Jul 9, 2015

Seandainya Saja

Mari berandai-andai, perihal sesuatu tentang hidup yang apabila manusia miliki pastilah akan sangat menguntungkan sekali. Banyak hal yang sebetulnya manusia butuhkan tetapi ketersediaannya memang berbatas. Mungkin yang tepat bukan berbatas, tetapi memang sudah ada bagian masing-masing.

Kekayaan, materi, tak semua orang memiliki. Sebagai bukti, adanya sebutan miskin dan kaya. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Sang Pencipta menganugerahkan masing-masing rezeki pada umatnya sesuai dengan “porsi”.

Banyak hal yang sering terlupa. Banyak hal yang terkadang dianggap tak berlaku. Banyak hal yang terkadang dipandang sebelah mata.

Perkataan, perbutan tak bisa ditarik. Apabila sudah dikeluarkan maka tak akan bisa dikembalikan. Itu sebab manusia harus berhati-hati. Bahwa sakit hati adalah penyakit yang penyembuhannya memakan waktu. Ketika salah berbuat, salah berkata, maka akan membekas.

Meresahkan sesuatu, hal itu merupakan yang akrab dengan sehari-hari manusia. Dalam keadaan bagaimanapun, selalu akan ada sebuah keresahan yang seperti membayang di dalam ingatan. Sebaiknya resahlah untuk sesuatu yang memang perlu.

Sebuah keresahan yang menghuni pikiran ialah justru yang seharusnya membuat manusia lebih bersyukur. Sebab masih akan ada rencana, yang setidaknya bisa membuat manusia masih fokus dengan diri. Yang bahaya adalah ketika sudah tidak ada keresahan dalam diri, menjalani hidup tanpa tujuan, luntang-lantung tanpa ambisi apapun.

Seandainya manusia mampu merasa cukup, mampu bahagia tanpa merasa kurang, apakah semesta masih akan berputar?
Seandainya saja.

Aku Rindu