Mungkinkah
orang yang saat ini menjadi pasangan kita adalahseseorang yang benar-benar
sesuai dengan ekspektasi kita selama ini?
Benarkah
cinta memang selalu membuat buta banyak hati, yang akhirnya hanya mendatangkan
kekecewaan?
Atau,
mungkinkah dia yang kau harapkan selama ini untuk menikahimu adalah orang
yang akan tetap sama seperti saat masih “pendekatan/pacaran”?
Pasanganmu
Dan Ekspektasi Muluk
Andai saja
ekspektasi muluk tentang seseorang yang kita cintai selama ini tidak terlalu
tinggi, mungkin kekecawaan tidak akan terlalu keras meninju wajah .
Siapakah
dia, yang selama ini menjadi tempatmu menggantungkan harapan dan impian
akan indahnya sebuah hubungan, tentang kebijaksanaannya sebuah cinta kasih yang
sempurna menurut angan? Apakah kamu menggantungkan itu semua masih pada
“seorang manusia”? jika jawabannya “ya”, maka janganlah kau berkeluhkesah
nantinya.. karena manusia “tidaklah sempurna”, dan tidak pernah bisa selalu
sempurna seperti dahulu saat bertemu.
Tak sedikit
orang yang berangan terlalu tinggi tentang pasangannya saat ini, mereka
berharap pasangan mereka adalah seseorang yang selalu bisa romantis seperti
tokoh dalam drama korea.. dan tak sedikit juga yang mempunyai angan tinggi
kalau pasangannya saat ini akan menjadi sosok orang yang akan terus menerus
bersikap sama atau bahkan lebih dari ketika waktu masih “pendekatan/pacaran”.
Jika kau
sadar bahawa manusia pasti akan berubah, maka harusnya kau tak berangan terlalu
tinggi tentang tetapnya sikap seorang manusia. Jika kau sadar bahwa angan dan
realita tidaklah selalu sama, maka semestinya kau harus siap menerima bahwa
perubahan itu pasti ada dan nyata adanya.
Dulu waktu
pacaran dia adalah sesosok orang yang sangat memperhatikan dirimu, tetapi
ketika sudah menikah dia akan banyak membagi
perhatiannya pada banyak hal.. tidak hanya pada kamu semata. Kau harus bisa menerima itu semua, karena itulah realita yang sebenarnya. Apa yang tampak ketika masa pendekatan/pacaran kadang hanya bersifat sesaat, semua akan berubah seiring berjalannya waktu.
perhatiannya pada banyak hal.. tidak hanya pada kamu semata. Kau harus bisa menerima itu semua, karena itulah realita yang sebenarnya. Apa yang tampak ketika masa pendekatan/pacaran kadang hanya bersifat sesaat, semua akan berubah seiring berjalannya waktu.
Kata orang
“cinta itu akan terbukti benar-benar indah atau
tidaknya ketika nanti saat menjalani pernikahan”. Saya setuju dengan pendapat itu, karena jika hanya bermodalkan cinta saja maka sebuah pernikahan akan rapuh, pernikahan butuh kesiapan menerima realita.. butuh kelapangan hati menerima seseorang yang dulu sangat kita sayangi berubah menjadi dirinya yang sebenarnya. Saat itulah cinta bisa dibuktikan dan dimaknai dengan arti yang sebenarnya.
tidaknya ketika nanti saat menjalani pernikahan”. Saya setuju dengan pendapat itu, karena jika hanya bermodalkan cinta saja maka sebuah pernikahan akan rapuh, pernikahan butuh kesiapan menerima realita.. butuh kelapangan hati menerima seseorang yang dulu sangat kita sayangi berubah menjadi dirinya yang sebenarnya. Saat itulah cinta bisa dibuktikan dan dimaknai dengan arti yang sebenarnya.
Pernikahan
bukanlah pembuktian cerita romantis yang selama ini ditulis pena imajinasi
dalam angan..
Pernikahan
itu bukan cerita fiksi yang endingnya bisa ditebak dengan mudah
Pernikahan
bukanlah perjalanan yang selalu bergelut dengan cinta-cintaan melulu
Pernikahan
adalah perjalanan mendewasakan diri masing-masing, perjalanan mewujudkan tujuan
pernikahan itu sendiri yang tak kadang tak sesuai dengan apa yang kita mau.
Pernikahan adalah jalan Tuhan yang membuat manusia tersadar bahwa dirinya
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari ketidak sempurnaan dan khilaf, dan
salah satu cara terbaik untuk beribadah lebih baik lagi pada Sang Pencipta.
Luruskan
niat, siapkan mental, melangkahlah untuk menikah hanya untuk beribadah
kepadaNya. Cinta pemberian Ilahi akan lebih kuat mengokohkan langkah kalian
saat mengarungi perjalanan itu, restu Tuhan-mu lebih penting ketibang cinta
yang kita buat ketika saat pacaran.