May 23, 2016

Iri Melihat Orang Lain Sukses

Rumput tetangga kadang tampak lebih hijau, itu adalah ungkapan yang sering kita dengar. Ungkapan tersebut menggambarkan bagaimana kita terkadang sering melihat pencapaian-pencapaian orang lain dan melupakan apa yang sebenarnya kita punya. Dalam bahasa sederhana, ungkapan tersebut bisa diartikan sebagai iri hati. Sifat iri hati sendiri sering kali datang ketika kita melihat orang lain memiliki sesuatu yang tidak kita miliki.

Kehidupan dan segala yang kita miliki saat ini pantas disyukuri. Bersyukur membuat hidup terasa lebih “ringan” dijalani sekalipun berbagai masalah dan kesulitan datang silih berganti. Namun, bersyukur jelas tak semudah dalam ucapan saja karena nyatanya prestasi dan pencapaian orang lain seringkali membuat kita menginginkan hal yang sama.

Sekilas, rasa iri atau cemburu memang terkesan negatif. Padahal, keinginan untuk bisa seperti teman atau rekan kerja yang lebih sukses sebenarnya sangat wajar atau boleh dibilang “normal”. Bedanya, ada orang yang membiarkan rasa iri berlarut-larut dan berubah jadi rasa benci, tapi ada pula yang justru bisa menggunakan rasa iri itu untuk memotivasi diri sendiri.

Kenapa perasaan iri dan cemburu itu bisa muncul? Alasannya, kamu mungkin hanya melihat dari satu sisi atau tidak menggunakan banyak sudut pandang saat melihat prestasi orang lain. Saat seorang rekan kerja dapat gelar pegawai berprestasi misalnya, kamu mempertanyakan kinerjanya. Karena menurut pengamatanmu, dia justru sering terlambat datang ke kantor, sedangkan kamulah yang hampir setiap hari datang lebih awal.

Dan yang aneh lagi nih, ada yang sewot banget ketika saya menghasilkan tulisan yang sudah saya tulis disini dari beberapa tahun yang lalu, sampai sekarang, Alhamdulillah yang respon positif banyak banget, malahan mereka dari orang-orang yang hebat, eh.., tapi ada juga nih orang yang selalu respon negatif kalau baca tulisan saya, bawaanya ngomel-ngomel mulu, apa lagi kalau saya pas nulis nyebutin nama artis, yaelah kenapa kamu jadi panas dingin? Kok jadi heboh sendiri gitu sih? Hellooo...., biasa aja keless, makanya jangan baca tulisan saya, ntar penyakitnya tambah loh, gimana nanti kalau kamu pas baca tulisanku terus jantungan, eh tiba-tiba kamunya mati gara-gara baca tulisan saya yang menurut kamu lebay, kampungan, pamer dan sok, hayoo siapa yang mau tanggung jawab, hahaha...

Nah itu dia, rasa iri sudah lebay munculnya rasa iri itu muncul lantaran kamu takut kelak tak bisa “semapan” mereka. Jangankan perkara punya rumah atau mobil pribadi, urusan mencari pekerjaan saja kamu masih kesulitan. Tak heran jika banyak orang menggunakan pameo “iri tanda tak mampu” yang memang sesuai dengan kondisi ini.

Inilah untungnya jika kamu bisa menjalani hidup dengan “mengalir” dan “apa adanya”. Selain bisa lebih rileks melakoni kehidupan sehari-hari, kamu pun akan terhindar dari perasaan iri yang bisa jadi memperparah kondisimu, karena kamu terlalu fokus pada kekurangan yang dimiliki orang lain.

Semua orang memiliki kehidupan mereka sendiri. Inilah yang paling penting, kita sering kali melihat kesuksesan orang lain ketika mereka sudah sukses. Padahal kita lupa bahwa setiap orang punya perjalanan panjang dalam meraih sukses. Mereka, orang yang kita anggap sukses juga mengalami pasang-surut dalam meraih kesuksesan.

Dari sini kita harus mengubah pandangan kita, jangan melihat seseorang dari apa yang telah kita capai namun lihatlah bagaimana proses yang mereka jalani. Dari sini kita akan memahami bahwa setiap orang punya jalan sendiri-sendiri dalam hidup, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.

Supaya hidup bisa dijalani dengan lebih banyak bersyukur dan kebahagiaan terpancar dari wajah kita, mari kita jadikan rasa iri dan cemburu agar lebih bermanfaat!

Aku Rindu