Sep 12, 2015

Merahasiakan Keluhan

Sebenarnya tidak pernah ada alasan bagi kita untuk mengeluh. Entah sesulit apapun kondisi kehidupan saat itu, selelah apapun fisik dan hati kita, serumit apapun masalah kita. Tidak pernah ada alasan untuk mengeluh. Tidak ada.

Kita hanya perlu mengubah sudut pandang. Melihat segala sesuatunya dari kacamata yang berbeda sehingga pada akhirnya yang muncul adalah ungkapan syukur, bukan keluhan. Jika kondisi kita saat itu sangat sulit, lihatlah bahwa masih ada kemudahan –meski sekecil apapun– yang layak untuk disyukuri. Jika saat itu kita sangat lelah menjalani kehidupan, sadarilah bahwa setidaknya kita masih punya tempat untuk beristirahat. Jika kita pusing dengan banyaknya tugas-tugas kuliah, ingatlah bahwa ada jutaan anak lain yang belum tentu mendapat kesempatan untuk mengecap pendidikan.

Jadi inget nasehat dari sesepuh, “Kalau soal prestasi, usaha, kerja keras, lihatlah orang-orang yang diatas, yang lebih hebat. Tapi kalau soal kesehatan, rezeki, harta benda, lihatlah mereka yang dibawah kita. Biar kita jadi malu saat mau mengeluh karena selalu ada orang-orang yang ternyata kondisinya jauh lebih sulit dari kita.”
Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan sedekah (yang kita keluarkan) –H.R. Ath-Thabrani

Sebisa mungkin, tahanlah keluhanmu. Simpan saja di dalam hatimu. Biar orang lain tidak ada yang tahu. Toh, meskipun kita mengeluh sebanyak apapun, sesering apapun, keadaan tidak akan berubah hanya dengan mengeluh kan? Ada banyak hal yang bisa di keluhkan, sebenarnya.
Tapi kita bisa memilih untuk mengambil sikap.

Berusaha untuk tidak mengeluh dan justru memilih bersyukur. Sebab masih ada orang lain yang kondisinya jauh lebih sulit dari kita. Ada anak-anak yang harus memperjuangkan keselamatan mereka, memperjuangkan kehidupan mereka, harus bekerja agar esok hari ada makanan yang bisa dibeli. Sementara kita, yang punya makanan untuk malam ini, punya uang untuk membeli makanan esok hari, merasa aman dan nyaman di dalan rumah, masih sering melontarkan keluhan.

Apalagi yang masih kita keluhkan, adakah?

Aku Rindu