Jan 26, 2015

Merelakan


Merelakan
Adalah satu kata kerja yang beratnya setengah mati. Seperti menghempaskan segalanya. Yang masih takut bagi kita untuk menerka-nerka bagaimana rasanya setelah terhempas. Hingga akhirnya kita hanyalah ketakutan-ketakutan kita sendiri, kumpulan kecemasan.
Seperti menghirup dan menghela nafas, mungkin begitulah kerelaan. Kita membutuhkan waktu dan tenaga lebih dalam menghirup, membiarkan udara memenuhi rongga dada lalu setelah terisi, dengan satu hembusan…..semua yang sudah diusahakan, dilepaskan. Tapi kita tidak hancur, kita justru merasa utuh. Lalu melakukan kerelaan-kerelaan itu terus. Untuk bertahan, bahkan. Menghirup dan menghembus, menghirup dan menghembus, begitu seterusnya.
Ada satu hal penting dalam sebuah kerelaan; memahami. Bagaimana cara kita memahami, entah itu situasi, perasaan, orang lain, hal-hal yang pergi serta tidak bisa kita kendalikan, dan banyak lagi.
Barangkali ketika kita berat untuk melepaskan, kita hanya belum bijak memahami; bahwa semua hanya titipan. Bahwa akan ada ganti yang lebih baik. Bahwa semua perbuatan baik selalu mendapat balasan yang jauh lebih baik. Kita tidak pernah tahu apa rencana Tuhan.
Just let it go. Let God. 



Aku Rindu