Feb 23, 2015

Menangis: Pertanda Lemah atau Masih Punya Rasa?

Menangis. Aktivitas ini kayanya “cewek” banget, ya. Identik dengan pribadi yang “lemah”. Apa iya? Ternyata, menangis itu adalah sebuah keperluan buat kita. Kita butuh menangis. Lho, kok? 

Seorang ulama pernah berkata, “Tidaklah air mata menjadi kering, melainkan karena hati yang mengeras dan tidaklah hati menjadi keras melainkan karena dosa yang terus bertambah.”

Ali, menantu Rasulullah itu, suatu hari pernah mengeluarkan kalimat indah tentang menangis. "Maka ingatlah, jika kalian mendapatinya (rahmat tangisan itu), manfaatkanlah untuk berdoa." Menangis itu ternyata rahmat. Dan jika kita kedapatan dalam kondisi membersamainya, berdoa adalah sebaik-baik aktivitas.

"Adalah sebuah kesalahan," kata seorang ulama, "kalau kamu ditimpa kecemasan dan kesedihan, lalu kamu berusaha menutupinya sekuat tenaga agar orang lain tidak melihat air matamu dan menyebutmu sebagai seseorang yang cengeng. Bukankah Nabi Allah, Muhammad Saw. telah mengucur air matanya di banyak waktu dan kesempatan sedang beliau adalah sebaik-baik manusia dan kamu justru ingin membuat jiwa jadi keras?”

Menangis itu, bukanlah ekspresi kelemahan. Itu adalah tanda bahwa kita masih merasa. Nah, sekarang kita bahas fakta medis seputar menangis, ya. ;)

Adalah seorang William Frey, seorang ahli biokimia menyampaikan fakta menarik tentang air mata. Apakah itu? Temuannya, air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun. Keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya dari mata.

Pembahasan tentang menangis hari ini akan ditutup dengan sebuah ayat nan indah, tentang menangis tentunya. “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. At Taubah:82). 

Menangislah. Kamu diperbolehkan menangis, bukan karna kamu cengeng, tapi karna kamu sudah terlalu lama kuat.” 



Aku Rindu