Jul 10, 2015

Dirimu Adalah Cerminan Jodohmu

Banyak diantara kita yang sebelum menikah, menginginkan pasangan yang kriterianya seperti ini dan seperti itu. Bagi yang telah menikahpun, pasti masih menyimpan sebuah harapan pada pasangannya. Harapan agar pasangannya seperti yang ia idamkan. 

Salahkah jika kita menetapkan kriteria atau berharap pasangan saat ini sesuai dengan apa yang kita inginkan? Tentu tidak, selama hal itu masih dalam koridor syari’at dan apa yang ia harapkan mampu di penuhi oleh pasangannya. Bagaimana jika harapan itu terlalu tinggi hingga sulit dipenuhi? 


Seandainya kita tahu, tidaklah Allah memasangkan kita melainkan dengan yang sekufu juga. Bukankah Allah telah berjanji dalam firman-Nya?
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) .” (An Nuur: 26)
Jika kita mengharapkan pasangan yang rajin menuntut ilmu, sudahkah kita aktif mendatangi majelis-majelis ilmu? Jika kita mengidamkan pasangan yang halus tutur kata dan perangainya, sudahkah kita sendiri santun dalam berucap dan berbuat? 

Jika kita mengharapkan pasangan yang rapat menjaga hijab dan kehormatannya serta menundukkan pandangannya dari lawan jenisnya, sudahkah kita menerapkan hal yang sama pada lawan jenis kita? 

Sungguh jika kita sadar, ketika mengharapkan pasangan dengan segudang kriteria dan kelebihan.. Cobalah bertanya pada diri sendiri, “Sudahkah saya cukup baik untuk mendapatkan yang demikian?”. 
 
Ketika kita memimpikan pasangan yang 100% sesuai dengan harapan kita.. Jujurlah pada diri sendiri, “Sudahkah saya memenuhi harapannya akan kriteria pasangan ideal, sempurna 100%?” 
 
Bukan berarti mengharap mendapat pasangan yang lebih baik itu terlarang. Yang jadi ganjalan adalah ketika kita muluk-muluk memimpikan si dia yang serba sempurna tanpa cela.. sudahkah kita berkaca? Sudahkah kita melihat pada diri sendiri. Mengukur dan menakar. Pantaskah kita mendapatkan si serba sempurna sementara kita sendiri.. jauh dari kata sempurna? 

Tidak ada yang salah dengan bermimpi. Asal tetap menjejak pada realita. Jangan sampai mimpi kita justru menghalangi kita untuk bersegera menikah. Karena terlalu sibuk mengejar yang sempurna sehingga melupakan yang biasa namun lebih mampu menjaga kita dari fitnah. 

Atau bagi yang telah menikah, harapan itu menghalangi kita dari rasa syukur akan hadirnya pasangan yang Allah anugerahkan dalam hidup kita. Terus menuntut pasangan sesuai dengan keinginannya. 

Jadi, teruslah berusaha, memperbaiki diri dan tak putus berdo’a.. Agar diberikan yang shalih/ah dan menentramkan. Yang terbaik untuk menemani menjalani hari-hari, mewujudkan rumah tangga penuh sakinah di bawah limpahan rahmat-Nya.
Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya ”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
Karena sesungguhnya jodohmu… adalah cerminan dirimu.

Aku Rindu