Nov 26, 2014

Di Antara Pendidikan Allah untuk Kita



Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah memberikan ujian dan cobaan kepada kita berupa gangguan orang-orang di sekitar kita agar supaya hati kita tidak bergantung kepada siapapun kecuali bergantung kepadaNya yang Maha Esa..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah memberikan ujian dan cobaan kepada kita untuk membuktikan ibadah hati kita berupa sabar, ridha dan yakin sepenuhnya kepadaNya. Dan bahwasanya kita ridha kepadanya bukan karena Dia memberikan semua keinginan kita, tapi karena kita yakin sepenuhnya bahwa Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Penyayang..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah menghalangi kita untuk mendapatkan materi duniawi yang kita cari karena Dia Maha Tahu bahwa hal tersebut akan menyebabkan rusaknya agama dan dunia kita, atau karena waktunya belum tepat dan Dia akan berikan semua itu kepada kita pada saat yang terbaik..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah mencabut kesenangan yang sedang kita nikmati karena Allah melihat bahwa hati kita mulai cenderung kepada dunia, maka Allah hendak menunjukkan hakekat yang sebenarnya agar supaya kita zuhud terhadap dunia dan selalu merindukan surgaNya..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Sesungguhnya Allah tahu bahwa ada penyakit dalam hati kita, sedang kita tidak mampu dan kesulitan untuk mengobatinya sendiri, maka Dia-pun menguji kita dengan berbagai macam kesulitan agar supaya penyakit dalam hati kita tersebut keluar dan sembuh.. Kita merasakan kesulitan sebentar kemudian setelah itu kita bisa tersenyum dan tertawa bahagia..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya doa-doa kita ditunda pengabulannya oleh Allah agar supaya kita berupaya maksimal dengan menempuh berbagai macam sarana dan usaha, sehingga ketika kita hampir putus asa dan patah harapan untuk memperbaiki keadaan, maka pada saat itulah pertolongan Allah datang dari arah yang tidak terduga dan tidak kita sangka, supaya kita menyadari bahwa Dia-lah yang memberi nikmat kepada kita dan bukan yang selainNya..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Ketika kita beribadah kepada Allah dengan tujuan mencari dunia, maka justru kita tidak diberi dunia tersebut oleh Allah, agar supaya keikhlasan kembali masuk ke dalam hati kita dan kita terbiasa beribadah hanya karena Allah semata. Kemudian setelah itu Allah berikan kepada kita apa yang kita inginkan..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah memberikan ujian yang cukup panjang kepada kita, tetapi pada saat itu juga Allah tampakkan kepada kita kelembutanNya dan pertolonganNya. Juga Dia berikan kepada kita kelapangan dada yang menjadikan hati semakin mengenalNya dan kemudian Dia curahkan cintaNya ke dalam hati kita..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Ketika kita lalai dan menjauh dari Allah serta iman berkurang, Dia terus-menerus tunjukkan kepada kita kebesaran-kebesaran kekuasaanNya yang menakjubkan. Dan Dia perlihatkan doa-doa kita yang begitu cepat dikabulkan sehingga kita menjadi tersadar dan terbangun dari kelalaian selama ini, lalu kita mendekat kepadaNya dan iman pun menjadi bertambah..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya Allah menyegerakan hukuman kepada kita atas dosa-dosa kita dengan tujuan agar supaya kita segera bertaubat. Kemudian Dia ampuni kita dan juga Dia bersihkan kita, sehingga tidak tersisa lagi tumpukan-tumpukan dosa dalam hati kita yang menyebabkan hati tertutup bahkan buta..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya kita menginginkan sesuatu dan terus menerus merengek meminta kepada Allah agar sesuatu tersebut diberikan kepada kita seakan kita tidak menerima apa yang telah ditakdirkan Allah untuk kita. Maka Allah-pun akan berikan sesuatu yang kita inginkan tersebut agar supaya kita mengetahui hakekatnya, yang ternyata tidak baik bagi kita dan bahkan kita membencinya. Pada saat itulah kita menyadari bahwa pilihan Allah untuk kita adalah yang terbaik bagi kita..

Di antara pendidikan Allah untuk kita…
Adakalanya kita sedang mendapat ujian dan cobaan, akan tetapi Allah selalu menunjukkan kepada kita keadaan orang lain yang ternyata lebih parah dari kita, sehingga kita menyadari betapa kasih sayang dan kelembutan Allah kepada kita yang menjadikan kita selalu memuji Allah dan mengucapkan Alhamdulillah..

Alhamdulillaah.. maka nikmat Allah yang mana lagi yang hendak kita dustakan.. ?




Tulang Rusuk, Bukan Tulang Punggung



“Perempuan tercipta dari tulang rusuk, jangan suruh ia jadi tulang punggung. Jadilah laki-laki yang bertanggungjawab.”

Jika seorang suami memahami hak dan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga, maka ia tidak akan menyuruh dan mengharuskan istrinya bekerja demi menutupi kebutuhan rumah tangga. Karena menafkahi dan membiayai kebutuhan rumah tangga itu sepenuhnya tanggungjawab suami.

Meski sang istri berpendidikan tinggi, bertitel, memiliki pekerjaan dan skill yang menjanjikan. Mencari nafkah itu 100% tanggungjawab laki-laki. Jangan zhalimi istri Anda, dengan memikulkan beban yang bukan merupakan tanggungjawabnya.

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf” [Al Baqarah : 233]
 
Kecuali jika sang istri dengan kesadaran diri dan kerelaan hati bersedia membantu suami dengan bekerja sesuai dengan keahliannya, tanpa diminta atau dipaksa, maka tidak mengapa. Asal pekerjaannya tidak keluar dari koridor syar’i.
Sepantasnya mereka merasa malu… para suami yang meminta upah dan penghasilan istri secara paksa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sesuatu yang seharusnya adalah kewajibannya.

Islam adalah agama yang memuliakan dan menjunjung tinggi hak-hak wanita. Seorang suami tidak boleh menggunakan harta istri tanpa seizinnya, bahkan ia tidak punya hak atas harta waris yang didapatkan oleh istrinya.

Ittaqillaah wahai para suami.. bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.

كفى بالمرء إثماً أن يضيع من يعول
Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya



Bahagia Itu, Sederhana…




Ada begitu banyak hal kecil yang bisa membuat seorang manusia bahagia. Kecil? Ya, kecil di mata kebanyakan manusia namun begitu berharga bagi segelintir manusia..

Seorang anak kecil bisa bahagia ketika mengejar anak-anak ayam, tak takut dengan induk ayam yang suatu saat bisa marah dan balik menyerang..
Ia bisa bahagia ketika melangkahkan kaki, mendengar suara ciit ciit ciit terdengar dari sandal baru yang dibelikan oleh ibunya siang tadi..
Ia bisa bahagia ketika menyeringai, melihat bagaimana ibunya meneteskan betadine ke kakinya yang terluka karena jatuh belajar sepeda..

Ia bisa bahagia ketika mendengar suara “Assalamu ‘alaikum”  dari bibir ayahnya ketika pulang dari bekerja, terlebih lagi jika membawa sebungkus plastik hitam, berharap isinya adalah sesuatu yang bisa dimakan..
Ia bisa bahagia mendengar ibunya bercerita kisah-kisah Nabi dan para ulama menjelang tidur tiap malamnya..


Seorang ayah bisa bahagia ketika bermandikan peluh, melangkahkan kaki menuju rumah tercinta..
Ia bisa bahagia ketika menggenggam tangan anaknya, menyeberang jalan di pagi hari, mengantarnya pergi sekolah..
Ia bisa bahagia ketika anaknya memasang wajah polos, sok bingung seperti orang dewasa, seraya bertanya, “Ayah, mengapa Allah menciptakan malam yang begitu dingin?”


Ia bisa bahagia ketika mengajari anaknya bagaimana cara memakai baju sendiri..
Ia bisa bahagia ketika menyelimuti anaknya yang tengah terlelap tidur, mematikan lampu kamar, karena walau dalam gelap, anaknya masih bisa melihat mimpi-mimpinya..

Ia bisa bahagia ketika mendengar suara gemerincing uang koin yang ia tabung tiap hari untuk masa depan anaknya..

Seorang ibu pun bisa bahagia ketika melihat anaknya memasukkan suapan pertama setiap sarapan di pagi hari, lalu berkata, “Masakan ibu memang paling enak sedunia”..
Ia bisa bahagia ketika mengusap keringat di dahinya saat melihat lantai rumah bersih, piring bersih, pakaian bersih, semua serba bersih..


Ia bisa bahagia ketika mengernyitkan dahi, memutar otak, mencoba menjawab beribu pertanyaan yang dilontarkan oleh sang buah hati agar bisa memberikan jawaban terbaik..
Ia bisa bahagia ketika menyiapkan secangkir minuman favorit sang suami saat pulang kerja, entah kopi, teh, susu, entah rasanya manis, ataupun pahit..
Ia bisa bahagia ketika menyimak bacaan iqro’ anaknya dengan suaranya yang begitu lucu, menggemaskan..


Semua manusia bisa bahagia dengan hal-hal kecil, kawan..
Seorang kenek bus kota bisa bahagia ketika mendengar suara kaca diketuk-ketuk pakai koin tanda penumpang hendak turun..
Seorang penjual sayur bisa bahagia ketika menyiapkan sayur pesanan harian pelanggannya tanpa diminta..
Seorang kuli bangunan bisa bahagia ketika menyusun bata keseratus di hari itu..
Seorang pengajar bisa bahagia ketika memberi tanda benar saat memeriksa lembar jawaban sang murid..


Seorang murid bisa bahagia ketika mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti setelah bekerja keras memahami penjelasan dari sang guru..

Dan aku, kamu, kalian, kita, penuntut ilmu, bisa bahagia ketika membolak-balikkan buku, menyingkirkan debu-debu yang berada di atas kertas, terkadang dengan tangan, terkadang dengan tiupan, huuuuffff..
Kita bisa bahagia ketika mendengar adzan dari speaker masjid yang syahdu dan mendayu-dayu..
Kita bisa bahagia ketika menajamkan ujung pensil untuk mencatat faidah dari sebuah buku, bak mendapat harta karun yang dicari bertahun-tahun..


Kita bisa bahagia ketika merunduk luluh, membasahi tempat sujud dengan air mata, takut akan Dzat Yang Maha Perkasa..
Kita bisa bahagia ketika membasahi kerongkongan dengan seteguk air, setelah mencoba menahan lapar dan haus lebih dari 12 jam..
Kita bisa bahagia ketika menggaruk-garuk kepala, bukan karena ketombe, tapi karena mencoba memahami permasalahan polemik yang diperselisihkan ulama dari masa ke masa..
Kita bisa bahagia ketika mendengar bacaan imam dengan tartil, melafalkan kalam-kalam Ilahi yang penuh pesona, indah tak terkira..


Kita bisa bahagia ketika mendapati lisan kita basah, berdzikir mengingat Allah, tak hanya pagi petang..
Kita bisa bahagia ketika membasuh muka dengan air, tak peduli panas ataupun dingin..
Kita bisa bahagia ketika melangkahkan kaki walau dengan sepasang sendal usang, memenuhi panggilan adzan..
Kita bisa bahagia dan bahkan sangat bahagia, ketika melihat keluarga kita bersama-sama berada di atas ketaatan kepada Dzat Yang Maha Kuasa..


Ternyata, kalian tak harus menunggu uang berjuta-juta di ATM untuk bahagia..
Tak harus menanti titel berbaris bak semut di depan dan belakang nama untuk bahagia..
Tak harus melihat mobil Rolls-Royce terparkir indah di dalam garasi rumah untuk bahagia..
Tak harus melihat anak wisuda dari Universitas ternama untuk bahagia..
Tak harus memiliki rumah seukuran White House di Washington sana untuk bahagia..
Tak harus mengoleksi guci antik seharga sekian juta terpajang di dalam rumah untuk bahagia..
Tak harus mengarungi tujuh samudera, mendaki tujuh gunung, berkeliling dunia, untuk bahagia..
Tak harus menjadi orang lain untuk bahagia..


Kalian bisa bahagia walau dengan hal kecil yang bisa kalian ciptakan detik ini juga..
Hiasi hidupmu dengan hal-hal kecil, yang bisa membuatmu bahagia, tak hanya untuk dunia, tapi juga akhirat, kampung halaman kita..


Sederhana, bukan? :)

Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)



"Ada Begitu Banyak Hal Yang Bisa Membuatmu Bahagia"



Aku Rindu