Jul 5, 2015

Bahagiaku Melebihi Segalanya

Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang penulis, melainkan ketika tulisannya mampu menggugah dan menggerakkan hati sesamanya. Mampu mengubah pandangan dan kehidupan orang lain menjadi lebih baik.
 
Mampu memberi manfaat sebanyak-banyaknya. Itulah motivasi utama saya dalam menulis. Agar apa yang saya tulis membekas dalam diri mereka yang membacanya.

Tak perlu seluruh dunia tahu apa yang kita lakukan adalah menebar kebajikan, cukup Allah saja yang mencatat kebaikan-kebaikan kecil yang kita sematkan lewat tulisan-tulisan itu dalam diam. Cukuplah Allah yang mengetahui..

Ide-ide yang mengendap di kepala, tulisan-tulisan yang rapi tersimpan di draft blog atau notes smartphone kita.. Boleh jadi sangat bermanfaat ketika kita menerbitkannya dalam bentuk tulisan yang setiap orang bisa membacanya.

Satu paragraf sederhana yang kita anggap biasa-biasa saja boleh jadi justru mencerahkan bagi orang lain. Bagaimana kita tahu ide kita itu salah atau benar kalau kita tak pernah menerbitkannya dan memberi kesempatan orang lain untuk membaca dan menilainya?

Seringkali saya mendapat pesan bbm, kadang berkomentar langsung yang isinya berhubungan dengan tulisan-tulisan yang saya muat di blog. 
Mulai dari ucapan terima kasih, kritikan membangun.

Lewat tulisan-tulisan saya, Allah berkenan menyentuh hati-hati mereka, untuk mengenali kebenaran, mengikuti dan mendakwahkannya.

Bukan.. bukan karena kepandaian saya merangkai kata atau karena sayalah yang menulisnya.. Tapi semata karena Allah yang menerangi hati mereka dengan hidayah dan taufikNya. Karena saya percaya, seperti apapun dan bagaimanapun seorang manusia, selalu ada setitik cahaya kehanifan dalam jiwanya.

Ya, semuanya bi’idznillah.. Tidak ada yang mampu menggerakkan hati seorang hamba, melainkan Pemiliknya, Allah Azza wa Jalla. Jadi tak perlu besar kepala, menepuk dada dan menyombongkan diri ketika tulisan kita menggugah dan menginspirasi. Haadza min fadhli Rabbi..

Karena tidak ada yang lebih membahagiakan seorang penulis, melainkan ketika karyanya dapat bermanfaat tidak hanya bagi dirinya, namun juga bagi orang banyak. Tidak hanya di dunia, tapi juga di kehidupan selanjutnya.
Semoga apa-apa yang saya tulis, dapat menjadi pemberat timbangan kebaikan kelak di yaumil hisab..
“Setiap kita akan berpindah ke kehidupan lain (mati) yang tersisa tinggal apa yang kita tulis. Maka beruntunglah bagi siapa yang tulisannya menghasilkan kebaikan dan memperpanjang kebaikannya walaupun amalnya sudah terputus. Dan celakalah mereka yang tulisannya justru menjadi laknat baginya di alam kuburnya.” ~Dr Yusuf Al Syubailiy
“Kalau kau tidak punya shadaqah jaariyah (yang pahalanya terus mengalir) setelah engkau mati, setidaknya jangan sampai kau punya dosa jaariyah (yang dosanya juga terus mengalir)..”

Aku Rindu