Jul 2, 2015

Sama-Sama Menjaga Sayang

Semoga kita sama-sama dilindungi untuk merasa bahagia atau bahkan sedikit terlena hanya dari perlakuan cinta suami/istri kita, bukan perlakuan cinta jenis lainnya.

Selamat, sama-sama menjaga apa yang semestinya kita jaga. Meski tak bisa kupungkiri; dalam diamku, namamu tak luput aku semogakan–untuk yang ini kurasa kau belum perlu tahu.

Percayalah, ketika kita mengungkapkan terlalu dini (kita belum siap untuk serius) hanya akan menghadirkan semakin banyak keresahan. Kalau hanya satu dua bulan mungkin tidak masalah, tapi kalau dalam hitungan tahun, itu waktu yang teramat panjang. Apalagi yang enggak jelas ujungnya. Kita harus lebih paham akan kemampuan diri sendiri, jangan sembrono asal mengungkapkan tapi tidak ada tanggung jawabnya.

Percayalah, yang benar mencintaimu dengan kebenaran, tiada akan tega melihatmu terkatung-katung dalam sebuah ketidakpastian yang panjang.

Persiapkan saja diri dengan matang. Karena bila DIA merasa kita sudah cukup, tanpa perencanaan bertele-tele pun akhirnya kita dapat disatukan. Sekalipun kita mungkin mendapat jatah untuk berupaya lebih, upayakanlah hanya bila memang merasa diri sudah cukup siap.

Kita harus lebih banyak belajar mengenali diri, terutama mengenali sampai sebatas mana kemampuan kita bisa menjaga cinta tetap dalam koridor-Nya. Bila memang merasa diri belum sanggup, menghindar adalah pilihan paling patut.

Tak perlu takut tidak kebagian, karena sungguh DIA bukanlah pedagang asongan yang kapan saja dagangannya bisa habis diborong orang. DIA sungguh terlampau adil dari sekadar pikiran-pikiran kita yang kadang terlalu kerdil.

Yang mestinya sibuk kita pertanyakan bukan kapan datangnya, tapi kapan kita “benar” berupaya serius untuk menjadi cukup sesuai kriteria-Nya. Mari kita renungkan bersama. Sudahkah kita benar berupaya?

Aku Rindu