Ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang, kita juga
harus siap untuk dikecewakan atau kehilangan. Bukan, bukan kehilangan karena
kita (tidak) memilikinya, bukan juga kehilangan cinta.
Karena hakikatnya, tidak
ada sesuatu pun di dunia ini yang menjadi milik kita. Bahkan, diri kita pun
tidak. Yang ada hanyalah, kita dititipkan ke jasmani kita sekarang ini hanya
sementara, dan diberikan izin hidup oleh Yang Maha Kuasa. Pun, cinta sejati
yang tulus tidak akan pernah hilang begitu saja. Cinta sejati tidak pernah
berkhianat. Meskipun tak lagi bersama, jasad dan ruang pun bukan milik kita,
cinta sejati akan tetap ada, sesulit apa pun medannya.
Memutuskan mencintai
berarti memberikan cinta sepenuh hati, tentunya, tidak melebihi cinta kita
kepada-Nya. Jadi, tidak perlu mengeluh, nikmati saja sakitnya sebagai ujian kenaikan
tingkatan hidup. Jika kita bisa melewatinya dan mengambil hikmahnya, niscaya
akan Dia berikan yang jauh lebih baik, bahkan, yang terbaik, hanya, kita belum
mengetahuinya saja.