Jul 7, 2015

Saya Dan Mas Paijo Sama


 Di dunia ini, tidak ada pernikahan yang sempurna, pun tidak ada suami atau istri yang sempurna. Salah satu kunci dari sebuah pernikahan bahagia adalah penerimaan tulus akan satu sama lain. Tapi, menerima keadaan pasangan apa adanya bukan berarti mengabaikan kesempatan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan memperbaiki diri.
 
 Ketika kita mencintai seseorang, tentu kita mengharapkan kebaikan bagi dirinya. Kita tak ingin melihat pasangan kita susah. Kita ingin membahagiakannya, semampu kita, sejauh yang kita bisa.. selama tidak bertentangan dengan syari’at Allah.

Seorang suami atau istri yang baik, tentu akan berlapang hati dan berbenah diri jika ditunjukkan kekurangannya. Memiliki kekurangan adalah suatu hal yang wajar dan manusiawi, nobody’s perfect. There is no flawless relationship. Namun, tiap orang memiliki standar masing-masing terhadap kata “penerimaan” dalam suatu hubungan.

 Ada orang yang mampu menerima semua kekurangan pasangannya, sebobrok apapun kelakuan pasangannya. Ia mampu bersabar walau mungkin sudah dizhalimi sedemikian rupa. 

Namun, ada juga yang tidak bisa menoleransi kekurangan pasangannya, yang mungkin ia anggap kekurangan itu begitu fatal atau bersifat prinsipil. Mereka telah menetapkan batasan, mana yang masih bisa diterima dan mana yang tidak. 

Semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing dan tidak bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya. Karena kondisi dan situasi tiap rumah tangga, berbeda.

Dan jangan pernah sekalipun kita (termasuk saya) memaksa orang lain terutama pasangan untuk menerima kekurangan kita, dengan terus berlindung di balik kata, “Terimalah aku apa adanya..”,  tanpa ada usaha gigih untuk memperbaiki diri. 

Karena mencintai adalah saling berkorban untuk yang dicintai. Dan bukan sebaliknya, mengorbankan perasaan orang yang dicintai.

 Begitu juga saya dan mas paijo, dari awal kita bertemu dan menjalin menyatukan hati menjadi satu, kita saling mengungkapkan baik buruknya kita yang kita rasa harus diungkapkan, karena menurut kita akan lebih baik kita sama-sama tau, siapa sih yang mau menerima dan mendengar keburukan orang? pasti tidak ada kan? tetapi kalau kita bisa melihat diri kita sendiri, kita juga punya sisi yang tidak baik, setidaknya kita seperti bercermin, inilah saya seperti pasangan saya, karena jodoh adalah cerminan diri kita.

 Selama kita sudah memutuskan, inilah pasangan hidup saya, bagi saya mas paijo adalah yang terbaik, mau orang bilang mas paijo seperti apa dan apa, bagi saya mas paijo yang terhebat dan segalanya. 

 Hubungan saya dan mas paijo berawal dari angka nol, saya bahagia bukan karena duit, kita bukan orang tajir, hidup saya biasa saja, sederhana, apa adanya, tetapi hidup saya tidak pernah merasa kekurangan, karena saya selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan, saya dan mas paijo menyatu menjadi satu bukan karena uang, tetapi menyatu menjadi cinta kasih menjadikan lebih baik dari yang terbaik.

“Dan janganlah mengatakan, ‘Terimalah aku apa adanya’. Akan tetapi katakanlah, ‘Terimalah aku, aku akan berusaha menjadi yang terbaik semampuku’..”

Aku Rindu