Antara salah, keliru, dan lupa tidak akan pernah terpisah
dari manusia. Yang menjadikanmu jatuh bukan karena ketiga hal itu, namun karena
takutnya kamu untuk mengucap maaf. Kamu pun terkadang akan jatuh pada lubang
yang sama, bahkan berkali-kali. Tapi tetaplah meminta maaf sembari mengusahakan
menghindari ranjau yang sama. Kamu hanya perlu menyadari bahwa terkadang dari
jatuhmu tadi akan menumbuhkan kehati-hatian yang kuat tersebab luka yang
tergores cukuplah sakit. Entah itu sekali atau berkali-kali agar mulai
tersadar.
Terkadang, rasa bersalahmu muncul terlalu tinggi hingga
menjadikanmu canggung dan merendahkan diri pada orang lain. Mulailah menatap
langit, merasakan setidaknya ada angin yang berhembus kecil padamu, menandakan
bahwa semua akan baik-baik saja tanpa kamu harus merendahkan diri atau
mengasingkan diri. Kamu hanya perlu lebih memperhatikan jalanmu kedepan dan
jangan bosan untuk mengucap maaf pada setiap kesalahan.
Tenanglah, bahkan untuk merangkai rajutan tasbih pun harus
ada jari yang tertusuk jarum agar bisa menjadi untaian tasbih yang indah, yang
tersambung oleh benang untuk menghubungkan satu dengan lainnya , dan
mengharuskan adanya jarak kecil diantara setiap butirnya. Menandakan bahwa ada
jarak kecil saja yang harus kita jaga pada setiap orang agar tidak melukainya.
Membuatmu lebih berhati-hati pada ucapan dan tingkah lakumu, Menjaga hubungan.
Karena luka bisa datang dari hal yang tidak tersengaja,
memulai kehati-hatian untuk setiap langkah hidup ini. Agar semakin sedikit yang
kita pertanggung jawabkan nanti, agar semakin sedikit orang yang menuntut kita
pada hari akhir nanti.
Menjaga hubungan dengan silaturohim dan selalu penuh
pertimbangan pada apa yang akan terlangkah oleh kaki atau terucap oleh lisan
dan tergerak oleh tangan.