Sep 1, 2018

Tentang Malam Minggu

Bukan bermaksud untuk menutup mata atau diam seribu bahasa, lalu terbaring lesu dibawah lampu yang redup, seperti seseorang yang jauh dari cinta anak muda kebanyakan. Ketika harus mendengarkan satu pertanyaan yang sedikit mengelitik, “Kamu tidak malam mingguan?"

Malam minggu? apa bedanya dengan malam yang lainnya? apakah akan ada bidadari cantik yang turun dari kayangan, atau ada sosok pangeran yang berjalan dengan kuda putihnya untuk mencari sosok wanita, atau mungkin malam itu bintang berjatuhan seperti sepotong roti yang mendarat pada seorang kelaparan lalu memakananya dengan lahap?

Kenapa dengan malam minggu? dia hanya hari, sebagai penanda bahwa weekend akan tiba, lalu kenapa kita harus merayakannya?

Itu adalah sepenggal penjelasan singkat dari seorang yang tidak sependapat dengan malam minggu.

Namun kita tidak bisa menyalahkannya begitu saja, tanpa harus tau apa alsannya dia berkata seperti itu, sebab di dunia ini ada dua alasan besar setiap orang ketika memberikan jawaban serumit itu.

Pertama, karna dia memang jomblo stadium akhir, dan iri dengan temannya yang punya pacar.

Kedua, mungkin dia sedang menjaga diri, lalu menunggu atau mempersiapkan diri, untuk bermalam minggu yang halal dengan orang yang tepat.

Sebab dia tahu atau mungkin takut, jika tidak mampu menahan diri untuk melakukan hal yang kadang bisa saja terjadi kala berdua, disaat belum halal.

Setiap orang berhak punya penilaian dan pendapat masing-masing, dan kita harus menghargai itu.

Lalu kamu yang mana, pertama atau kedua.. ?

Aug 29, 2018

Mencintai Seseorang


Ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga harus siap untuk dikecewakan atau kehilangan. Bukan, bukan kehilangan karena kita (tidak) memilikinya, bukan juga kehilangan cinta.

Karena hakikatnya, tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang menjadi milik kita. Bahkan, diri kita pun tidak. Yang ada hanyalah, kita dititipkan ke jasmani kita sekarang ini hanya sementara, dan diberikan izin hidup oleh Yang Maha Kuasa. Pun, cinta sejati yang tulus tidak akan pernah hilang begitu saja. Cinta sejati tidak pernah berkhianat. Meskipun tak lagi bersama, jasad dan ruang pun bukan milik kita, cinta sejati akan tetap ada, sesulit apa pun medannya.

Memutuskan mencintai berarti memberikan cinta sepenuh hati, tentunya, tidak melebihi cinta kita kepada-Nya. Jadi, tidak perlu mengeluh, nikmati saja sakitnya sebagai ujian kenaikan tingkatan hidup. Jika kita bisa melewatinya dan mengambil hikmahnya, niscaya akan Dia berikan yang jauh lebih baik, bahkan, yang terbaik, hanya, kita belum mengetahuinya saja.

Aug 28, 2018

Bentuk Bahagia Yang Sederhana


Kalau bahagia hanya tentang sesuatu yang besar dan perlu menanti lama, maka kapan kamu akan bahagia ?

Kalau bahagia adalah kepuasan, mungkin kamu sama dengan kebanyakan manusia yang tak pernah mengenal puas. Selalu ada ingin yang lebih, tingkat yang lebih tinggi dan jumlah yang lebih banyak.

Kalau bahagia adalah pemberian, hingga kapan kamu menunggu diberi oleh mereka yang juga ingin diberi.

Hadirkan bahagia yang sederhana. Awalnya terkesan terpaksa. Nikmati saja. Sampai kau sadar, sedih telah terkubur di dasar sana.

Bahagiamu tidak perlu ditunggu lama, tidak pula harus memuaskan hati dan tidak menunggu diberi. Karena bahagiamu sederhana.

Sesederhana melihat bunga matahari di toko bunga depan sekolah yang kamu lewati setiap pagi.

Bukan milikmu, tapi kamu bisa menikmatinya. Persis seperti nikmat kita di dunia ini, dapat dinikmati tapi tidak dimiliki.

Aug 27, 2018

Cinta Dalam Kehidupan Kita


Andai di dunia ini tidak ada cinta, maka hidup akan serasa gersang, hampa dan tidak ada dinamika. Cinta bisa membuat sesuatu yang berat menjadi ringan, yang sulit menjadi sederhana, permusuhan menjadi perdamaian dan yang jauh menjadi dekat. Itulah gambaran kekuatan cinta.

Cinta, ditilik dari sudut manapun selalu menarik untuk dibahas. Sejarah mencatat, sejumlah seniman, teolog sampai filosop membicarakan cinta dari berbagai perspektifnya baik dalam bentuk roman, puisi, syair bahkan sampai dalam bentuk tulisan ilmiah yang bernuansa teologis, fenomenologis, psikologis ataupun sosiologis.

Filosop sekaliber Plato bahkan pernah mengatakan “Siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita”. Pernyataan ini menggambarkan betapa besar perhatian Plato pada masalah cinta, sampai-sampai dia menyebut orang yang tidak tertarik untuk membicarakannya sebagai orang yang berjalan dalam kegelapan.

Peranan cinta dalam kehidupan tidak diragukan lagi pentingnya. Cinta diyakini sebagai dasar dari perdamaian, keharmonisan, ketentraman, kebahagiaan bahkan kebangkitan peradaban. Namun apa sesungguhnya cinta itu ?
Diakui, problem yang dihadapi saat membicarakan cinta biasanya adalah persoalan definisi. Belum pernah ditemui suatu rumusan tentang cinta yang singkat, padat dan mewakili pemahaman akan hakikat cinta secara tepat.

Jalauddin Rumi pernah mengatakan bahwa cinta itu misteri, tidak ada kata-kata yang bisa mewakili kedalamannya.
Cinta tak dapat termuat dalam pembicaraan atau pendengaran kita,
Cinta adalah sebuah samudera yang kedalamannya tak terukur …
Cinta tak dapat ditemukan dalam belajar dan ilmu pengetahuan,
buku-buku dan lembaran-lembaran halaman.
Apapun yang orang bicarakan itu, bukanlah jalan para pecinta.
Apapun yang engkau katakan atau dengar adalah kulitnya;
Intisari cinta adalah misteri yang tak dapat kau buka !
Cukuplah ! Berapa banyak lagi kau akan lengketkan kata-kata di lidahmu ?
Cinta memiliki banyak penyataan melampaui pembicaraan. . .

Oleh sebab itu, disini kita tidak akan mendefinisikan cinta karena khawatir mereduksi kedalamannya. Biarlah cinta berbicara dalam perbuatan kita. Disini, kita akan mencoba mencermati unsur-unsur yang selalu ada dalam cinta.

Erich fromm, murid kesayangannya Sigmund Freud menyebutkan empat unsur yang harus ada dalam cinta, yaitu :

Care (perhatian). Cinta harus melahirkan perhatian pada objek yang dicintai. Kalau kita mencintai diri sendiri, maka kita akan memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Kalau kita mencintai orang lain, maka kita akan memperhatikan kesulitan yang dihadapi orang tersebut dan akan berusaha meringankan bebannya. Kalau kita mencintai Allah Swt., maka kita akan memperhatikan apa saja yang Allah ridhai dan yang dimurkai-Nya.

Responsibility (tanggung jawab). Cinta harus melahirkan sikap bertanggungjawab terhadap objek yang dicintai. Orang tua yang mencintai anaknya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan material, spiritual dan masa depan anaknya. Suami yang mencintai isterinya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya. Karyawan yang mencintai perusahaannya, akan bertanggung jawab akan kemajuan perusahaannya. Orang yang mencintai Tuhannya, akan bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Itulah Responsibility.

Respect (hormat). Cinta harus melahirkan sikap menerima apa adanya objek yang dicintai, kelebihannya kita syukuri, kekurangannya kita terima dan perbaiki. Tidak bersikap sewenang-wenang dan selalu berikhtiar agar tidak mengecewakannya. Inilah yang disebut respect.

Knowledge (pengetahuan). Cinta harus melahirkan minat untuk memahami seluk beluk objek yang dicintai. Kalau kita mencintai seorang wanita atau pria untuk dijadikan isteri atau suami, maka kita harus berusaha memahami kepribadian, latar belakang keluarga, minat, dan ketaatan beragamanya. Kalau kita mencintai Tuhan, maka harus berusaha memahami ajaran-ajaran-Nya.

Kalau empat unsur ini ada dalam kehidupan kita, Insya Allah hidup ini akan bermakna. Apapun yang kita lakukan, kalau berbasiskan cinta pasti akan terasa ringan. Karena itu nabi Saw pernah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang kalau dia belum mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sensiri”. “ Cintai oleh mu mahluk yang ada di muka bumi, pasti Allah akan mencintaimu”. (HR. Muslim)

Supremasi kebahagiaan tertinggi, kalau kita mampu mencintai orang lain dengan tulus tanpa pamrih, mencintai diri sendiri secara proporsional, mencintai Allah Swt dengan penuh loyalitas dan selalu merasa dincintai-Nya. Inginkah hidup kita bermakna? Let Love be Your Energy! Selamat bercinta!

Aku Rindu