Jika seseorang telah memiliki rasa kasih sayang terhadap
sesuatu maka ia akan melakukan apa saja yang bisa diperbuat untuk menunjukkan
rasa kecintaannya itu. Rasa kasih sayang atau cinta selalu melahirkan kesediaan
untuk berkorban. Karena itulah maka muncul sebutan bahwa cinta adalah
pengorbanan. Atas dasar pemahaman ini, para pimpinan di berbagai organisasi
menganjurkan agar semua yang dipimpinnya, selalu berusaha menumbuhkan kecintaan
terhadap posisi dan jenis tugasnya di mana saja mereka ditempatkan.
Rasa kasih
sayang dikatakan selalu memiliki kekuatan dahsyad, sehingga mampu melahirkan
pengabdian dan bahkan pengorbanan kiranya sulit dibantah oleh siapapun. Sebab
bukti-bukti yang mendukungnya tidak sulit dicari. Seorang pria yang lagi jatuh
cinta pada seorang wanita, dan juga sebaliknya, akan melakukan apa saja yang
bisa diperbuat untuk mendekatinya. Pengorbanan apapun akan ia lakukan, untuk
mendapatkan apa yang dicintai itu. Seorang ayah atau ibu bersedia melakukan apa
saja untuk memenuhi kebutuhan putra-putrinya, oleh karena rasa cintanya yang
mendalam. Seorang guru, sekalipun tidak mendapatkan imbalan ekonomi yang cukup,
bersedia bekerja dengan mencurahkan seluruh tenaganya, karena kecintaannya
terhadap profesi sebagai guru. Cinta dan kasih sayang ternyata memiliki
kekuatan penggerak yang luar biasa hebatnya.
Persoalannya adalah bagaimana menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta dari setiap orang. Pekerjaan itu ternyata tidak mudah. Dan bahkan belum diketahui cara yang paling tepat untuk itu. Rasa kasih sayang tidak bisa ditumbuhkan hanya dengan persuasi, ceramah, apalagi dipaksa. Pertumbuhan rasa kasih sayang atau cinta tidak selalu mengikuti logika sebab akibat yang pasti. Kadang kita temui seorang tampan tetapi memiliki pasangan yang kurang cantik, sehingga antara keduanya kelihatan tidak seimbang. Namun di antara mereka rupanya telah terjalin rasa kasih sayang dan cinta yang mendalam. Mungkin menurut si tampan itu, wanita itulah yang disebut cantik olehnya dan bukan yang cantik menurut ukuran kita.
Untuk menumbuhkan rasa kasih sayang atau cinta ini ada pepatan
jawa mengatakan “witing trisno jalaran songko kulino”, kecintaan itu akan lahir
dari kebiasaan. Jika kita menghendaki seseorang mencintai sesuatu maka jalan
yang paling tepat adalah melalui pembiasaan. Seorang pria yang biasa bertemu
dengan seorang wanita, maka interaksi itu akan menumbuhkan rasa cinta. Seorang
yang dibiasakan bermain suatu jenis olah raga, maka akan mencitai jenis olah
raga itu. Seorang yang selalu dekat dengan mobil tertentu, ia akan mencitai
mobil itu. Mungkin pameo itu ada betulnya, tetapi apa selalu demikian. Ternyata
dalam kehidupan sehari-hari fakta tidak selalu membuktikannya. Betapa banyak
pria dan
wanita yang telah berlama-lama berteman, saling bertempat tinggal di rumah bersebelahan, tetapi toh juga tidak saling mencintai. Seorang yang dilahirkan dari keluarga guru, ternyata justru tidak mencintai profesi guru. Rasa kasih sayang atau cinta tampaknya tidak selalu bisa ditumbuhkan, melainkan diperoleh atau didapatkan atau diberikan oleh Sang Pemilik Nya.
wanita yang telah berlama-lama berteman, saling bertempat tinggal di rumah bersebelahan, tetapi toh juga tidak saling mencintai. Seorang yang dilahirkan dari keluarga guru, ternyata justru tidak mencintai profesi guru. Rasa kasih sayang atau cinta tampaknya tidak selalu bisa ditumbuhkan, melainkan diperoleh atau didapatkan atau diberikan oleh Sang Pemilik Nya.
Sifat Arrahman dan
Arrahiem adalah milik Allah. Kedua sifat Nya yang mulia ini dinyatakan dalam al
Qur’an di tempat yang sedemikian banyaknya, bertebaran dalam setiap surat pada
al Qur’an. Rupanya Allah memberikan sifat yang mulia ini kepada makhluk yang
dikehendaki Nya, termasuk kepada manusia dan juga binatang. Jika seseorang
sudah dikaruniai kasih sayang atau cinta terhadap sesuatu, maka halangan dalam
bentuk apapun akan ditaklukkan demi meraih cintanya itu. Karena sifat kasih
sayang atau cinta hanyalah milik Allah swt., maka yang bisa diusahakan adalah
memohon kepada Nya, agar kita dikarunia sifat yang mulia itu. Atas dasar
keyakinan seperti ini, maka Rasulullah saw mengajarkan pada umatnya selalu
berdoa, agar selalu dikaruniai rakhmat Nya, dekat pada Nya, dan sifat-sifat
mulia yang dimiliki Nya.
Kasih sayang atau cinta atas karunia Allah yang melahirkan semangat pengorbanan itu tidak sebatas dalam lingkup sederhana, seperti kasih antara laki-laki dan perempuan, dua jenis makhluk yang berbeda, tetapi kasih sayang atau cinta juga memiliki pengertian yang luas dan berskala besar. Cinta terhadap tanah air, menjadikan seseorang warga negara bersedia mengorbankan apa saja yang ada padanya, untuk membelanya. Apalagi tatkala negara sudah dalam keadaan terancam atau bahaya. Karena cintanya terhadap faham, kepercayaan atau agama yang dianut, seseorang berani mati membela faham yang direndahkan atau diremehkan oleh orang lain. Sehingga, sering terjadi konflik dan bahkan peperangan yang dahsyat yang harus mengorbankan harta benda dan bahkan nyawa untuk membela apa yang dicintainya. Karena itu kasih sayang dan cinta mampu melahirkan kekuatan yang dahsyat. Terkait dengan pengembangan Lembaga ini, maka jika semua warganya yakni para pimpinan, Guru, Wali murid dan muridnya mendapatkan karunia berupa kecintaan terhadap lembaga ini, maka sekedar berkeinginan membesarkan sebuah lembaga pendidikan, tidaklah terlalu sulit. Persoalannya adalah, adakah kesediaan memohon kepada Nya, agar sifat-sifat mulia itu dikaruniakan kepada seluruh warga lembaga ini.
Wallahua’lam