigil oleh hati yang dingin nan sepi. meratapi hati yang terkotak-kotak.

Tentangmu, masih saja menggali mimpi walau terbangun sudah memecah harap. dan tentangku, tidur pulas membangun pusara

Namun...

Perempuan itu melihat, tapi yg dilihat hanya cinta meski duka menutupinya

Aku Rindu