Jan 31, 2015

Realita Pernikahan, Tak Seindah Waktu Pacaran




Mungkinkah orang yang saat ini menjadi pasangan kita adalahseseorang yang benar-benar sesuai dengan ekspektasi kita selama ini?

Benarkah cinta memang selalu membuat buta banyak hati, yang akhirnya hanya mendatangkan kekecewaan?

Atau, mungkinkah dia yang kau harapkan selama ini untuk menikahimu adalah orang yang akan tetap sama seperti saat masih “pendekatan/pacaran”?

Pasanganmu Dan Ekspektasi Muluk

Andai saja ekspektasi muluk tentang seseorang yang kita cintai selama ini tidak terlalu tinggi, mungkin kekecawaan tidak akan terlalu keras meninju wajah . 
Siapakah dia, yang selama ini menjadi tempatmu  menggantungkan harapan dan impian akan indahnya sebuah hubungan, tentang kebijaksanaannya sebuah cinta kasih yang sempurna menurut angan? Apakah kamu menggantungkan itu semua masih pada “seorang manusia”? jika jawabannya “ya”, maka janganlah kau berkeluhkesah nantinya.. karena manusia “tidaklah sempurna”, dan tidak pernah bisa selalu sempurna seperti dahulu saat bertemu.

Tak sedikit orang yang berangan terlalu tinggi tentang pasangannya saat ini, mereka berharap pasangan mereka adalah seseorang yang selalu bisa romantis seperti tokoh dalam drama korea.. dan tak sedikit juga yang mempunyai angan tinggi kalau pasangannya saat ini akan menjadi sosok orang yang akan terus menerus bersikap sama atau bahkan lebih dari ketika waktu masih “pendekatan/pacaran”. 

Jika kau sadar bahawa manusia pasti akan berubah, maka harusnya kau tak berangan terlalu tinggi tentang tetapnya sikap seorang manusia. Jika kau sadar bahwa angan dan realita tidaklah selalu sama, maka semestinya kau harus siap menerima bahwa perubahan itu pasti ada dan nyata adanya.
Dulu waktu pacaran dia adalah sesosok orang yang sangat memperhatikan dirimu, tetapi ketika sudah menikah dia akan banyak membagi
perhatiannya pada banyak hal.. tidak hanya pada kamu semata. Kau harus bisa menerima itu semua, karena itulah realita yang sebenarnya. Apa yang tampak ketika masa pendekatan/pacaran kadang hanya bersifat sesaat, semua akan berubah seiring berjalannya waktu.

Kata orang “cinta itu akan terbukti benar-benar indah atau
tidaknya ketika nanti saat menjalani pernikahan”.
Saya setuju dengan pendapat itu, karena jika hanya bermodalkan cinta saja maka sebuah pernikahan akan rapuh, pernikahan butuh kesiapan menerima realita.. butuh kelapangan hati menerima seseorang yang dulu sangat kita sayangi berubah menjadi dirinya yang sebenarnya. Saat itulah cinta bisa dibuktikan dan dimaknai dengan arti yang sebenarnya.

Pernikahan bukanlah pembuktian cerita romantis yang selama ini ditulis pena imajinasi dalam angan..

Pernikahan itu bukan cerita fiksi yang endingnya bisa ditebak dengan mudah

Pernikahan bukanlah perjalanan yang selalu bergelut dengan cinta-cintaan melulu

Pernikahan adalah perjalanan mendewasakan diri masing-masing, perjalanan mewujudkan tujuan pernikahan itu sendiri yang tak kadang tak sesuai dengan apa yang kita mau. Pernikahan adalah jalan Tuhan yang membuat manusia tersadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari ketidak sempurnaan dan khilaf, dan salah satu cara terbaik untuk beribadah lebih baik lagi pada Sang Pencipta.

Luruskan niat, siapkan mental, melangkahlah untuk menikah hanya untuk beribadah kepadaNya. Cinta pemberian Ilahi akan lebih kuat mengokohkan langkah kalian saat mengarungi perjalanan itu, restu Tuhan-mu lebih penting ketibang cinta yang kita buat ketika saat pacaran.


Aku Rindu