Dec 7, 2016

Kehidupan Serba Settingan, Penuh Sensasi Dan Minim Prestasi

Ada yang hidup dengan sensasi murahan? Ada. Malah kebanyakan artis yang banyak di tonton orang, dan yang terkadang jadi panutan banyak orang, semakin menggila alias sensasi tanpa prestasi menjadi-jadi, nggilani yo kalau menurut saya. Saya cuma kasian aja dengan orang-orang seperti itu. Sengaja bikin sensasi murahan biar namanya naik. Terkenal iya. Tapi hina sih menurut saya. Hidup dengan penuh kebohongan, settingan dan drama yang tidak pernah akan berhenti.

Mungkin awalnya orang-orang akan percaya. Namun lama-lama mereka akan muak dengan tingkah orang yang suka jual sensasi murahan untuk menarik perhatian orang lain. Berbohong mungkin salah satu cara termudah untuk membuat sensasi murahan.

Saya cuma heran aja sama artis jaman sekarang, prestasi kagak ada, sensasinya di lebih-lebihkan, suara juga gak bagus-bagus amat, jadi pemain film atau sinetron, juga gak terkenal, malah ada yang mantan jadi istrinya artis sampe sekarang masih nongol terus di tv jual sensasi sama ustad biar tetap eksis dan di kenal orang, ustad rai gedeg itu ya haha..., ada juga artis yang sensainya suka sama suami orang, dengan bangganya narsis bersama suami orang, tapi wajah lakinya di buramkan, kalau menurut saya itu tandanya pamer, sensasi murahan, ngasih pengumuman kalau dirinya sekarang sudah laku lagi, sudah tidak sendiri, kenapa wajah disembunyikan atau di buramkan? Ya karena itu suami orang, kalau ketahuan sama yang punya suami pasti marah donk yang punya suami.

Beneran dech, saya nonton apa membaca di media, kok saya jadi malu sendiri, geli dan nggilani, saya memang bukan artis sih, tapi saya ikut geli dengan kelakuannya. Cantik juga kagak, tajir juga gak, dan prestasi juga gak ada, hedehh gayanya makkk..., ampun dech, kok ya pede wira wiri di tv.

Kemudian settingan. Hidup settingan. Pasangan settingan. Nikah settingan dan semua settingan lainnya yang ujung-ujungnya ingin menciptakan sensasi murahan. Ah murahan sekali sih kalau pengen terkenal dengan cara-cara begitu.

Terkenal sih boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang. Tapi ya mbok ya'o terkenal dengan prestasi postif dong. Jangan bikin sensasi murahan dan bikin malu diri sendiri lah. Yang lihat dan yang nonton aja malu, kok yang ngejalaninya dengan bangganya dapat predikat sensasi murahan dan hidup serba settingan. 

Media sekarang sepertinya juga lebih tertarik dengan pemberitaan-pemberitaan miring karena bisa menaikkan rating sebuah acara. Bisa dilihat kalau masyarakat (penonton) lebih senang melihat orang yang bermasalah dari pada mereka yang berprestasi. Mereka yang berprestasi sepertinya kurang diapresiasi, padahal sesungguhnya orang-orang inilah yang pantas untuk dicontoh. Lihat saja tayangan-tayangan di televisi, ketika seorang public figur muncul dengan satu masalah maka mereka akan menjadi topik hangat dan diundang secara bergiliran di beberapa acara untuk sekedar mengklarifikasi berbeda dengan mereka yang berprestasi, justru prestasi tersebut seperti angin lalu dan tak terdengar gaungnya.

Sebenarnya banyak penggiat dunia hiburan tanah air yang memang mempunyai banyak prestasi tapi minim pemberitaan. Secara akting tak perlu diragukan kualitasnya serta sudah mengumpulkan puluhan penghargaan dari film-film yang dibintanginya. Tapi apa yang terjadi, sedikit sekali pemberitaan mengenai prestasinya itu dibandingkan pemberitaan artis yang pura-pura pacaran dan bertunangan beberapa waktu lalu.

Tindakan ini seperti menganak emaskan mereka yang bermasalah, porsi pemberitaan tak lagi berimbang karena lebih banyak didominasi oleh hal-hal yang lebih condong kearah negatif karena tak memberikan nilai pembelajaran kepada penonton, justru lebih banyak menimbulkan pergunjingan. Sebagai penonton hendaknya kita lebih bisa memilah lagi mana tayangan yang layak tonton dan sosok mana yang pantas untuk diapresiasi. Jangan sampai kita hanya menjadi korban untuk menaikkan rating sebuah acara dan mengangkat nama-nama mereka yang tak memberikan pelajaran yang baik.

Dec 6, 2016

Belajarlah Berdamai Pada Orang Sekitarmu

Orang yang kau kira baik, mungkin menyimpan aib yang begitu besar, yang jika kau mengetahuinya pasti membuatmu berpikir untuk menjauhinya. Saat ini ia hanya terlihat baik karena ia sedang berusaha membaik, sedang berusaha meninggalkan sisi kelamnya di masa lalu.

Sementara orang yang terlihat buruk, mungkin ia adalah seorang yang begitu perhatian pada binatang. Sering tanpa kau ketahui, ia memberi makan kucing-kucing yang kelaparan. Bukan tidak mungkin ia adalah orang pertama yang akan memegang tanganmu untuk bangkit ketika kau terjatuh. Dia mungkin juga orang pertama yang akan membelamu ketika kau disakiti.

Mulai sekarang belajarlah berdamai dengan kedua sisi yang ada pada setiap orang di sekitarmu. Yang sudah baik, berikan apresiasi. Yang masih buruk, nasehati ia dengan bijak.

Dec 4, 2016

Dingin Pagi

kudekap engkau di dingin pagi
kala mentari masih berselimut
embun membasahi helai daun
kuterhanyut memaknai mimpi

senantiasa wajahmu tersenyum manis
tepiskan sisa kelam sepi rembulan
sentuhmu bangkitkan naluri jingga
rindu belaian lembut dewi asmara

meski awal hari masih tersaput mendung
ingin hasratku padamu bahagia berujung
kupastikan diri senantiasa gegas meraih
memanjakanmu dengan sentuh terkasih

saling genggam jemari kita menanti sang surya
satukan asa menata hari penuhi janji manusiawi
kicauan kukila warnai paduan nyanyian jiwa kita
keindahan cinta kian berarti dalam cita surgawi

Aku Rindu