Jan 9, 2019

Hatimu Jauh Lebih Berhak Bahagia


Jangan terlalu memikirkan hati orang lain. Karena sebenarnya, hatimu jauh lebih penting untuk kamu pikirkan. Hatimu jauh lebih berhak bahagia.

Jangan pernah memikirkan perasaan orang lain tapi kamu sendiri mengabaikan perasaanmu yang sudah porak-poranda dihantam badai kekecewaan maupun terpaan ombak luka.

Jangan pernah berusaha membahagiakan orang lain jika hatimu sendiri belum bahagia.

Bukan aku tak mengijinkanmu membahagiakan orang lain. Tapi, bagaimana orang lain bisa bahagia, jika kamu saja tak pandai membuat dirimu bahagia?

Jangan pernah terus menerus membubuhkan luka pada hatimu dengan terlalu berharap pada dia yang tak menaruh harap padamu.

Apa kamu tak kasihan dengan hatimu yang sudah hancur berserakan itu? Dia bisa bahagia tanpamu, mengapa kamu tidak?

Mengapa kamu tak mencoba membuka hati untuk orang baru?

Mengapa kamu tak mengijinkan orang lain membahagiakanmu? Bahagiamu bukan hanya pada dia semata

Aku peringatkan sekali lagi, kamu berhak bahagia dengan ataupun tanpanya.

Bila dia memang ingin kamu bahagia, tak seharusnya dia pergi meninggalkanmu dan mencari bahagia baru.

Bila dia memang ingin kamu untuk hatinya, dia tak akan pernah meninggalkanmu walau badai masalah datang menghampiri. Bukankah cinta mampu mengatasi masalah yang hadir?

Bila dia memang menginginkanmu dia tak akan repot-repot berkata dia tak baik untukmu. Toh, nyatanya cinta tak mengukur kadar baik buruk maupun pantas tidak pantasnya seseorang.

Bila dia memang masih menyayangimu, dia tak akan semudah itu menjalin hubungan baru dan bersenang-senang di belakangmu. Dia diam-diam melakukan itu bukan untuk menjaga perasaanmu. Dia berbuat demikian hanya untuk mengantisipasi kalau-kalau dia bosan, dia bisa kembali padamu

Bilang masih sayang memang mudah. Bilang rindu pun gampang. Tapi ketika ucapan tak sejalan dengan perbuatan yang dia lakukan, masihkah kamu mempercayainya?

Ayolah, jangan pernah menjadi bodoh karena terlalu mencintai seseorang. Perasaanmu pantas untuk diperjuangkan. Perasaan mu pun berhak untuk dibahagiakan.

Aku bukan sedang mengguruimu. Aku bukan sedang menyalahkan perasaanmu. Aku juga tahu mengenai perasaan memang tak ada yang bisa mengingkarinya. Aku juga bukan sedang memarahamimu. Aku hanya ingin membuatmu tersadar, sedikit saja, lihatlah melalui kacamatamu yang tak pernah kau bersihkan itu. Bersihkan kacamata itu, agar kamu mampu melihat bahwa Tuhan sudah memberikanmu isyarat, bahwa Tuhan sudah memberikanmu banyak petunjuk. Sadarlah! Yang kamu perlukan hanya sadar akan segala yang berada di sekitarmu. Sadar akan kehadiran orang-orang yang mencoba memberimu bahagia. Sadar akan mereka yang begitu rindu akan senyummu.

Aku hanya ingin membuatmu mengerti akan satu hal …

Hei, aku beritahu padamu sekali lagi. Kamu itu berhak bahagia! Dan bahagiamu itu penting. Bahagiakan dulu dirimu jika kamu ingin merasakan bahagia dari orang lain atau bahkan memberikan bahagia untuk orang lain.
Terlampau banyak yang menantikan senyuman dan kebahagiaanmu kembali

Aku Rindu