Apr 21, 2015

Untukmu, Wanita Indonesia



Tanggal 21 April selalu menjadi hari ‘spesial’ bagi kaum perempuan. Setiap tanggal ini para perempuan merayakan Hari Kartini yang diagung-agungkan sebagai pahlawan pembela perempuan dari ketidakadilan. Karyanya yang berjudul “habis gelap terbitlah terang” banyak memberikan inspirasi bagi para perempuan.


Selamat hari kartini seluruh wanita Indonesia, semoga hari ini bukan hanya simbolik belaka, namun lebih dalam sebagai penyemangat bahwa emansipasi itu memberikan hak yang setara dalam urusan gender, dan tidak meninggalkan kewajiban. Amin.


Saya selalu percaya bahwa pembentuk karakter bangsa adalah wanita-wanita yang kelak akan menimang-nimang anaknya yang akan menjadi penerus tonggak sejarah bangsa ini. Sebagai wanita Indonesia, janganlah berhenti berkembang, karena ditanganmulah dunia ini berproses.


Wahai perempuan di seluruh Indonesia,
menjadilah kau perempuan yang cerdas, karena dari rahimmu akan lahir generasi penerus bangsa yang akan membawa perubahan bangsa kita menjadi lebih baik..
menjadilah kau perempuan terdidik dan tetap mengetahui kodratmu sebagai perempuan, yang bertanggungjawab atas mengepulnya asap dapur di rumah, yang bertanggungjawab atas akal dan moral generasi penerus bangsa kita kelak..
menjadilah kau perempuan yang mengerti hakikat emansipasi wanita yang digelorakan oleh ibu kita, Kartini.. 


Terlepas dari berbagai kontroversi yang muncul, kepahlawanan Kartini sebagai perempuan yang gagah berani membela nasib kaum perempuan patut diacungi jempol. Sejak kita kecil setiap hari Kartini selalu diperingati dengan perayaan arak-arakan pakaian kebaya.


Saya merasakan salah satu hal positif dari emansipasi perempuan yang katanya diperjuangkan oleh Kartini tersebut. Perempuan zaman sekarang sudah dengan bebas dan leluasa bisa mengakses pendidikan setinggi-tingginya. Saya salah satu dari sekian banyak perempuan yang diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi.


Mengutip perkataan Dian Sastrowardoyo:


“Perempuan wajib berpendidikan tinggi, karena ia akan menjadi seorang ibu. Ibu yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas pula”


Hubungan antara perempuan dan pendidikan sejatinya tak semulus yang dibayangkan. Masih banyak pihak yang menyangsikan perempuan yang berpendidikan tinggi namun akhirnya berkutat di dapur sebagai ibu rumah tangga saja. Padahal seorang perempuan kelak akan menjadi sekolah pertama anak-anaknya, generasi yang unggul tentu saja dikeluarkan dari sebuah wadah yang tak kalah unggul juga. Biasanya pola pikir seperti itu masih banyak terdapat di desa yang memang para penduduknya mengalami kendala dalam mengakses pendidikan yang tinggi. kesetaraan mencari ilmu setinggi-tingginya. Jangan sampai kesenangan dan nikmat yang telah kita peroleh tersebut malah membuat kita terlena dan kufur nikmat.


Sebagai seorang perempuan sayapun sangat setuju dengan perkataan Dian Satro tersebut. Bahkan kalian semua juga harus memiliki impian nantinya setelah menikah akan menjadi ibu rumah tangga yang fokus pada keluarga. Masalah pekerjaan sampingan itu urusan belakang, yang penting fokus pada penyiapan generasi unggul yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet perjuangan bangsa ini. Siapa juga yang tak ingin bila para pahlawan dan penggerak perubahan tersebut lahir dari rahim-rahim kita? Tentunya hampir setiap perempuan menginginkan hal tersebut, melahirkan generasi emas untuk masa depan yang lebih baik.


Di hari Kartini ini, mari kita sebagai perempuan berbenah diri. Sudah siapkah kita menjadi wadah lahirnya generasi unggulan tersebut?
Tak lupa kita juga wajib bersyukur kepadaNya yang telah memberikan karunia luar biasa ini sehingga kita bisa merasakan suatu kemerdekaan dalam hal.


Teruslah menyala dalam kegelapan wanita Indonesia. Tuntunlah anak-anakmu kelak menjadi orang-orang yang berguna, untuk segala hal. Tetap semangat meneruskan tonggak perjuangan R.A. Kartini sebagai pelita di tengah kegelapan. 


SELAMAT HARI KARTINI, UNTUK SELURUH PEREMPUAN DI INDONESIA...




Aku Rindu