Nov 26, 2014

Tulang Rusuk, Bukan Tulang Punggung



“Perempuan tercipta dari tulang rusuk, jangan suruh ia jadi tulang punggung. Jadilah laki-laki yang bertanggungjawab.”

Jika seorang suami memahami hak dan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga, maka ia tidak akan menyuruh dan mengharuskan istrinya bekerja demi menutupi kebutuhan rumah tangga. Karena menafkahi dan membiayai kebutuhan rumah tangga itu sepenuhnya tanggungjawab suami.

Meski sang istri berpendidikan tinggi, bertitel, memiliki pekerjaan dan skill yang menjanjikan. Mencari nafkah itu 100% tanggungjawab laki-laki. Jangan zhalimi istri Anda, dengan memikulkan beban yang bukan merupakan tanggungjawabnya.

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf” [Al Baqarah : 233]
 
Kecuali jika sang istri dengan kesadaran diri dan kerelaan hati bersedia membantu suami dengan bekerja sesuai dengan keahliannya, tanpa diminta atau dipaksa, maka tidak mengapa. Asal pekerjaannya tidak keluar dari koridor syar’i.
Sepantasnya mereka merasa malu… para suami yang meminta upah dan penghasilan istri secara paksa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sesuatu yang seharusnya adalah kewajibannya.

Islam adalah agama yang memuliakan dan menjunjung tinggi hak-hak wanita. Seorang suami tidak boleh menggunakan harta istri tanpa seizinnya, bahkan ia tidak punya hak atas harta waris yang didapatkan oleh istrinya.

Ittaqillaah wahai para suami.. bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.

كفى بالمرء إثماً أن يضيع من يعول
Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya



Aku Rindu