Apr 27, 2015

Bahagia Adalah Pilihan



Hidup adalah sebuah pilihan dalam langkah-langkah, dan setiap pilihan memiliki resiko memiliki konsekuensi, adalah hak yang hakiki bagi setiap orang untuk menentukan pilihan terhadap jalan hidupnya, setiap orang juga bisa memilih untuk tidak memilih, untuk abstain karena abstain pun juga suatu pilihan. 

Orang menjadi bahagia juga karena pilihan, seseorang menginginkan hidupnya bahagia, ia memilih untuk menjadi bahagia. Karena setiap rasa damai dan kesejukan yang diperoleh mustahil ada bila seseorang tidak mengundangnya masuk kedalam bathinnya. Sebuah kebahagiaan mewakili cakupan yang luas, ia adalah hasil dan pencapaian yang tertinggi dari proses pendalaman seseorang akan arti sebuah pengalaman hidup yang panjang.

Kebahagiaan sejati mencakup unsur kelegaan, kepuasaan bathin, ia mewakili semua rasa dari ungkapan syukur, inilah yang menjadi tujuan setiap orang. Tidak ada lagi keragu-raguan lagi disana, semua pintu ilmu, semua pintu pengetahuan telah di buka, seseorang telah mencapai sesuatu yang terdalam sekaligus yang terluas akan semua pencarian akan makna sepanjang hidupnya. 

Inilah puncak pencapaian, ketika semua pengetahuan dan yang diketahui telah menyatu, inilah puncak dimana semua hakekat pemahaman dan cara pandang pribadi telah melebur menjadi nilai-nilai ketenangan yang selaras dengan aroma kealamian hidup. 

Bahagia bukan berarti bahwa seseorang tidak memiliki masalah. Setiap orang pasti memiliki masalah. Namun adalah sebuah kacamata baru yang berbeda telah didapat, Pencerahan bathin yang terus berkelanjutan terus membimbing bathin seseorang dalam mengarungi arus hidupnya, sehingga membuat seseorang akan menjadi stabil dalam shanti-nya yang mendalam, dalam rasa damainya yang tidak pernah terputus. Inilah potensi terindah yang dapat dinikmati setiap orang.

Setiap persoalan yang datang dalam diri seorang yang telah mencapai ketenangan yang mendalam dapat berubah menjadi benih-benih bunga yang menunggu untuk disiram air setiap benih persoalan akan tumbuh menjadi bunga warna-warni yang menghiasi taman hati, mereka tidak lagi dipandang sebagai beban, tapi sebagai sebuah tantangan sebagai batu ujian untuk menguji rasa ketenangan seseorang, untuk menguji berapa dalam seseorang telah terserap dalam pusaran rasa kebahagiaannya. Inilah sebuah persepsi yang berbeda yang bisa didapat.

Bahagia yang hakiki terlahir karena pendalaman seseorang dari semua pengalaman, dari semua makna yang ia dapat dari rangkaian panjang perjalanan hidupnya, mungkin orang telah mencapai sukses secara materi, mungkin orang memiliki stamina yang baik dengan tubuh fisiknya namun belum tentu ia merasakan apa itu kebahagiaan.

Kebahagian adalah sebuah potensi terindah yang dapat diraih oleh setiap orang, namun untuk mencapainya, seseorang mesti mengundangnya untuk datang masuk untuk datang menghiasi hidupnya, menghiasi hari-harinya. Ketika seseorang memahami betul siapa dirinya yang sesungguhnya, seorang pribadi yang mampu melepaskan diri dari segala label identitas yang menutupi diri sejatinya. Ia akan semakin dekat dengan rasa bahagia, kebahagiaan yang sejati. Kebahagian yang diperoleh karena seseorang menyadari dirinya sendiri, kebahagiaan yang di peroleh karena seseorang kenal dengan dirinya sendiri.

Dalam kebijaksanaan kuno disebutkan, untuk kembali kepada inti diri yang sejati diperlukan pengetahuan sejati pula. Yang semuanya hanya akan diperoleh karena akumulasi karma baik. Untuk bersentuhan dengan kebenaran diperlukan banyak simpanan karma baik. Namun semua perjuangan yang baik akan memperoleh nilai yang sepadan.

Kembali menyangkut rasa bahagia, seseorang yang kebahagiaanya timbul bukan karena sesuatu, maka kebahagiannya akan abadi. Jika seseorang merasakan bahagia karena sesuatu hal maka ketika sesuatu itu telah menjauh ia akan berkurang rasa bahagianya, rasa bahagianya akan menghilang, memudar. Yang seperti ini bukanlah sebuah kebahagiaan sejati nan abadi. Sesuatu yang abadi dan sejati tidak akan pernah luntur. ia akan tetap eksis sepanjang waktu.

Hidup memang terus mengalami perubahan, usia tua, kebangkrutan kekayaan, kesehatan yang menurun memang semuanya akan selalu akrab datang saling beriringan untuk menyudutkan kesadaran setiap orang. Kematian akan memutus semua yang bersifat materi. Namun kebahagiaan sejati yang terkandung dalam jiwa yang telah mengalami pengetahuan akan abadi. Pengetahuannya akan butir-butir mutiara kesadaran semakin meluas dan mencapai seluruh alam semesta. Sebuah jiwa yang telah tenang, yang telah meraih kebahagiaan nan hakiki sewaktu masih hidup dan memiliki tubuh kehidupan, terus berkembang berekspansi, menyatu dengan alam semesta. Sebuah jiwa telah dibebaskan dan maut hanyalah menjadi sebuah media antar waktu. Karena dalam setetes jiwa yang telah mengalami ketenangan dan kedamaian nan hakiki, di situlah tahta sorga yang sesungguhnya berada.


Aku Rindu