Aug 20, 2018

Makna Kehidupan


Sejatinya hidup tak pernah betul-betul berakhir. Di dunia kita memang kefanaan namun di akhirat manusia adalah keabadian dengan dua takdir yang saling bertolak belakang. Berada di seburuk-buruk tempat atau justru menetap di sebaik-baik akhir bersama orang-orang pilihan.

Seluruh perbuatan kita saat ini adalah rangkaian usaha tuk meraih kebahagiaan tak ternilai harganya atau kesengsaraan berupa siksaan tak berujung. Setiap kita bertanggjawab penuh atas diri masing-masing. Untuk setiap tingkah laku, sikap juga seluruh berbuatan-baik atau pun buruk akan berbuah manis atau justru menjadi sesal paling pedih sebab waktu selamanya tak mampu disuruh berbalik ke masa lalu tuk memperbaiki setumpuk khilaf di dunia.

Hari ini adalah kenyataan yang harus dihadapi untuk melangkah menuju masa depan. Setiap keputusan yang kita ambil akan memiliki sebab-akibat di hari kemudian. Ada kalanya kita akan berjumpa dengan kehadiran juga perpisahan. Dan tiap peristiwa tentu akan menawarkan makna. Semenyakitkan atau sebahagia apa pun. Tuhan maha baik menitip hikmah di sela senyum dan air mata.

Di satu sisi kehidupan, kita akan bertemu orang-orang yang pada akhirnya memilih pergi. Menghilang-bahkan tak acuh lagi. Menjadi asing. Seolah tak pernah sekali pun bertukar kata apalagi berbagi senyum. Tapi ketahuilah, untuk tiap kenangan yang pernah saling bersinggungan ia akan tetap menetap menjadi ingatan yang enggan melupa. Ia memilih tetap hidup di pikiran yang slalu merindu masa lalu.

Manusia memang tidak dirancang tuk mengingat sgala hal, tapi ingatlah setiap orang memiliki kapasitas tak berbatas tuk menampung tiap potong kisah yang terlanjur bermukim nyaman di kepalanya-meski tiap hari kian disesaki oleh berbagai hal. Pun hati yang pernah tersentuh makna-membuat lupa tak sudi lagi mendekat.

Aku Rindu