Jun 29, 2015

Guru TK Teristimewa Yang Sering Terlupa


Di mata saya, sosok seorang guru TK itu begitu istimewa. Sejak kecil sampai sekarang, saya selalu memandang seorang guru TK dengan rasa salut dan kagum. They are strong and delicate person at the same time.

Kenapa? Apa sih spesialnya? Bukankah setiap wanita (rasanya) bisa menjadi guru TK? Tak perlu keahlian khusus atau jenjang pendidikan tinggi untuk bisa menggeluti profesi mulia tersebut. Benarkah?

Eitsss.. Siapa bilang tiap wanita bisa jadi guru TK?  Contohnya aja saya, yang merasa nggak sanggup jadi guru TK. Mungkin karena stok kesabaran saya yang masih jauh dari cukup, heheu..

Karena buat saya, nggak semua wanita mampu sabar dan telaten menghadapi tingkah polah anak-anak yang serba susah ditebak itu. Anak-anak seusia mereka yang masih bergantung sepenuhnya pada orang dewasa.  Berinteraksi dengan manusia-manusia kecil dengan jiwa jujur dan polos.

Sedikit-sedikit merengek, minta ini-itu, ngambek, minta pulang, kangen mama di rumah, menangis tanpa sebab yang jelas, menumpahkan minuman di lantai kelas, bertengkar rebutan mainan. Dan masih banyak lagi perilaku khas anak-anak lainnya..
 
“Bu guru, aku mau pipis, tapi udah keburu pipis di sini..” “Bu guru, aku nggak mau main sama dia, dia nakal..” “Bu guru, aku mau cerita. Sini deh bu.. “ “Bu guru, aku nggak mau mewarnai lagi, capek..” “Bu guru, aku mau pulang aja. Aku nggak mau sekolah..” “Bu guru, aku mau kertas warna yang banyak..” “Bu guru, aku laper. Boleh makan sekarang?” “Bu guru, bukain bungkus permen ini dong..” “Bu guru, boleh aku libur terus?” “Bu guru, aku mau..” “Bu guru, aku..” “Bu guruuu…”

Daaaan berbagai permintaan istimewa lainnya. Tidak mudah menghadapi tingkah polah anak-anak yang serba unik itu. Butuh kesabaran ekstra dan trik khusus untuk menjaga suasana kelas agar tetap tertib. Dan yang tak kalah penting, menjaga agar emosi tetap terkendali.

Makanan yang tumpah di sana sini, coretan krayon di tembok dan meja, anak-anak yang tidak bisa diam, berlarian dan berteriak-teriak adalah rutinitas yang harus dihadapi setiap hari oleh seorang guru TK. Hari-hari yang penuh kejutan dan juga penuh warna.

Ya, tidak mudah memang, tapi bagi seorang guru TK, warna-warni itu adalah hal yang menyenangkan. Sesuatu yang mereka rindukan ketika musim liburan tiba. Terselip rasa sedih ketika datang tahun ajaran baru, saat-saat untuk berpisah dengan murid-murid tercinta yang sudah dianggap seperti anak  sendiri.

Seorang guru TK juga dituntut untuk kreatif menemukan ide-ide baru. Membuat waktu bersama murid-muridnya jadi lebih hidup, ceria dan menyenangkan. Karena anak-anak seusia mereka cenderung lebih gampang bosan dengan rutinitas kegiatan yang itu-itu saja.
Ya, anak-anak, dengan segala tingkah polos mereka mengajarkan kita begitu banyak hal. Ketulusan dalam menjalin pertemanan, keceriaan dalam menjalani hari-hari tanpa beban, kejujuran dalam bertutur kata, bersihnya dari bermacam dendam dan prasangka. Juga kelapangan hati untuk memaafkan ketika berselisih, dan kembali bermain bersama tak lama kemudian, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Hati mereka begitu putih dan tak ternoda.
Seorang guru TK mengurusi begitu banyak anak yang masih belum bisa apa-apa, seorang diri. Menyuapi, mengantar mereka ke kamar mandi, membersihkan kotoran mereka ketika tak sengaja pipis atau BAB di kelas, membujuk ketika mereka ngambek, menemani mereka mengerjakan prakarya sampai lewat waktu istirahat, mengawasi siapa yang menjemput mereka pulang di sekolah dan memastikan mereka pulang dengan selamat ke rumah.

Begitu besar jasa dan pengorbanan mereka dalam hidup saya. Walau kadang profesi mereka dipandang biasa saja, tak ada yang istimewa. Walau mungkin besar imbalan yang diterima tidak sebanding dengan pengorbanan yang mereka berikan, mudah-mudahan pahala besar menanti bila apa yang mereka lakukan adalah ikhlas lillaahi Ta’ala.

Aku Rindu