Oct 20, 2018

Nikmatnya Hidup

Saya masih seringkali membandingkan antara takdir hidup saya dengan takdir hidup orang lain. Padahal, bukankah setiap kehidupan dari masing - masing orang adalah istimewa bagi dirinya sendiri?

Ya, saya sudah memahami jauh jauh sebelum saya menjadi sedewasa sekarang. Bahwa selalu bahagia hanyalah omong kosong. Itu hanyalah ucapan untuk menguatkan.

Saya pernah hidup pas pas an, dan nyatanya saya bisa melewatinya.

Saya pernah hidup sangat berkecukupan bahkan lebih, tapi nyatanya saya masih merasa kurang.

Saya pernah merindukan hujan, tapi ketika hujan datang seharian saya merasa kerepotan. Bagitupun sebaliknya.

Saya pernah sibuk seharian, hingga saya menginginkan waktu tambahan.

Saya pernah tidak ada kerjaan, hingga saya ingin memangkas waktu agar segera berputar.

Dan masih banyak lagi yang pernah saya alami, namun kadang hasilnya tak sesuai harapan.

Lalu, kenapa semua itu bisa terasa berbeda? Adalah cara saya menyikapi segala yang terjadi dalam hidup saya. Itu yang membuat berbeda.  

Jangan dikira saya selalu mengahadapi hidup dengan tegar, itu salah. Saya pernah rapuh, tapi saya mencoba bangkit. Karna saya mau tanggungjawab sama apa yang uda Allah percayakan ke saya. Saya mau akhir yang bahagia.

Jika hidup hanyalah perpindahan, saya ingin menikmati segala proses perpindahanannya.

Karna suatu hari nanti, saya pasti akan merindukan betapa nikmatnya hidup yang pernah saya jalani.

Oct 19, 2018

Harapan

Terkadang, ketika matahari begitu terik, aku merindukan rintik hujan yang pelan berbisik.

Ketika kupuja bulan karena cahayanya, aku merindukan pagi yang senantiasa membangunkanku setiap hari.

Terkadang..

Ketika kau begitu terbuka, aku merindukan kau yang membuat begitu banyak tanda tanya.

Ketika kau hilang, aku merindukan kau yang tiba-tiba datang. Seperti malam ini, terasa tak ada kehidupan. Rindu pun tak khayalnya seperti anak kecil yang berlarian, sulit untuk ditenangkan.

Terkadang ketika jauh, harapan adalah teman. Namun ketika bertemu. harapan. Aku tak pikirkan.

Sebab harapan itu adalah kamu.

Oct 15, 2018

Memberi Waktu

Kedai kopi. Kita berbincang dari matahari yang mulai condong ke barat hingga tenggelam menjadi gelap. Hujan begitu deras. Hatiku begitu getas.

Pertemuan-pertemuan kita tidak pernah tanpa kepentingan. 
Perbincangan-perbincangan kita tidak pernah tentang selain kehidupan.

Seperti yang berulang kali kuungkapkan, bahwa kau pernah datang ketika aku begitu membutuhkan. Maka, kulakukan hal yang sama untukmu. Aku selalu ada, ketika kau tidak lagi tahu harus berbicara dengan siapa. Aku selalu di sini dan aku selalu peduli. Meski kita bukan apa-apa dan aku bukan siapa-siapa.

Maaf jika yang kumiliki hanya waktu. Maka tetap kuberikan, meski tak juga kau butuhkan. Harapanku, dari hitungan jam, ada sepersekian detik yang membuatmu tersenyum. Memikirkan sejenak tentang kebenaran; bagaimana seharusnya tetap ada batas-batas agar tidak salah jalur, bagaimana setiap keputusan memiliki konsekuensi, bagaimana setiap harapan memiliki kesakitan, bagaimana hidup tidak pernah mudah dan nyaman jika ingin kedamaian yang membahagiakan.

Kamu berhak bahagia, sebagaimana ketika melihat dan mengorbankan segala sesuatunya untuk mereka. Jangan merugikan diri sendiri dengan alasan pura-pura logis, yang sejatinya hanya melarikan diri dari tanggung jawab pribadi.

Ya, hidup akan lebih hidup ketika segalanya memiliki tujuan, bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

Aku Rindu