Jul 11, 2015

Mengerti

Kehidupan memang penuh dengan pembelajaran 

Kadang kita diminta untuk mengerti semuanya 

Mengerti akan suatu keadaan
Mengerti untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
Mengerti akan suatu kondisi
Mengerti akan suatu hal
Mengerti untuk bisa melakukan yang terbaik, dan seterusnya


Namun tak ada yg lebih membahagiakan ketika dapat saling mengerti 

Tak perlu banyak bicara, namun sudah mengerti

Tak perlu banyak bertindak namun sudah mengerti

Kadang hanya dengan diam pun sudah mengerti

Karena dengan menjaga dan saling mengerti sudah memberikan arti tersendiri

Terimakasih sudah mengerti atas segala hal yang memang perlu untuk saling mengerti

Ibu Adalah Sekolah Utama: Tergantung Bagaimana Kepala Sekolahnya??

oleh: Bendri Jaisyurrahman

Untuk kali ini, ijinkan saya bicara kepada ayah dari hati ke hati…
Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, karena secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat untuk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.


Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress.

Ibu yg stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya ‘mother distrust’ di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bhw Ibu adalah sosok yg tidak mengenakkan.

Semua fungsi dan tugas Ibu sbg guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sbg Kepala Sekolah yg dipikul Ayah berjalan maksimal.

Mother distrust muncul lagi-lagi krn peran ayah sbg. Kepala Sekolah; hilang atau sangat kurang. Ayah lah yg seharusnya berpikir utk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathin nya nyaman. Dan…. Ayah-lah yg berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu utk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga-harga di luar.

Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yg jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yg jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusui anak akan resah, tak sabar dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sbg sasaran pelimpahan emosi yg tdk semestinya. Jadi, endapan permasalahan dgn sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk amarah yg tidak jelas kepada anak-anak.

Terkadang, ada Ibu yg tetap sabar kepada anak-anaknya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya…, tapi manifestasi ekstrimnya dalam bentuk penyakit fisik yg sulit sembuh

Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu, dan suasana setiap hari bagi Ibu utk bicara sbg upaya utk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta utk anak-anaknya.

Ibu yg sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putrinya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak-anaknya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yg baik utk menanamkan nilai-nilai Robbany…, dan hal ini harus didukung oleh ayah yg memperhatikan bathinnya, di samping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.

Ayah yg hebat, berawal dari suami yg hebat, yg mengerti jiwa dan kebutuhan .. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita karena ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.

Berhentilah Sejenak

Berhentilah sejenak. Bernafaslah perlahan. Nikmatilah oksigen yang bertukar dalam pembuluh darah paru-parumu. Rasakan kesegarannya. 

Berhentilah sejenak. Jangan kau pejam kedua mata. Bukalah lebar-lebar dan pandanglah sekitar. Lihatlah sekelilingmu, apa pun itu. Nikmatilah warna-warni dunia yang tercipta dari pantulan cahaya. Rasakan anugerah kemampuan semua bagian mata yang mampu bekerja dengan baik sampai pada detik kesekian hidupmu.

Berhentilah sejenak. Dengarkan baik-baik suara dunia. Baik orang-orang yang berisik, maupun langit yang diam bersahaja. Pahamilah isyarat yang dikirimkan Semesta. 

Rasakanlah membran dan tulang telingamu yang menyampaikan gelombang dari udara hingga menjadi bunyi yang kau kenali.

Berhentilah, sebentar saja. Rasakanlah karuniaNya. Ucapkan syukur padaNya.

Alhamdulillah…

Jul 10, 2015

Mencintai Pasangan

Suatu ketika saya pernah melakukan sebuah obrolan ringan dengan seorang pengusaha kaya. Dia memang kaya banget, namun sayang dia seorang duda. Dia punya harta dan tahta namun tidak punya wanita. Hampa katanya. 

Kasus di atas hanya contoh, betapa pentingnya peran seorang istri bagi suaminya, yang keduanya saling melengkapi. Dan saya yakin masih banyak contoh kasus yang lainnya. Sepasang suami-istri diibaratkan sebagai pakaian dan badan, keduanya saling melekat. Hal tersebut menandakan sebuah keintiman yang terasa sangat dekat.

Sepasang suami istri adalah dua jiwa yang terbelah kemudian menyatu. Hal itu menandakan jika salah satunya hilang, maka diibaratkan jiwanya sudah tidak lagi utuh. Sepasang suami istri diibaratkan tempat bercocok tanam dan penanamnya, diharapkan adanya benih yang kelak tumbuh menjadi generasi. Kaitannya dengan hal itu, terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 223 berikut ini:

”Istri-istrimu adalah ( seperti ) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah ( amal yang baik ) untuk dirimu sendiri, dan bertakwalah kepada Alloh, dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman”.

Setiap tindakan baik suami istri untuk saling menyenangkan dihitung ibadah. Selain dampak baiknya adalah keluarga menjadi harmonis. Subhanallah, betapa agama Islam sungguh indah, menjadikan sebuah aktivitas yang menyenangkan sebagai ibadah. Ibadah yang nantinya sebagai investasi akhirat kita.

Jika anda seorang istri, kapan terakhir kali anda jatuh cinta pada suami? Jika anda seorang suami, kapan terakhir kali anda jatuh cinta pada istri? Kalau kita hanya jatuh cinta pada awal pernikahan saja, hal itu masih sangat kurang. Jatuh cintalah yang berulang kali dan setiap waktu padanya. Seperti mas paijo tiada hari tanpa jatuh cinta,hehe.., Jadikan hari-hari yang dilalui dalam keluarga dengan penuh cinta. Tak masalah jika pagi berpisah karena sama-sama kerja, kemudian siangnya bilang kangen. Kadangkala menggombal yang sesuai kadar juga diperlukan, namun jangan terlalu sering menggombal.

Coba kita agendakan waktu misalnya hanya setahun sekali, sehari saja berdua untuk mengulang masa bulan madu, tanpa anak-anak tentunya. Walaupun usia pernikahan sudah tua, namun bumbu-bumbu cinta itu harus terus tetap muda agar keluarga bahagia. Jadi, cintailah pasangan Anda!

Mas Paijo Jatuh Cinta Yang Ke Sepuluh

Ceritanya nich semalam saya lagi sendirian dan asik menulis seperti biasa, mas paijo lagi diluar kota, tiba-tiba saya dikejutkan dengan bunyi bbm, langsung aku lihat dan aku buka ehh... dari mas paijoku sayang, langsung saya baca.

"cintaku, sayangku, pujaanku aku kangennnn..., hatiku kangen banget nich, kangen sama cintaku yang ayu, duhh kenapa sih koq begini amat hatiku"

Saya yang lagi konsen menulis menjawab sekedarnya, dan masih lempeng didepan laptop.

"duhh kenapa juga sih mas, baru sehari saja sudah rempong amat dech ahh..." Saya jadi bingung sendiri.

Pada akirnya saya masih saja melanjutkan menulis, saya masih tidak mengerti, balasnya beberapa saat kemudian. 

Mas paijo bbm lagi, "aku jatuh cinta sama ning, gimana nich ning, aku jatuh cinta banget malam ini" 

Sepontan dengan membaca pesan dari mas paijo saya ketawa sendiri, kaget, lucu, serasa baru jadian gitu sih.. 

"Duh mas malam-malam jangan bikin ketawa dech ahh"..., sambil ketawa saya balas pesan mas paijo, "Ya udah mas paijo bobo aja biar cepet ganti besok harinya yaa..."

Mas paijo masih balas lagi pesan dari saya "rasanya aku jatuh cinta sama ning yang ke sepuluh nich" 

Saya baca kaget dan membalas "koq ke sepuluh? yang ke sembilan, delapan tujuh dan selanjutnya siapa loh? 

Saya bertanya dengan penasaran, mas paijo menjawab lagi.

"Yang ke sembilan sama ning, yang ke delapan sama ning, yang ke tujuh jg sama ning dan selanjutnya juga sama ning, pokoknya semua sama ning dech..hehe..." 

Ihh mas paijoku sayang so sweet dech ahhh....I love you mas paijoku sayang...hehe...

Ya begitulah mas paijo, tiada hari selalu mengucapkan kata I love you, dan selalu mengatakan, jatuh cintalah dengan orang yang sama setiap hari, itu akan membuat hati kita bahagia dan rasa syukur yang tak terhingga..., I love you Indrajied.....

Bagi saya, jadilah wanita yang selalu di sayang dan di cintai pasangan. Pancarkan kecantikan fisik dan kecantikan hati hanya untuk pasangan tersayang, biarkan dia mengetahui betapa istimewanya anda.

Dirimu Adalah Cerminan Jodohmu

Banyak diantara kita yang sebelum menikah, menginginkan pasangan yang kriterianya seperti ini dan seperti itu. Bagi yang telah menikahpun, pasti masih menyimpan sebuah harapan pada pasangannya. Harapan agar pasangannya seperti yang ia idamkan. 

Salahkah jika kita menetapkan kriteria atau berharap pasangan saat ini sesuai dengan apa yang kita inginkan? Tentu tidak, selama hal itu masih dalam koridor syari’at dan apa yang ia harapkan mampu di penuhi oleh pasangannya. Bagaimana jika harapan itu terlalu tinggi hingga sulit dipenuhi? 


Seandainya kita tahu, tidaklah Allah memasangkan kita melainkan dengan yang sekufu juga. Bukankah Allah telah berjanji dalam firman-Nya?
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) .” (An Nuur: 26)
Jika kita mengharapkan pasangan yang rajin menuntut ilmu, sudahkah kita aktif mendatangi majelis-majelis ilmu? Jika kita mengidamkan pasangan yang halus tutur kata dan perangainya, sudahkah kita sendiri santun dalam berucap dan berbuat? 

Jika kita mengharapkan pasangan yang rapat menjaga hijab dan kehormatannya serta menundukkan pandangannya dari lawan jenisnya, sudahkah kita menerapkan hal yang sama pada lawan jenis kita? 

Sungguh jika kita sadar, ketika mengharapkan pasangan dengan segudang kriteria dan kelebihan.. Cobalah bertanya pada diri sendiri, “Sudahkah saya cukup baik untuk mendapatkan yang demikian?”. 
 
Ketika kita memimpikan pasangan yang 100% sesuai dengan harapan kita.. Jujurlah pada diri sendiri, “Sudahkah saya memenuhi harapannya akan kriteria pasangan ideal, sempurna 100%?” 
 
Bukan berarti mengharap mendapat pasangan yang lebih baik itu terlarang. Yang jadi ganjalan adalah ketika kita muluk-muluk memimpikan si dia yang serba sempurna tanpa cela.. sudahkah kita berkaca? Sudahkah kita melihat pada diri sendiri. Mengukur dan menakar. Pantaskah kita mendapatkan si serba sempurna sementara kita sendiri.. jauh dari kata sempurna? 

Tidak ada yang salah dengan bermimpi. Asal tetap menjejak pada realita. Jangan sampai mimpi kita justru menghalangi kita untuk bersegera menikah. Karena terlalu sibuk mengejar yang sempurna sehingga melupakan yang biasa namun lebih mampu menjaga kita dari fitnah. 

Atau bagi yang telah menikah, harapan itu menghalangi kita dari rasa syukur akan hadirnya pasangan yang Allah anugerahkan dalam hidup kita. Terus menuntut pasangan sesuai dengan keinginannya. 

Jadi, teruslah berusaha, memperbaiki diri dan tak putus berdo’a.. Agar diberikan yang shalih/ah dan menentramkan. Yang terbaik untuk menemani menjalani hari-hari, mewujudkan rumah tangga penuh sakinah di bawah limpahan rahmat-Nya.
Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya ”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
Karena sesungguhnya jodohmu… adalah cerminan dirimu.

Jul 9, 2015

Belajar Diam

Menurut saya, “mendengar” di zaman sekarang adalah sebuah keahlian yang keren. Mengapa? Ya karena tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik.

Dimana-mana orang lebih suka berlomba-lomba untuk pintar bicara, bukan pintar mendengar. Orang lebih senang berkoar-koar mengutarakan pendapatnya yang ia pikir lebih benar , dibanding duduk tenang dan mencoba mendengar satu demi satu masukan yang mungkin saja bisa bermanfaat bagi dirinya.

Orang sekarang lebih senang berbicara panjang lebar dibanding diam sejenak, memberi ruang pada orang lain untuk berkata. Sibuk mengeluarkan rentetan kalimat-kalimat pamungkas miliknya, tapi tuli dengan jeritan hati orang-orang di sekitar mereka.

Jumlah orang pintar sekarang semakin banyak. Membuat saya kemudian berpikir keras. Apakah mereka benar-benar pintar? Atau cuma mau terlihat pintar dengan sibuk bicara banyak ? Entah.

Bicara seperlunya, mendengarlah lebih banyak. Dengan mendengar, hati bisa lebih baik bekerja. Ketika lidah tak banyak berkata-kata, pikiran jauh lebih mampu menangkap situasi, hati jauh lebih peka membaca hikmah.

Sebab diam adalah emas. Maka jika memang bicara, usahakan yang keluar adalah permata, bukan racun - apalagi hanya sebagai pemuasan ego diri untuk terlihat ‘pintar’

Seandainya Saja

Mari berandai-andai, perihal sesuatu tentang hidup yang apabila manusia miliki pastilah akan sangat menguntungkan sekali. Banyak hal yang sebetulnya manusia butuhkan tetapi ketersediaannya memang berbatas. Mungkin yang tepat bukan berbatas, tetapi memang sudah ada bagian masing-masing.

Kekayaan, materi, tak semua orang memiliki. Sebagai bukti, adanya sebutan miskin dan kaya. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Sang Pencipta menganugerahkan masing-masing rezeki pada umatnya sesuai dengan “porsi”.

Banyak hal yang sering terlupa. Banyak hal yang terkadang dianggap tak berlaku. Banyak hal yang terkadang dipandang sebelah mata.

Perkataan, perbutan tak bisa ditarik. Apabila sudah dikeluarkan maka tak akan bisa dikembalikan. Itu sebab manusia harus berhati-hati. Bahwa sakit hati adalah penyakit yang penyembuhannya memakan waktu. Ketika salah berbuat, salah berkata, maka akan membekas.

Meresahkan sesuatu, hal itu merupakan yang akrab dengan sehari-hari manusia. Dalam keadaan bagaimanapun, selalu akan ada sebuah keresahan yang seperti membayang di dalam ingatan. Sebaiknya resahlah untuk sesuatu yang memang perlu.

Sebuah keresahan yang menghuni pikiran ialah justru yang seharusnya membuat manusia lebih bersyukur. Sebab masih akan ada rencana, yang setidaknya bisa membuat manusia masih fokus dengan diri. Yang bahaya adalah ketika sudah tidak ada keresahan dalam diri, menjalani hidup tanpa tujuan, luntang-lantung tanpa ambisi apapun.

Seandainya manusia mampu merasa cukup, mampu bahagia tanpa merasa kurang, apakah semesta masih akan berputar?
Seandainya saja.

Untukmu Mas Paijo Lelaki Paling Hangat..

Mas paijoku sayang, kau yang paling tahu aku benci bangun pagi.
Sesaat sebelum terang itu waktu paling menyenangkan untuk meneruskan mimpi.
 
Dingin embun semakin membuatku tak ingin terusik burung-burung yang kadang teralu berisik.
Tapi, pagi di sampingmu aku suka banget. 
Aku tak rela kau bangun mendahuluiku dan membuatku kehilangan pemandangan pagi favoritku.
 
Iya, wajah tidurmu mas paijo.
Ihh..., gemes dech lihatnya..., wajah penuh kasih sayang.
Pagiku yang ada di sampingmu seperti membawa mimpi masuk ke alam nyata. 
Memaksa harapan-harapan lahir kembali setelah hitam malam mematikan mereka satu persatu. 
Pagiku yang bersamamu, memberiku kekuatan untuk menerjang gersang siang yang kadang lebih garang dari preman. 
Aku siap menaklukkan hari ini.

Terima kasih mas paijoku sayang, kau, matahariku.
Aku, penikmat pagi, penikmatmu.

Jul 8, 2015

Bertahan

Arus kehidupan yang mengalir deras, kadang membuat kita tak dapat menahan emosi dan keinginan

Ingin mengambil semua, ingin mendapatkan semuanya. Tak dapat menahan nafsu akan sesuatu. Tak dapat menahan emosi yang sedang mengalir maupun keinginan yang begitu ingin untuk diraih

Namun kadang tak semua harus diperoleh saat itu juga kan?
Kadang kita diminta untuk menahannya, karena butuh waktu yang tepat untuk meraihnya ataupun mendapatkanya


Seberapa kuat kita menahannya?
Seberapa bisa kita bertahan dari derasnya godaan-godaan di luar sana yang mungkin akan menganggu tujuan awal ?


Bertahanlah jika arus tersebut akan mengantarmu pada gelap
Bertahanlah dari godaan-godaan yang akan menghancurkanmu


Buatlah benteng yang kokoh untukmu bertahan agar kuatnya arus kegelapan tak membuatmu goyah dan ikut terbawa arus yang salah

Bahagianya Di Cintai Mas Paijo

Bahagianya dicintai mas paijo, aku adalah perempuan yang paling beruntung. Dicintai dan mencintaimu. Bahagialah, sebab bahagiamu adalah sebagian dari doaku.

"Aduhh..., kenapa semakin hari aku semakin mencintaimu ya ning..., setiap hari aku selalu jatuh cinta denganmu",ucapan mas paijo sambil menghela nafas dalam dan panjang, seperti habis di kejar setan, aku yang mendengarnya serasa melayang-layang gitu sih, didalam hati serasa ada gempa, sambil senyam-senyum ala cuek pura-pura tidak memperhatikan, "Ihh ning pasti kalau aku ngomong gitu gak di respon dech,"kata mas paijo serasa kesel gitu, "Lah yo piye to mas, aku opo yo ngerti, aku dudu malaikat sampeyan takoni, terus piye nek aku jawab," (lah gimana sih mas, aku juga gak tau, aku juga bukan malaikat koq ditanyain, terus bagaimana aku menjawabnya) dengan jawabanku begitu, mas paijo hanya senyum dan terlihat wajah merona bahagia dan memelukku dengan mesra, seolah tidak ingin aku pergi dari dekapanya.

Sebenarnya bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, seberapa banyak uang yang dimilikinya, tenarnya, cantiknya, gantengnya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya. 
Tetapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.
 
Mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal… “Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. Dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.” . “Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .” Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.

Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.” Ternyata Kebahagiaan itu milik orang orang yang pandai bersyukur ☺ .

Berhati-Hati, Pilihlah, Siapa Temanmu…

Ketika pertemanan di dunia maya tidak membawa manfaat..

Bahkan justru menambah mudharat..

Ada baiknya ucapkan selamat tinggal saja.

Jangan memaksakan untuk mempertahankan pertemanan dengan mereka
Yang hanya menguras energi dan waktu..

Dengan terus meladeni omongan-omongan tak berguna
Hidup dan waktu kita terlalu berharga untuk itu

Maksud hati mungkin baik, ingin mendakwahi mereka
Tapi hati ini lemah, boleh jadi malah diri ini yang terbawa mereka

Karena teman bergaul, baik di dunia nyata ataupun maya, merupakan cerminan dirimu.

Pepatah Arab mengatakan,
“Anli mar’i la tas’al, was’al an qoriinihi fainna qoriina bil muqorini yaqtadi.. Jika ingin tahu seseorang, jangan tanya dirinya, tetapi tanyalah temannya dan keadaan temannya.”
Maka berhati-hatilah.. pilihlah benar-benar..
Kepada siapa engkau menambatkan tali kasih sayang
Karena siapa engkau dan bagaimana agamamu..
Tergantung kepada siapa temanmu.
“Di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya.” (Abu Darda’)

Jul 7, 2015

Sempurna

Jika engkau mencari orang yang sempurna untuk menjadi pendampingmu, umurmu akan habis sebelum menemukannya. Menikah itu saling berbenah.
 
Bukan setaranya jenjang pendidikan yang menjadikan suami-istri bahagia, tetapi penerimaan dan saling ridha yang jauh lebih berharga. Betapa banyak yang sama-sama tinggi jenjang pendidikannya, tapi ruwet pernikahannya. Bahkan sejak tahun awal pernikahan, sudah penuh dengan kisah pertengkaran.

Makin tinggi harapan tentang apa yang ingin kita raih dalam pernikahan, makin sulit merasakan kebaikan pasangan kita, meski ia sangat baik. Makin besar yang ingin kita perjuangkan dalam pernikahan, makin mudah kita menerima kekurangannya. Kita lebih berlapang dada untuk berbenah.

Inilah yang lebih penting untuk kita siapkan. Berapa banyak yang menikah dengan berbekal cinta menggebu, tapi segera kecewa usai bulan madu.

Cinta Dalam Secangkir Rindu Mas Paijo

Tidak ada yang lebih romantis selain duduk berdua bersama dengan mas paijo, membagikan pikiran tentang hal apapun di dunia ini. Entah kecil ataupun besar, entah penting ataupun hanya sekedar obrolan ringan. Karena tidak ada yang lebih romantis selain bisa membicarakan banyak hal, tanpa kenal waktu, tanpa kehabisan topik, tanpa rasa bosan.

Tidak ada yang lebih menggetarkan dari tatap mata tanpa kata-kata. Hanya erat genggam tangan dan selengkung senyuman. Tapi saling memahami isi hati masing-masing. Dan saat itu kau akan bersyukur berada di sisi seseorang yang begitu mengerti dirimu, anganmu, mimpi-mimpi dan tujuan hidupmu.

Tidak ada yang lebih indah selain punya teman hidup yang kita tidak pernah kehabisan kata untuk berkomunikasi, bertukar pikiran, tanpa rasa canggung, tanpa basa-basi . Tanpa rasa menggurui dan digurui, lebih rendah atau lebih tinggi.

Kenyamanan yang tidak dibuat-buat, kebersamaan yang sederhana. Seperti menikmati malam petang ini dengan secangkir minuman hangat sembari berbincang dan bermanja-manja dipundak mas paijoku sayang, 
"I love you ning...kata mas paijo dengan mencium kening, akupun menjawab sambil senyum mesra, I love you to mas"...

Saya Dan Mas Paijo Sama


 Di dunia ini, tidak ada pernikahan yang sempurna, pun tidak ada suami atau istri yang sempurna. Salah satu kunci dari sebuah pernikahan bahagia adalah penerimaan tulus akan satu sama lain. Tapi, menerima keadaan pasangan apa adanya bukan berarti mengabaikan kesempatan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan memperbaiki diri.
 
 Ketika kita mencintai seseorang, tentu kita mengharapkan kebaikan bagi dirinya. Kita tak ingin melihat pasangan kita susah. Kita ingin membahagiakannya, semampu kita, sejauh yang kita bisa.. selama tidak bertentangan dengan syari’at Allah.

Seorang suami atau istri yang baik, tentu akan berlapang hati dan berbenah diri jika ditunjukkan kekurangannya. Memiliki kekurangan adalah suatu hal yang wajar dan manusiawi, nobody’s perfect. There is no flawless relationship. Namun, tiap orang memiliki standar masing-masing terhadap kata “penerimaan” dalam suatu hubungan.

 Ada orang yang mampu menerima semua kekurangan pasangannya, sebobrok apapun kelakuan pasangannya. Ia mampu bersabar walau mungkin sudah dizhalimi sedemikian rupa. 

Namun, ada juga yang tidak bisa menoleransi kekurangan pasangannya, yang mungkin ia anggap kekurangan itu begitu fatal atau bersifat prinsipil. Mereka telah menetapkan batasan, mana yang masih bisa diterima dan mana yang tidak. 

Semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing dan tidak bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya. Karena kondisi dan situasi tiap rumah tangga, berbeda.

Dan jangan pernah sekalipun kita (termasuk saya) memaksa orang lain terutama pasangan untuk menerima kekurangan kita, dengan terus berlindung di balik kata, “Terimalah aku apa adanya..”,  tanpa ada usaha gigih untuk memperbaiki diri. 

Karena mencintai adalah saling berkorban untuk yang dicintai. Dan bukan sebaliknya, mengorbankan perasaan orang yang dicintai.

 Begitu juga saya dan mas paijo, dari awal kita bertemu dan menjalin menyatukan hati menjadi satu, kita saling mengungkapkan baik buruknya kita yang kita rasa harus diungkapkan, karena menurut kita akan lebih baik kita sama-sama tau, siapa sih yang mau menerima dan mendengar keburukan orang? pasti tidak ada kan? tetapi kalau kita bisa melihat diri kita sendiri, kita juga punya sisi yang tidak baik, setidaknya kita seperti bercermin, inilah saya seperti pasangan saya, karena jodoh adalah cerminan diri kita.

 Selama kita sudah memutuskan, inilah pasangan hidup saya, bagi saya mas paijo adalah yang terbaik, mau orang bilang mas paijo seperti apa dan apa, bagi saya mas paijo yang terhebat dan segalanya. 

 Hubungan saya dan mas paijo berawal dari angka nol, saya bahagia bukan karena duit, kita bukan orang tajir, hidup saya biasa saja, sederhana, apa adanya, tetapi hidup saya tidak pernah merasa kekurangan, karena saya selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan, saya dan mas paijo menyatu menjadi satu bukan karena uang, tetapi menyatu menjadi cinta kasih menjadikan lebih baik dari yang terbaik.

“Dan janganlah mengatakan, ‘Terimalah aku apa adanya’. Akan tetapi katakanlah, ‘Terimalah aku, aku akan berusaha menjadi yang terbaik semampuku’..”

Jul 6, 2015

Pembelajaran Hidup

Anak-anak kita kelak mungkin akan bertanya tentang apa yang kita kerjakan di waktu muda. Orang tua yang bijak akan menceritakan berbagai pengalaman hidup terbaik yang bisa menjadi pembelajaran. Dan sejatinya, kitalah orang tua itu kelak.

Adalah tugas kita membuat cerita hidup yang baik. Sehingga saat pertanyaan-pertanyaan kecil dari mulut anak-cucu kita nanti menanyakan masa muda kita, kita tidak perlu sibuk menyembunyikan rasa malu kita atas segala cerita di masa muda, masa kita hari ini.

Saat ini kita sedang menulis cerita. Cerita yang mungkin biasa saja atau mungkin juga luar biasa. Sebagian dari kita sibuk mengisi ceritanya dengan kisah romantisme cinta dan angan-angan kosong tentang kekasih pujaan hati dan cinta bertepuk sebelah tangan. Sebagian yang lain sibuk mengisi ceritanya dengan perjuangan memperjuangkan kehidupannya baik dalam urusan karir, pendidikan, dan lain-lain.

Anak-anak kita kelak mungkin akan bertanya tentang semua itu. Mungkin, kelak kita akan sibuk memilah mana cerita yang akan kita sampaikan. Mungkin kita pula tidak bisa menceritakannya karena tidak ada cerita yang menarik dan bijak, sehingga kita terpaksa membuat cerita karangan. Mungkin kita akan tersenyum antusias dan menanyakan kembali kepada anak-anak kita, cerita mana yang ingin mereka dengar.

Kita sedang menulis seluruh dongeng nyata itu hari ini. Di usia ini, di masa ini. Cerita itu sedang berjalan dan kelak bisa menjadi pembelajaran atau pula menjadi beban. Tergantung bagaimana kita menjalani hari ini.

Anak-anak kita nanti berhak mendapatkan pembelajaran hidup kita. Agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang serupa, agar mereka bisa bergerak lebih cepat dari gerak kita hari ini, agar mereka lebih menjadi bijaksana daripada kita hari ini. Adalah hak mereka untuk mendapatkan semua pembelajaran itu. Apabila kita lebih sibuk pada urusan kita dan memikirkan tentang diri kita sendiri, mungkin kita pun telah dilupakan oleh orang-orang tua kita. Kita tidak mendapatkan semua itu dari mereka.

Kita jangan seperti itu. Kita akan mengubah banyak hal dalam hidup kita dan kita mulai dari diri kita sendiri. Sehingga perubahan itu menggema hingga anak cucu kita nanti. Kita membuat pola hidup yang baru yang berbeda dari seluruh pendahulu kita, kita akan membuat cara komunikasi yang baru yang tidak pernah dilakukan oleh pendahulu kita. Dan kita akan menciptakan rasa cinta dan kasih sayang yang berbeda dari bentuk yang pernah kita terima.

Kelak kita akan menjadi orang tua, dan orang tua yang bijaksana adalah mereka yang menyadari perannya jauh sebelum menjadi orang tua. Dan itu adalah kita, hari ini.

Untuk Para Istri

Banyak-banyaklah Anda bersyukur pada suami Anda..
Karena sifat kebanyakan wanita itu mengkufuri kebaikan suami.

Sesungguhnya suami Anda..
Telah menjaga kesucian Anda dari perbuatan maksiat
Biidznillaah, ia telah memberikan nikmat berupa anak..
Ia telah memberikan Anda nafkah.. ia juga telah memberi Anda status..
Sebagai seorang Istri.

Dimana banyak di antara para wanita
Yang hingga kini masih merindukan dan memimpikan..
Untuk menjadi seorang Istri dan Ibu.

Bersyukurlah …
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’ Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” ( HR. Bukhari, no. 105 2 , dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma )

Jul 5, 2015

Bahagiaku Melebihi Segalanya

Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang penulis, melainkan ketika tulisannya mampu menggugah dan menggerakkan hati sesamanya. Mampu mengubah pandangan dan kehidupan orang lain menjadi lebih baik.
 
Mampu memberi manfaat sebanyak-banyaknya. Itulah motivasi utama saya dalam menulis. Agar apa yang saya tulis membekas dalam diri mereka yang membacanya.

Tak perlu seluruh dunia tahu apa yang kita lakukan adalah menebar kebajikan, cukup Allah saja yang mencatat kebaikan-kebaikan kecil yang kita sematkan lewat tulisan-tulisan itu dalam diam. Cukuplah Allah yang mengetahui..

Ide-ide yang mengendap di kepala, tulisan-tulisan yang rapi tersimpan di draft blog atau notes smartphone kita.. Boleh jadi sangat bermanfaat ketika kita menerbitkannya dalam bentuk tulisan yang setiap orang bisa membacanya.

Satu paragraf sederhana yang kita anggap biasa-biasa saja boleh jadi justru mencerahkan bagi orang lain. Bagaimana kita tahu ide kita itu salah atau benar kalau kita tak pernah menerbitkannya dan memberi kesempatan orang lain untuk membaca dan menilainya?

Seringkali saya mendapat pesan bbm, kadang berkomentar langsung yang isinya berhubungan dengan tulisan-tulisan yang saya muat di blog. 
Mulai dari ucapan terima kasih, kritikan membangun.

Lewat tulisan-tulisan saya, Allah berkenan menyentuh hati-hati mereka, untuk mengenali kebenaran, mengikuti dan mendakwahkannya.

Bukan.. bukan karena kepandaian saya merangkai kata atau karena sayalah yang menulisnya.. Tapi semata karena Allah yang menerangi hati mereka dengan hidayah dan taufikNya. Karena saya percaya, seperti apapun dan bagaimanapun seorang manusia, selalu ada setitik cahaya kehanifan dalam jiwanya.

Ya, semuanya bi’idznillah.. Tidak ada yang mampu menggerakkan hati seorang hamba, melainkan Pemiliknya, Allah Azza wa Jalla. Jadi tak perlu besar kepala, menepuk dada dan menyombongkan diri ketika tulisan kita menggugah dan menginspirasi. Haadza min fadhli Rabbi..

Karena tidak ada yang lebih membahagiakan seorang penulis, melainkan ketika karyanya dapat bermanfaat tidak hanya bagi dirinya, namun juga bagi orang banyak. Tidak hanya di dunia, tapi juga di kehidupan selanjutnya.
Semoga apa-apa yang saya tulis, dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan kelak di yaumil hisab..
“Setiap kita akan berpindah ke kehidupan lain (mati) yang tersisa tinggal apa yang kita tulis. Maka beruntunglah bagi siapa yang tulisannya menghasilkan kebaikan dan memperpanjang kebaikannya walaupun amalnya sudah terputus. Dan celakalah mereka yang tulisannya justru menjadi laknat baginya di alam kuburnya.” ~Dr Yusuf Al Syubailiy
“Kalau kau tidak punya shadaqah jaariyah (yang pahalanya terus mengalir) setelah engkau mati, setidaknya jangan sampai kau punya dosa jaariyah (yang dosanya juga terus mengalir)..”

Aku Rindu