Sep 29, 2015

Optimisme Adalah Sombong yang Beradab, Tetapi Tetap Harus Tawadhu

Suatu waktu Anda akan merenungkan dan berfikir keras tentang bagaimana cara membedakan mana itu sombong dan mana itu percaya diri (optimisme).  Dua sifat yang saling berbeda ini memang sulit dibedakan, apalagi kalau kita berargumen dengan subyektivitas masing-masing. Setiap orang akan dituntut untuk bersikap optimis agar ada perubahan positif dalam kehidupannya. Didalam Al-Qur'an juga dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum / golongan / manusia sehingga mereka sendiri yang berusaha merubah (memperbaiki) diri mereka sendiri. Maka dari itu kadar optimisme haruslah pas sehingga tidak berlebihan.

Optimisme berlebihan mengakibatkan kesombongan. Namun pesimisme akan menyebabkan seseorang menjadi malas dan sulit untuk menjadi maju.

Jadilah orang yang selalu optimis namun jangan berlebihan. jadilah orang yang selalu rendah hati (tawadhu'). Optimisme yang berlebihan berakibat tumpulnya otak. otak akan menjadi "sepaneng", urat leher menjadi kaku sehingga akan berakibat stroke dan kelumpuhan. Manusia memang diberikan Allah peluang untuk berfikir, maju dan memperbaiki diri. Namun bukan berarti tanpa batas. Optimisme berlebihan akan jauh dari nilai-nilai Islami, yaitu sifat Tawadhu'.

Sifat manusia memang selalu ingin menguasai dan menguasai. Maka sifat manusia haruslah seimbang antara optimisme dan kesombongan. Setiap sendi kehidupan, utamanya kaitannya dengan mencari nafkah atau pekerjaan maka sifat yang harus dikedepankan adalah optimisme yang berketawadhu'an.

Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati,  tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya.  Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.  Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.

Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita.

Jadi, semakin tua umur kita maka lebih baik kita mengedepankan sifat tawadhu' dan mengesampingkan sfat optimis. Semakin kita optimis maka akan semakin berkurang sifat tawadhu' kita. Orang yang berfikir optimis akan menuju kepada ketamakan dan kerakusan duniawi. Adapun orang yang tawadhu' akan senantiasa mensyukuri nikmat Allah sehingga Allah akan menambah nikmatNya yang diberikan kepada orang tawadhu'.

Aku Rindu